BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dengan
adanya sistem ekonomi terbuka, perekonomian tidak hanya berada di dalam lingkup
nasional saja. Perekonomian kini merambah pada perekonomian empat sektor yang
melibatkan luar negeri dalam suatu negara yang bergerak menuju kesalingtergantungan
ekonomi antarbangsa. Hubungan aktivitas ekonomi suatu negara dengan negara lain ini
akan membentuk sistem ekonomi yang lebih besar, yaitu sistem ekonomi
internasional.
Berlakunya sistem ekonomi internasional dalam setiap negara,
suatu negara tentu ingin memiliki keuangan yang tinggi di tengah semakin
ketatnya persaingan di dalam dunia bisnis dan perdagangan tingkat
internasional. Hal ini terjadi karena dengan adanya persaingan bisnis dan
perdagangan tingkat internasional dapat mengakibatkan
persaingan antara penduduk negara satu dengan negara lain untuk menciptakan
kelancaran aliran dana masuk dari negara lain agar lebih tinggi jika
dibandingkan dengan aliran dana keluar dari negaranya.
Untuk meningkatkan keuangan yang tinggi, pemerintah pasti
membutuhkan informasi-informasi yang dapat menunjang hal itu.
Informasi-informasi tersebut seperti tentang posisi keuangan negara tersebut
sampai kegiatan-kegiatan ekonomi yang menghubungkan antarnegara. Oleh karena
sangat diperlukan informasi-informasi tersebut, maka pemerintah di suatu negara
membuat suatu ikhtisar yang memuat banyak informasi keuangan yang disebut
dengan Neraca Pembayaran.
Neraca pembayaran
dapat dijadikan ukuran untuk mengukur seberapa besar arus dana internasional
yang masuk dan keluar ke dan dari suatu negara. Hal tersebut
menjadikan semakin pentingnya neraca pembayaran bagi suatu negara, dimana dana
yang masuk dan keluar dapat dihitung dengan seimbang karena sifatnya yang sebagai
monitor keuangan atau kinerja keuangan yang dapat menggamarkan transaksi
ekonomi penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain pada periode
tertentu.
Makalah ini akan
membahas tentang perdagangan internasional dan neraca pembayaran sebagai
instrumen sistem perekonomian internasional dan kondisinya di Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari perdagangan
internasional dan neraca pembayaran?
b. Apa saja faktor-faktor pendorong
perdagangan internasional?
c. Apa saja komponen-komponen neraca
pembayaran?
d. Transaksi apa saja yang ada di dalam neraca
pembayaran?
e. Bagaimana tahapan dalam neraca pembayaran?
f. Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam
menganalisis neraca pembayaran?
g. Bagaimana manfaat perdagangan internasional dan neraca pembayaran?
h. Bagaimana kondisi neraca pembayaran
Indonesia pada tiwulan pertama tahun 2014?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah:
a.
Pembaca dapat mengetahui
perngertian perdagangan internasional dan neraca pembayaran.
b.
Pembaca dapat mengetahui
faktor-faktor pendorong perdagangan internasional.
c.
Pembaca dapat mengetahui
komponen-komponen yang ada di dalam neraca pembayaran.
d.
Pembaca dapat mengetahui
transaksi apa saja yang ada di dalam neraca pembayangyaran.
e.
Pembaca dapat mengetahui
bagaimana tahapan dalam neraca pembayaran.
f.
Pembaca dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi dalam menganalisis neraca pembayaran.
g.
Pembaca dapat mengetahui
manfaat perdagangan internasional dan neraca pembayaran.
h.
Pembaca dapat mengetahui
bagaimana kondisi neraca pembayaran Indonesia pada triwulan pertama tahun 2014.
1.4. Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat yang dapat diambil dalam penulisan ini sebagai berikut:
a.
Manfaat Teoritis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi seputar
perdagangan dan neraca pembayaran serta bagaimana kondisinya di Indonesia.
b.
Manfaat Praktis
Wawasan yang ada di dalam
makalah ini dapat diterapkan dalam kehidupan nyata serta dapat digunakan untuk
membandingkan teori tentang neraca pembayaran yang didapatkan di kampus dengan
kondisi real neraca pembayaran di Indonesia seraca garis besar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perdagangan Internasional dan
Neraca Pembayaran
Perdagangan
internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara di
pasar dunia. Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang mampu memenuhi semua
kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang/jasa dari negara lain. Begitu pula,
suatu negara yang memiliki surplus dapat mengekspor produknya ke luar negeri.
