MEREKA TAK
TAHU TENTANG KAMI
Nalarku tak habis pikir mengapa di
zaman canggih seperti ini masih saja ada keributan karena masalah pembagian
makanan. Masa aku tinggal di sini sudah hampir habis dan tak henti-hentinya
kutemukan mereka yang tersakiti karena ulah mereka sendiri. Hampir setiap hari
ada yang harus menjadi korban bahkan tak jarang mereka yang mati karena
perkelahian ini. Aku menjalankan tugas dari pemerintah untuk ikut memajukan
desa ini dengan mengajari mereka yang menjadi bibit-bibit bangsa. Meskipun aku
sudah ikhlas namun rasa takut dalam hati masih saja muncul, kalau-kalau aku
juga ikut terbunuh oleh sengketa antara desa yang aku tinggali dengan desa
tetangga sana. Hanya ada masalah sepele saja selalu mereka selesaikan dengan
perang fisik dan akhirnya hanya mempengkeruh keadaan saja. Alhasil penyelesaian
tak terampungkan. Kasihan anak-anak yang tak tahu apa-apa yang harus menerima
imbasnya. Ikut terluka sedangkan untuk meghindar atau melawan saja mereka tak
bisa. Seperti hari ini, yang hanya masalah aliran air menuju sawah saja mereka
tak segan mengadakan tawuran dengan menyerang desa yang aku tempati ini.