Dalam sistem perdagangan internasional, biasanya suatu negara yang melakukan
impor barang ke luar negeri tidak terorientasi kepada laba atau keuntungan,
akan tetapi pemenuhan kebutuhan akan barang terhadap masyarakat negara
tersebut.
Contoh dari
perdagangan internasional misalnya Jepang, sebagai negara yang ekonominya kuat
dan maju, masih mengimpor gas alam cair (liquid natural gas) dari
Indonesia. Sedang Indonesia mengimpor barang-barang modal dari Amerika untuk
keperluan pembangunan industri.
Neraca pembayaran atau yang sering disebut balance of payment (BOP) merupakan suatu ikhtisar yang meringkas
transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun) termasuk apa yang ada di dalam transaksi perdagangan
internasional suatu negara. Sedangkan menurut IMF (1993), Neraca pembayaran adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis
tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa,
transfer keuangan dan moneter antara penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain untuk suatu periode waktu tertentu.
Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan
jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran
terbagi; neraca transaksi berjalan; neraca lalu lintas modal dan finansial; dan
item-item finansial. Akan tetapi, yang termasuk dalam neraca pembayaran
internasional hanyalah transaksi ekonomi internasional saja, sedangkan
transaksi bantuan militer tidak termasuk di dalamnya.
Kebijaksanaan neraca pembayaran merupakan bagian integral dari kebijaksanaan
pembangunan dan mempunyai peranan penting dalam pemantapan stabilitas di bidang
ekonomi. Di samping itu, juga
diusahakan tercapainya perubahan fundamental dalam struktur produksi dan
perdagangan luar negeri sehingga dapat meningkatkan ketahanan ekonomi
Indonesia terhadap tantangan-tantangan di dalam negeri dan
keguncangan-keguncangan ekonomi dunia, seperti yang digariskan dalam
Garis-garis Besar Haluan Negara.
Di bidang perdagangan, kebijaksanaan neraca pembayaran
ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri dalam negeri,
menunjang pengembangan ekspor nonmigas, memelihara kestabilan harga dan
penyediaan barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri serta menunjang iklim
usaha yang makin menarik bagi penanaman modal. Kebijaksanaan di bidang pinjaman
luar negeri melengkapi kebutuhan pembiayaan pembangunan di dalam negeri dan
diarahkan untuk menjaga kestabilan perkembangan neraca pembayaran secara
keseluruhan. Kebijaksanaan kurs devisa diarahkan untuk mendorong ekspor
nonmigas dan mendukung kebijaksanaan moneter dalam negeri.
2.2. Faktor-Faktor Pendorong Adanya Perdagangan
Internasional
Setiap negara di penjuru dunia sudah tentu melakuakan
ekspor-impor barang ke dan dari negara lain sebagai bagian dari transaksi perdagangan
internasional dalam negara tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendorong adanya
perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
a.
Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi
faktor-faktor produksi yang dimiliki suatu negara. Dengan kata lain, melalui
perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat
dihasilkannya di dalam negeri.
b.
Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang
dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau
biaya produksi rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang
diproduksi semakin besar.
c.
Perbedaan Selera
Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun
setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda.
2.3. Komponen-Komponen Neraca Pembayaran
Necara pembayaran
terdiri dari beberapa komponen, yaitu neraca barang (neraca perdagangan) dan
neraca jasa. Keduanya disebut neraca transaksi berjalan (current account)
dan neraca modal.
a.
Neraca barang (Neraca Perdagangan)
Neraca barang disebut
juga neraca transaksi berjalan (current account). Ekspor barang
merupakan transaksi kredit karena transaksi itu menimbulkan hak untuk menerima
pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran uang atau dana masuk ke dalam
negeri). Impor barang merupakan transaksi debet karena menimbulkan kewajiban
untuk melakukan pembayaran kepada negara lain (menyebabkan aliran dana atau
uang ke luar negeri).
b.
Neraca Jasa
Neraca jasa meliputi
transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa meliputi penjualan jasa angkutan,
turisme/pariwisata, asuransi, pendapatan investasi dan modal di luar negeri.
Ekspor jasa termasuk transaksi kredit. Impor jasa meliputi pembelian jasa dari
penduduk negara lain, termasuk pembayaran bunga, dividen atau keuntungan modal
yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.
2.4. Transaksi
dalam Neraca Pembayaran
Transaksi ekonomi dalam neraca pembayaran terbagi menjai dua,
yakni transaksi debit dan transaksi kredit. Berikut pemaparannya:
a.
Transaksi debit, yaitu
transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang dari dalam negeri ke luar
negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif, yaitu transaksi yang
menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa, atau dengan kata lain transaksi tersebut mengakibatkan
timbul dan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca
pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain.
Transaksi debit yang tercatat dalam neraca pembayaran di antaranya: impor
barang dan jasa, pembayaran atau hasil investasi, berkurangnya hutang, dan bertambahnya
aset-aset keuangan.
b.
Transaksi kredit adalah
transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang dari luar negeri ke dalam
negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif, yaitu transaksi yang
menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara, atau dengan kata lain transaksi tersebut mengakibatkan
timbul dan bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca
pembayaran internasional tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain.
Transaksi kredit yang tercatat dalam neraca pembayaran di antaranya: ekspor
barang dan jasa, penerimaan dari hasil investasi, bertambahnya hutang negara
atau swasta, dan berkurangnya aset-aset keuangan.
Selain itu, transaksi ekonomi dalam neraca pembayaran juga
dibedakan menjadi: transaksi berjalan (current
account) dan transaksi modal (capital account). Transaksi berjalan
adalah transaksi yang meliputi barang-barang dan jasa, dimana dalam transaksi
ini terjadi transaksi antar negara yang perubahan nilainya setiap saat atau
setiap hari. Transaksi Modal (capital account) yaitu transaksi yang menyangkut
investasi modal dan emas.
Adapun istilah yang sering dipakai dalam transaksi di neraca
pembayaran, yakni surplus dan defisit neraca pembayaran. Neraca perdagangan dikatakan surplus bila nilai ekspor barang
lebih besar dari pada impornya. Kebijakan neraca pembayaran ditujukan untuk
lebih meningkatkan penerimaan devisa (uang) dari ekspor guna memenuhi kebutuhan
konsumsi dalam negeri. Kebijakan tersebut ditujukan pula untuk menghemat devisa
melalui substitusi impor dan memanfaatkan sumber-sumber dana dari luar negeri,
baik berupa pinjaman maupun penanaman modal asing, serta menunjang perluasan
kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan. Begitu sebaliknya, suatu negara
dikatakan defisit apabila nilai impor lebih banyak dibandingkan nilai
ekspornya.
Indonesia dikatakan
sebagai negara yang sering mengalami defisit neraca pembayaranan. Kenyataan
yang ada, jumlah impor barang lebih banyak dibandingkan dengan ekspornya.
Dengan kata lain, ekspor netto memiliki nilai negatif. Faktor terbesar adanya
defisit di Indonesia disebabkan masyarakat Indonesia yang konsumtif. Fakta
membuktikan bahwa meningkatnya PDB di Indonesia yang didorong oleh sektor
konsumsi (C) sekitar 60% jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Selain itu,
masyarakata Indonesia yang cenderung menyukai poduk luar negeri dari pada
produk dalam negeri.
2.5. Tahapan dalam Neraca Pembayaran
Setiap negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca
pembayarannya, dari negara debitur muda hingga negara kreditur madya.
a.
Negara
debitur muda dimana pada tahapan ini suatu
negara lebih banyak mengimpor daripada mengekspor selisih di antara keduanya
ditutup melalui pinjaman luar negeri sehingga memungkinkan negara tersebut
menumpuk modal.
b.
Negara
debitur madya dimana pada tahapan ini neraca
perdagangan suatu negara telah surplus, tetapi pertumbuhan dividen dan bunga
yang harus dibayarkan untuk pinjaman luar negeri menjadikan saldo neraca
modalnya kurang seimbang.
c.
Negara
kreditur muda dimana pada tahapan ini suatu negara
mengembangkan ekspornya secara luar biasa, bahkan negara meminjamkan uang
kepada negara-negara lain.
d.
Negara
kreditur madya dimana pada tahapan ini
pendapatan modal dan investasi luar negeri memberikan surplus cukup besar
terhadap pos tak tampak yang kemudian diseimbangkan dengan defisit neraca
perdagangan.
2.6. Masalah dalam Analisis Neraca Pembayaran
a.
Seringkali mengabaikan
antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga
ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi
saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain. Contoh: investasi di luar
negeri dianggap menambah defisit neraca pembayaran, karena menyebabkan
terjadinya aliran modal keluar. Akan tetapi jika ditinjau lebih lanjut,
investasi ini nantinya akan menunjang kegiatan ekspor bahan mentah atau
lainnya. Demikian juga pemberian bantuan dari negara lain akan menambah defisit
neraca pembayaran, padahal kebanyakan bantuan (terutama dari negara maju)
berupa bantuan dalam bentuk uang yang
dibelanjakan di dalam negeri ataupun bantuan terikat yang artinya bantuan
tersebut digunakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan oleh negara
pemberi bantuan.
b.
Surplus dalam transaksi
yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya defisit dianggap jelek.
Anggapan semacam ini tidak selalu benar. Defisit ataupun surplus di dalam
transaksi yang sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama defisit atau
surplus tersebut diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam jumlah
yang sama.
3.7. Manfaat Perdagangan Internasional dan Neraca
Pembayaran
Adapun manfaat perdagangan internasional antara lain:
a.
Efisiensi penggunaan sumberdaya
b.
Perluasan konsumsi dan produksi
c.
Peningkatan produktifitas
d.
Sumber penerimaan negara
Sementara
itu, manfaat neraca pembayaran antara lain:
a.
Membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk dalam negari dan penduduk luar negeri.
b.
Mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional
suatu negara.
c.
Mengetahui mitra usaha suatu negara dalam hubungan ekonomi
internasional
d.
Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
e.
Indikator yang akan dipertimbangkan oleh negara donor untuk
memberikan bantuan keuangan.
f.
Indikator fundamental
ekonomi selain tingkat inflasi, pertumbuhan GNP dan sebagainya.
g.
Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam; mengambil langkah-langkah dibidang ekonomi; mengambil
kebijakan dibidang moneter dan fiskal; mengetahui pengaruh hubungan ekonomi
internasional terhadap pendapatan nasional; mengambil kebijakan dibidang
politik internasional.
3.8. Studi Kasus: Kondisi
Neraca Pembayaran pada Triwulan Pertama Tahun 2014
Pada triwulan pertama tahun 2014, kinerja transaksi Indonesia
semakin membaik.. Defisit transaksi berjalan turun dari US$ 4,3 miliar pada
triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 4,2 miliar pada triwulan I tahun 2014.
Sumber dari perbaikan ini adalah perbaikan penurunan impor barang dan
berkurangnya defisit neraca jasa dan neraca pendapatan. Meskipun impor nonmigas
mengalami penurunan, surplus neraca perdagangan nonmigas triwulan I tahun 2014
tercatat lebih rendah daripada surplus neraca perdangan nonmigas triwulan IV
tahun 2013. Hal ini dipengaruhi penurunan kinerja ekspor nonmigas triwulan I
tahun 2014 yang tercermin dari pertumbuhan negatif ekspor ke Negara mitra utama
seperti Cina, Jepang, India, Malaysia, Korea Selatan, dan Thailand, penurunan
harga komoditas global, serta pengaruh pelarangan ekspor komoditas mineral
mentah.
Penurunan ekspor ke
Cina terutama karena turunnya ekspor batubara dan karet alam olahan, dengan
total pangsa 38,8% dari keseluruhan ekspor ke Negara tersebut. Penurunan ekspor
ke Jepang dipengaruhi turunnya ekspor batubara dan logam tidak mulia yang
merupakan 30,2% total pangsa dari keseluruhan ekspor ke negara tersebut.
Berkurangnya ekspor minyak nabati yang merupakan 32,2% pangsa pasar di India
menjadi penyebab utama penurunan ekspor ke Negara tersebut. Ekspor ke Malaysia
ditekan oleh berkurangnya ekspor batubara dan barang dari logam tidak mulia.
Penurunan ekspor ke Korea Selatan disebabkan turunnya ekspor barutabara dan
barang dari logam tidak mulia yang merupakan 42,2% total pangsa dari total
ekspor ke Negara tersebut. Sedangkan ekspor ke Thailand yang juga ikut menurun
dipengaruhi turunnya ekspor mesin dan mekanik dengan pangsa 10,7% dari total
ekspor ke Negara tersebut.
Meskipun demikian, defisit
neraca perdagangan migas juga meningkat, hal ini disebabkan seiring turunnya
produksi minyak dan pola konsumsi BBM yang lebih rendah di awal tahun.
Sementara itu berkurangnya pengeluaran jasa transportasi, terutama dipengaruhi
oleh berkurangnya pembayaran jasa freight
seiring dengan berkurangnya impor dan pengeluaran jasa travel yang
mengikuti turunnya jumlah penduduk Indonesia keluar negeri setelah akhir musim
haji dan liburan menyebabkan neraca jasa mengalami penurunan defisit. Dalam
satu periode yang sama neraca pendapatan mengalami penyusutan defisit sebagai
akibat dari berkurangnya pembayaran bunga utang luar negeri sesuai jadwalnya.
Membaiknya kondisi fundamental ekonomi juga mendorong minat investor asing
untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga transaksi modal dan finansial
mengalami surplus sebesar US$ 7,8 miliar. Surplus transaksi modal dan finansial ini juga bersumber dari
aliran masuk investasi langsung asing yang masih kuat dan tercatat pada tingkat
yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya.
Adapun dampak lain akibat membaiknya neraca pembayaran di Indonesia pada
triwulan I tahun 2014 antara lain:
a.
Adanya kecukupan cadangan
devisa dalam memenuhi kewajiban luar negeri dalam jangka pendek. Ditunjukan
oleh membaiknya perbandingan posisi utang luar negeri berjangka pendek yang
lebih rendah dibandingkan triwulan IV tahun 2013.
b.
Adanya prinsip yang
mengatakan bahwa penurunan defisit merupakan indikasi awal kemungkinan
terjadinya apresiasi nilai mata uang, penurunan defisit ini juga berdampak pada
tren penguatan nilai mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika
Serikat.
c.
Jika memang apresiasi nilai mata uang
rupiah itu terjadi, maka akan menghemat anggaran pendapatan belanja pemerintah,
menurunkan inflasi yang berasal dari luar negeri atau imported inflation, serta keuntungan para importir dalam negeri
karena murahnya harga dari luar negeri.
Namun,
ada kalanya penguatan nilai mata uang inilah yang nantinya akan mempengaruhi
kegiatan ekspor dan impor. Impor akan mengalami kenaikan karena harga
barang-barang impor menjadi lebih murah, namun sebaliknya ekspor akan menurun
karena harga barang-barang lokal yang diekspor keluar negeri akan menjadi lebih
mahal. Apalagi bila mendapat persaingan dari negara lain yang harga barangnya
lebih murah. Bila ekspor terus menurun dan impor terus naik, maka pendapatan
nasional akan menurun dan neraca pembayaran akan mengalami defisit.
Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia, agar
perbaikan kinerja neraca pembayaran saat ini tidak menjadi petaka di kemudian
hari. Bila penguatan nilai mata uang membuat para importir terlena sehingga
melakukan impor yang berlebihan padahal tidak diimbangi dengan ekspor, hal ini
akan berakibat menurunnya pendapatan nasional dan defisit neraca pembayaran
akan semakin parah.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat penulis
simpulkan bahwa perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa
antara dua atau lebih negara di pasar dunia. Sedangkan, neraca pembayaran
adalah suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu. Jadi,
perdagangan internasional merupakan bagian yang tercatat di dalam neraca
pembayaran.
Neraca pembayaran digunakan oleh
pemerintah untuk melihat kondisi perekonomian di Indonesia terutama
eksistensi-nya dalam sistem perekonomian internasional serta dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk hal-hal terkait praktek
hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu
dalam pengambilan keputusan bidang moneter, fisikal, perdagangan dan pembayaran
internasional, terutama dalam kegiatan ekspor-impor.
3.2. Kritik dan Saran
Upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki
catatan dalam neraca pembayaran adalah terkait dengan ekspor-impor, yakni dengan
membatasi impor dan memperbaiki produk lokal yang diekspor agar tetap dapat
bersaing di perdagangan internasional maupun harganya menjadi lebih mahal. Selain itu, masyarakat perlu memperbaiki mindset-nya tentang mutu produk luar
negeri yang lebih unggul dibandingkan dengan produk dalam negeri agar impor
terkurangi demi tercapainya keseimbangan neraca pembayaran mengingat masalah
neraca pembayaran di Indonesia sering tidak seimbang akibat defisit dari nilai
impor yang terlalu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Faisal. 2002. Perekonomian
Indonesia: Tantangan dan Harapan bagi Kebangkitan Indonesia. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Dumairy. 1996. Perekonomian
Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga
Farida.2010. Neraca
Pembayaran dan Perdagangan Indonesia. http://tulisanpkfarida.blogspot.com/2010/10/neraca-pembayaran-perdagangan-indonesia.html. Diakses pada 29 April 2015 pukul 15.06 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar