PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
BEASISWA BELAJAR BERPRESTASI DAN BISNIS (WAJAH SINIS) SEBAGAI UPAYA
MINIMALISASI REMAJA PUTUS SEKOLAH AKIBAT FAKTOR EKONOMI
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh :
DEFI SRI HARWATI 7101413194/2013
DENI SRI HARYATI 7101413193/2013
NURAFNI FAUZI 7101413122/2013
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN USULAN PKM-GT ......................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................. iii
RINGKASAN ................................................................................ iv
PENDAHULUAN .......................................................................... 1
Latar
Belakang ..................................................................... 1
Tujuan ................................................................................... 2
Manfaat
................................................................................. 2
GAGASAN..................................................................................... 2
Kondisi Kekinian ................................................................... 2
Solusi
yang Pernah Ditawarkan............................................. 3
Kehandalan
GagasanBeasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis 4
Pihak-Pihak
yang Terlibat dalam Wajah Sinis....................... 6
Langkah-Langkah Strategis ................................................... 7
KESIMPULAN .............................................................................. 9
Gagasan yang Diusulkan........................................................ 9
ImplementasiBeasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis.......... 9
Manfaat
dan Dampak Wajah Sinis......................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 10
LAMPIRAN I:Biodata
Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping.. 11
LAMPIRAN II: Susunan
Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas 16
LAMPIRAN III:Surat
Pernyataan Ketua Pelaksana....................... 17
RINGKASAN
Diperlukan sebuah pendidikan untuk
mendewasakan anak dan remaja mengingat mereka adalah suatu hal
yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dari dunia yang kita impikan. Tetapi
nyatanya pada tahun 2011 masih ada 2.3 juta anak usia 7 sampai 15 tahun tidak
mendapatkan pendidikan. Kebanyakan dari mereka putus sekolah sejak masa transisi
dari SD menuju SMP. Ada sekitar 42% anak di Provinsi Jabar, Jateng, dan Jatim
mengalami putus sekolah.
Pendidikan yang belum
merata menyebabkan rendahnya kualitas SDM di Indonesia. Jumlah pengangguran di
Indonesia pada bulan Agustus 2014 sebanyak 7.24 juta orang yang diprediksikan
akan terus meningkat mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melemah.
Jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 121,87 juta orang di tahun
2014 yang meningkat dari Agustus tahun 2013 sebesar 120.17 juta orang.
Kondisi ini tidak bisa didiamkan karena
jumlah angkatan kerja yang terus meningkat ditambah jumlah lapangan kerja yang
semakin menurun tak mungkin akan memenuhi semua jumlah angkatan kerja tersebut.
Untuk itu diperlukan solusi strategis yang mampu menjawab permasalahan
pengangguran termasuk meminimalisasi jumlah remaja putus sekolah. Kami
menawarkan sebuah solusi berupa beasiswa belajar berprestasi dan bisnis.
Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis) adalah beasiswa yang
diberikan kepada anak yang tidak mampu secara ekonomi namun memiliki kemampuan
prestasi akademik lebih dibandingkan peserta didik lain di sekolahnya untuk
dapat melanjutkan pendidikan dan merasakan secara langsung menjadi seorang
wirausaha. Dana pembentukan Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis (Wajah
Sinis) ini awalnya bisa berasal APBN atau donatur, namun tidak menutup
kemungkinan akan menjadi sebuah lembaga swasembada jika adanya pengelolaan yang
baik terhadap program ini.
Metode yang digunakan dalam penulisan
ini yaitu berasal dari data-data sekunder yang berasal dari
data-data dalam pustaka maupun tulisan yang sesuai dengan masalah kajian.
Kemudian kami analisis dengan menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu
menggambarkan, mengemukakan, atau menguraikan berbagai data atau teori yang telah
ada untuk kemudian diambil sebuah kesimpulan.
Wajah Sinis direkomendasikan kepada
siswa yang hampir putus sekolah atau terlanjur sudah putus sekolah namun
sebenarnya berpotensi untuk berprestasi. Dengan program ini mereka dijembatani
untuk tetap berprestasi dan belajar berwirausaha sejak dini.
Secara sosial tujuan dari Wajah Sinis
yaitu untuk membantu anak-anak dengan masalah ekonomi. Sedangkan secara politis
tujuan Wajah Sinis yaitu untuk membatu pemerintah meminimalisir kasus putus
sekolah dan meningkatkan angka kewirausahaan sekaligus mengurangi jumlah
pengangguran.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anak-anak dan remaja adalah suatu hal yang sangat penting bagi
kehidupan bangsa dari dunia yang kita impikan. Untuk itu diperlukan suatu
pendidikan sebagai proses untuk mendewasakan mereka seperti dalam UUD 1945
Pasal 31 Ayat 1 sampai 5 yang mengatur tentang hak untuk mendapat pendidikan
yang layak, kewajiban belajar ,Sistem Pendidikan Nasional ,dan peran pemerintah
dalam bidang pendidikan dan kebudayaan
Namun kenyataannya belum semua anak-anak
dan remaja mendapatkan pendidikan seperti seharusnya. Secara keseluruhan di
Indonesia angka masuk sekolah dasar sudah lumayan tinggi, namun sebuah kajian
tentang Anak Putus Sekolah yang dilakukan Kementerian Pendidikan, UNESCO, dan
UNICEF di tahun 2011 menunjukkan bahwa 2.3 juta anak usia 7 sampai 15 tahun
masih tidak sekolah, dimana mereka tidak bersekolah sejak masa transisi dari SD
sampai ke SMP. Laporan Tahun UNICEF Tahun 2012 menunjukkan ada 42% anak dari
tiga provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah yang
harus putus sekolah.
Setelah bicara masalah
pendidikan, Indonesia juga indentik dengan angka kewirausahaan yang masih
rendah dan angka pengangguran yang masih tinggi. Tahun 2013 jumlah
kewirausahaan di Indonesia berkisar 1,5 hingga 1,6%. Sedangkan suatu negara
minimalnya harus memiliki 2% angka kewirausahaan. Kemudian untuk jumlah
pengangguran yang ada di Indonesia sedikit mengalami peningkatan sepanjang
bulan Februari hingga bulan Agustus 2014. Jumlah pengangguran di Indonesia
bertambah 0.09 juta orang dari 7,15 juta orang meningkat menjadi 7,24 juta
orang. Jumlah pengangguran di Indonesia diprediksikan masih akan meningkat
karena melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat di 5.01%.
Kualitas pendidikan yang
kurang baik juga minimnya kesempatan untuk memperoleh pendidikan menyebabkan
rendah pula kualitas sumber daya manusianya sehingga kompetensi dalam bekerja
juga akan turut menurun. Hal ini juga diimbangi dengan angka kewirausahaan yang
masih rendah sehingga bisa menyebabkan semakin naiknya angka pengangguran.
Kenyataan tentang angka
remaja putus sekolah dan jumlah pengangguran yang masih terbilang tinggi juga
angka kewirausahaan yang masih minim membuat kita mengeluarkan sebuah ide
tentang suatu beasiswa untuk mereka, pelajar yang hampir putus sekolah dan
mereka yang sudah terlanjur putus sekolah untuk tetap belajar di sekolah sambil
berbisnis namun tetap bisa berprestasi.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas,
tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana sebuah ide beasiswa
belajar berprestasi dan bisnis dapat membantu pemerintah dalam usaha mengurangi
angka remaja putus sekolah sekaligus ikut meningkatkan angka kewirausahaan yang
ada di Indonesia.
Manfaat
Berdasarkan uraian
dalam latar belakang tersebut, manfaat dari penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1.
Bagi siswa atau remaja putus sekolah
atau hampir putus sekolah dapat tetap melanjutkan pendidikan mereka sambil
belajar berbisnis namun masih tetap memiliki nilai akademik yang tinggi.
2.
Bagi pemerintah, membantu mengurangi
remaja putus sekolah dan ikut membantu meningkatkan angka kewirausahaan yang
ada di Indonesia.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Angka Remaja Putus Sekolah di Indonesia
Meskipun Indonesia telah memiliki
perubahan besar 15 tahun terakhir di bidang sosial, politik, dan ekonomi juga
peningkatan di bidang pendidikan dasar universal dan kesetaraan gender namun
Laporan Tahunan UNICEF tahun 2012 mengungkapkan bahwa separuh dari penduduk Indonesia
tidak mempunyai lebih dari US$ 1,75 atau sekitar Rp. 22.400,00 per hari untuk
bisa membeli kebutuhan pokok mereka dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
menunjukkan kehidupan mereka masih dekat dengan garis kemiskinan dan akan
sangat rentan bagi mereka untuk kembali
ke dalam jurang kemiskinan. Kemiskinan anak di Indonesia lebih besar dari orang
dewasa yaitu sekitar 44.4 juta anak atau lebih dari 50% dari seluruh anak di
Indonesia. Jumlah anak terbesar yang menderita akibat kemiskinan terjadi di Jawa
Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang di dalamnya terdapat lebih separuh
penduduk di Indonesia. Ada sekitar 42% anak di tiga provinsi tersebut yang
harus putus sekolah dan data menunjukkan ada sekitar 2.3 juta anak usia 7-15
tahun di Indonesia yang tidak bersekolah.
Angka ini menunjukakan bahwa tidak
semua warga negara bisa memperoleh tranformasi di Indonesia dan salah satu yang
terkena dampaknya adalah anak-anak. Penyebab anak-anak dan remaja tidak bisa
melanjutkan pendidikannya salah satunya adalah faktor ekonomi. Penghasilan
orang tua yang rendah dan sangat terbatas untuk membiayai kehidupan mereka
sehari-hari menyebabkan terlupanya akan pentingnya pendidikan bagi setiap
bangsa. Hal ini tak lepas membuat orang tua memberikan tugas kepada anaknya untuk
turut membantu orang tua mencari penghasilan dan mengharuskan mereka tidak
melanjutkan pendidikan atau putus sekolah.
Angka Kewirausahaan dan Pengangguran di Indonesia
Presentase kemiskinan anak-anak yang
masih tinggi tidak lain membuat menurunnya kualitas sumber daya manusia di masa
yang akan datang. Seiring dengan kompetisi memperoleh pekerjaan yang terus
berkembang juga lapangan pekerjaan yang tidak bertambah bisa saja membuat
sumber daya manusia Indonesia nantinya bisa tersisihkan. Tahun 2013 angka kewirausahaan di Indonesia berkisar antara
1,5-1,6 persen. Jumlah ini masih terlalu sedikit dibandingkan Singapura yang
sudah mencapai hingga angka 10%. Padahal minimalnya suatu negara harus memiliki
angka kewirausahaan hingga 2%. Ketika itu pemertintah tidak begitu
memperhatikan dan membantu perkembangan para pelaku wirausaha dan UMKM. Padahal
betapa pentingnya kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia karena data
UMKM tahun 2012 dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, sektor
UMKM menyumbang sekitar 59,08% atau sekitar 528.7 milyar USD dari GDP Indonesia
dan menyerap 97.16% tenaga kerja atau sebanyak 107 juta tenaga kerja.
Angka pengangguran di Indonesia
sepanjang bulan Februari hingga Agustus 2014 bertambah 0.09 juta orang dari
7.15 juta orang menjadi 7.24 juta orang. Jumlah ini masih dipredisikan akan
terus meningkat karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat 5.01%.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2014 jumlah angkatan kerja di
Indonesia mencapai 121,87 juta orang yang meningkat dari Agustus tahun 2013
sebesar 120.17 juta orang. Tetapi peningkatan ini juga terjadi pada tingkat
pengangguran terbuka Februari hingga Agustus 2014, yakni sebesar 5.70% naik
menjadi 5.94%.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Sudah banyak solusi yang pernah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk
mengentaskan anak dan remaja putus sekolah. Salah satunya yaitu di tahun 2012
bersama UNICEF, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memusatkan
pengembangan kerangka lingkungan kebijakan untuk anak-anak yang putus sekolah,
yaitu berupa analisis kesenjangan, hambatan, dan sumbatan dalam akses
pendidikan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Juga berkenaan dengan itu UNICEF
bersama pemerintah provinsi Papua Barat telah menggerakkan untuk menghapuskan
uang pendidikan di daerah pedesaan dan terpencil. Kemudian di samping itu,
Pemerintah Republik Indonesia juga telah memberikan bantuan kepada masyarakat
untuk memberikan beasiswa pendidikan kepada anaknya seperti Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM). Selain itu baru-baru ini upaya
selanjutnya yaitu dilakukan oleh Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan
Menengah, Anies Baswedan yang akan segera meluncurkan Kartu Indonesia Pintar
(KIP) pada tahun 2015.
Upaya Pemerintah Republik Indonesia dalam meningkatkan angka
kewirausahaan di antaranya Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) pada tahun 2011
dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Setahun berdirinya GKN telah membawa perubahan
bagi angka kewirausahaan, yakni dari angka 0.24% dari total populasi penduduk
menjadi 1.56% penduduk atau sekitar 3.744.000 penduduk. Namun untuk Program KUR
upaya pemerintah masih sebatas masalah akses pembiayaan, padahal masih ada
masalah pokok lain dalam pengembangan kewirausahaan nasional, seperti akses
pemasaran, regulasi birokrasi, dan kapasitas UMKM.
Kehandalan Gagasan Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis
Pendidikan mempunyai keterkaitan erat
dengan masalah ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu langkah yang berkaitan
dan saling ketergantungan antara keduanya yaitu dengan langkah strategis yang
selain dapat mengurangi angka putus sekolah juga dapat meningkatkan angka
kewirausahaan di negara. Selain dana untuk anggaran langkah-langkah pemerintah
selama ini sangat tergantung dari APBN, khususnya masalah pengentasan anak
putus sekolah, keduanya, baik pengentasan anak putus sekolah maupun masalah
kewirausahaan juga belum mempunyai manfaat timbal balik secara langsung antar
keduanya. Upaya mengurangi angka putus sekolah hanya terfokus pada upaya untuk
memberikan dana bantuan masalah pendidikan, sedangkan upaya peningkatan angka
kewirausahaan hanya terfokus pada masalah permodalan dan pelatihan
kewirausahaan yang berupa dorongan minat.
Beasiswa Berprestasi dan Bisnis adalah
program bagi remaja putus sekolah atau hampir putus sekolah yang dilaksanakan
dalam lingkup sekolah menengah terutama SMA dan SMK untuk memberikan kesempatan
bagi mereka agar tetap bisa melanjutkan sekolah dengan berbisnis dan tetap
berprestasi. Selain mereka masih tetap melanjutkan pendidikan, mereka juga
secara langsung dapat mendapat kesempatan untuk belajar memulai bisnis sejak
usia dini. Hal ini sebagai langkah stategis yang mengkombinasikan dua upaya
untuk mengatasi remaja putus sekolah sekaligus meningkatkan angka kewirausahaan
secara langsung.
Dana pertama berasal dari APBN atau donatur lain untuk membiayai pendidikan
mereka dan modal untuk membentuk sebuah usaha. Namun dengan pengelolaan yang
baik tidak menutup kemungkinan dapat secara swasemba mengelola Beasiswa Belajar
Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis) sekaligus membiayai pendidikan mereka
secara mandiri.
Target sasaran dari peserta Wajah
Sinis ini adalah siswa kurang mampu secara ekonomi dan remaja yang sudah putus
sekolah namun memiliki prestasi akademik yang baik atau memiliki potensi untuk
berprestasi. Nilai akademik mereka akan terus dipantau dan akan mendapatkan
bimbingan tambahan masalah akademik dibanding siswa lain sehingga diharapkan
meskipun konsentrasi terfokus pada bisnis namun prestasi mereka juga akan baik
dan meningkat. Mereka akan menjalani kegiatan belajar-mengajar seperti peserta
didik lain dan selanjutnya akan melaksanakan tugas bisnis mereka setelah pulang
sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan bisnis mereka dapat diganti
dengan bimbingan belajar jika prestasi akademik mereka menurun.
Bisnis yang akan mereka lakukan sangat
tergantung dari bakat mereka. Jika mereka memiliki keahlian dalam hal seni,
mereka akan dikerahkan untuk membuat sebuah karya yang nantinya memiliki nilai
untuk bisa dijual kepada masyarakat. Sedangkan untuk siswa yang memiliki bakat
dalam hal pemasaran, siswa ini bisa memasarkan produk mereka. Seluruh siswa
juga diberi kesempatan untuk mengelola bisnis mereka sendiri.
Fokus Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis)
Meskipun siswa dibebani dengan dua
tugas, yaitu belajar dan berbisnis namun tugas utama siswa yang mendapat
beasiswa ini adalah kewajiban untuk belajar mata pelajaran di sekolah. Bisnis
hanya sebagai kegiatan sampingan dari siswa sebagai upaya mengenalkan mereka ke
dunia kewirausahaan sejak dini sehingga diharapkan menjadi bekal di kehidupan
dewasa mereka nantinya. Kegiatan siswa dalam berbisnis akan dialihkan ke
bimbingan belajar akademis jika nilai siswa mengalami penurunan. Program ini
juga tidak dianjurkan untuk siswa kelas 9 atau 12 yang akan menghadapi Ujian
Akhir. Selain kegiatan berbisnis dan belajar akademis, siswa juga akan mendapat
pelatihan kewirausahaan dan kegiatan refreshing untuk menghilangkan rasa jenuh
para siswa. Diharapkan dengan kegiatan refreshing, para siswa juga tidak akan
kehilangan waktu bermain seperti remaja yang lain.
Asas Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis
a.
Asas Kerjasama. Kerjasama harus
senantiasa terjalin dalam program ini. Program ini bertujuan untuk membantu
pemerintah mengentaskan angka putus sekolah sekaligus meningkatkan angka
kewirausahaan. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari pemerintah dalam hal
pengawasan maupun bantuan dana. Dibutuhkan pula kerjasama dari guru, siswa,
akademis, masyarakat, dan pihak-pihak yang terkait.
b.
Asas Sukarela. Pihak-pihak yang terkait,
khususnya guru dan mahasiswa secara sukarela membantu terlaksananya program
ini. Jadi tidak ada imbalan lain yang diharapkan kecuali ada pihak-pihak lain
yang memang dibutuhkan.
Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Wajah Sinis
1.
Kerjasama antara Menteri Kebudayaan,
Pendidikan Dasar dan Menengah dengan beberapa pemerintah, seperti Menteri Koperasi dan UMKM, Menteri
Ketenagakerjaan, Menteri Sosial dan pemerintah yang terkait lainnya untuk ikut
serta mengawasi jalannya program Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis (Wajah
Sinis).
2.
Sekolah yang terkait dalam pelaksanaan
Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis agar andil memfasilitasi sarana yang
diperlukan siswa dan guru dalam pelaksanaan Program Beasiswa Belajar
Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis).
3.
Pihak Pengajar, agar ikut serta
mengawasi perkembangan belajar akademik peserta didik serta memberikan
bimbingan jika ada nilai dari peserta didik yang menurun. Juga khususnya
pengajar mata pelajaran kewirausahaan agar menjadi manajer atau leader dalam
program ini serta memberikan bimbingan kepada peserta didik berkaitan masalah
kewirausahaan. Guru mata pelajaran kewirausahaan ini wajib memantau jalannya
bisnis dari tiap-tiap peserta didik yang mengikuti program ini.
4.
Pihak Universitas, agar turut serta
mensosialisasikan program Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis kepada
sekolah-sekolah. Juga ikut membantu guru untuk melakukan bimbingan kepada
peserta didik, baik bidang akademis maupun kewirausahaan serta memantau
jalannya program ini. Pihak universitas juga disarankan untuk melakukan
penelitian-penilitian guna memperbaiki kekurangan dari Beasiswa Belajar
Berprestasi dan Bisnis ini.
5.
Siswa yang terkait, yaitu siswa atau
remaja yang hampir putus sekolah atau sudah putus sekolah. Dalam hal ini yang
menjadi sasaran utama adalah siswa tersebut jadi diharapkan para siswa ini
harus serius dalam melakukan program ini, baik agar serius meningkatkan
prestasi akademis mereka, maupun serius dalam bisnis mereka.
6.
Masyarakat, dukungan dari masyarakat
juga perlu. Terutama orang tua dari siswa yang akan melaksanakan program ini. Orang
tua harus mengizinkan anaknya untuk mengenyam bangku pendidikan lagi serta
tidak begitu menuntut anaknya untuk mencari penghasilan dengan harus keluar
dari program pendidikan. Serta untuk masyarakat luas harus turut membantu
dengan ikut mengkonsumsi dan mencintai produk asli buatan anak negeri.
Langkah-Langkah
Strategis
Untuk melaksanakan
program Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis diperlakun langkah-langkah
strategis sebagai berikut:
1.
Tahap Sosialisasi
Sosialisasi di sekolah-sekolah yang menjadi
target pelaksanaan Wajah Sinis sangat penting dilakukan. Sosialisasi bisa
dihadiri oleh pengajar serta perwakilan dari siswa yang berprestasi namun
berasal dari keluarga yang kurang mampu. Sosialisasi berisi penjelasan sistem
kerja dari Wajah Sinis dan perlu ditegaskan bahwa program ini juga terbuka bagi
remaja yang sudah putus sekolah karena faktor ekonomi. Untuk mencari remaja
yang sudah putus sekolah dapat pula dilakukan sosialisasi ke daerah-daerah,
baik perdesaan maupun perkotaan. Sosialisasi di perusahaan-perusahaan juga
perlu dilakukan untuk mencari dana bantuan.
2.
Tahap Persiapan
Tahap ini berisi tentang pencarian dana serta
kebutuhan sarana dan prasana untuk melaksanakan program ini. Dana dapat
diperoleh dari APBN, APBD, maupun donatur dari perusahaan atau masyarakat. Dana
yang dimaksud adalah dana untuk modal pembentukan usaha serta uang pendidikan
untuk siswa yang terkait. Sarana yang dibutuhkan adalah alat-alat usaha siswa,
seperti peralatan kerajinan tangan sedangkan prasarananya adalah gedung di
sekolah yang khusus untuk kegiatan bisnis siswa.
Setelah semua kebutuhan sudah dipenuhi disusul kemudian untuk pendataan
siswa yang mempunyai prestasi lebih namun memiliki masalah ekonomi dan remaja
yang sudah putus sekolah karena kekurangan biaya. Pendataan siswa juga
berkaitan dengan identifikasi bakat dari siswa yang sudah terpilih untuk
ditempatkan di bagian yang sesuai dengan apa yang mereka bisa dan suka. Tahap
ini membutuhkan kerjasama antara pengajar dengan mahasiswa sebagai pencetus
program ini.
Seleksi dapat dilakukan bagi remaja/siswa dengan kriteria:
a.
Berasal dari keluarga
tidak mampu, yaitu pendapatan keluarga tidak lebih Rp. 1.000.000,00 / bulan.
b. Mempunnyai prestasi akademik sekurang-kurangnya mendapat
peringkat 50% dari jumlah siswa dalam kelas.
c.
Bukan untuk kelas IX untuk
SMP/sederajat dan XII untuk SMA/SMK/sederajat.
d. Untuk remaja putus sekolah, data diperoleh dari laporan warga
tentang remaja tersebut. Syaratnya yaitu usia 15 sampai 21 tahun, berasal dari
keluarga tidak mampu, tidak memiliki catatan kriminal, dan diterima di sekolah
yang menerapkan program Wajah Sinis.
3.
Tahap Pelaksanaan
Siswa sebagai pelaku utama harus
menjalankan aktivitas program ini sesuai dengan bakat dan minat mereka. Peran
guru kewirausahaan adalah sebagai manajer sekaligus memberikan pengarahan
kepada siswa masalah usaha mereka. Sedangkan guru mata pelajaran lain hanya
memberikan bimbingan kepada siswa jika ada prestasi akademis mereka yang
menurun. Dalam hal ini mahasiswa juga ikut membantu guru melakukan bimbingan
kepada siswa.
Siswa mendapatkan
pelajaran biasa seperti peserta didik yang lain di saat jam sekolah
berlangsung. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan di Wajah Sinis dan berakhir
sampai sore hari. Pada dasarnya kegiatan yang berlangsung adalah seperti kegiatan
ekstrakurikuler jadi kegiatan ini hanya berlangsung hari Senin sampai hari
Sabtu atau hari Minggu jika memang ada beberapa siswa yang berkenan. Gaji
diberikan sesuai dengan absensi kehadiran siswa di program ini dan sekali
selama sebulan. Gaji diberikan untuk mereka dengan dipotong untuk biaya sekolah
mereka atau tidak sama sekali bagi mereka yang sudah mendapat beasiswa lain.
Namun ada kalanya kegiatan siswa untuk membuat sebuah produk harus diganti
dengan bimbingan mata pelajaran akademis tertentu jika nilai mata pelajaran
yang dimaksud mengalami penurunan. Siswa juga berkesempatan untuk mendapatkan
pelatihan kewirausahaan jika dibutuhkan.
Kegiatan siswa dalam
Produksi Wajah Sinis terdiri atas:
a.
Produksi. Siswa dengan
jiwa seni yang tinggi membuat karya yang memiliki nilai jual. Karya bisa berupa
kerajian seni seperti yang diajarkan guru kewirausahaan atau guru kesenian.
b. Pemasaran. Siswa yang mempunyai bakat dalam berdagang bisa
secara langsung berpartisipasi memasarkan produk di Wajah Sinis ini.
c.
Admisnistrasi. Kegiatan
siswa selain yang sudah disebutkan di atas dapat belajar secara langsung
masalah pencatatan dengan bimbingan dari seorang guru.
Pengajar serta
mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam berlangsungnya kegiatan ini adalah
atas kesukarelaan dan tidak mengharapkan imbalan lain kecuali jika memang
dibutuhkan untuk guru pembimbing mata pelajaran di luar kewirausahaan.
4.
Tahap Evaluasi
Tahap ini berupa penilaian dari
pelaksanaan program ini dan kemajuan yang diperoleh baik siswa secara akademis
dan kewirausahaan, maupun program ini. Kesesuaian antara hasil dengan tujuan
menjadi fokus utama dalam tahap ini. Penilaian dapat dilakukan oleh seluruh
pihak, baik pejabat yang ditunjuk, guru, maupun mahasiswa. Untuk penilaian
kemajuan siswa dapat dinilai dengan perkembangan belajar akademis mereka maupun
perkembangan bisnis mereka. Sedangkan penilaian untuk program ini dapat dilihat
dari perolehan kemajuan program ini dan pengasumsian waktu untuk program ini
dapat mandiri berdiri sendiri dan tidak lagi membutuhkan dana dari APBN, APBD,
maupun perusahaan dan masyarakat.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diusulkan
Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Anak-anak atau
remaja adalah calon masa depan untuk impian Indonesia yang diinginkan.
Diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi masa depan
Indonesia yang lebih baik, yaitu melalui proses yang disebut dengan pendidikan.
Angka kewirausahaan dan pengangguran sangat berkaitan dengan kualitas dari
sumber daya manusia. Untuk itu diperlukan suatu langkah serius untuk
meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar kebutuhan akan kewirausahaan dan
lapangan pekerjaan dapat segera terpenuhi. Salah satu langkah serius itu adalah
program Beasiswa Belajar Berprestasi dan
Bisnis (Wajah Sinis). Program ini secara sengaja bertujuan untuk
meminimalisir angka putus sekolah dan pengangguran serta meningkatkan angka
kewirausahaan di Indonesia. Ada keterkaitan langsung antara keduanya karena
siswa yang terlibat dalam program ini, selain dibantu memperoleh biaya
pendidikan di suatu sekolah, siswa juga berkesempatan langsung untuk menjadi
seorang wirausaha sejak dini. Diharapkan setelah siswa lulus dari sekolah dapat
menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri.
Implementasi
Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis
Beasiswa Belajar
Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis) bisa langsung diterapkan dalam
sekolah-sekolah. Jenjang pendidikan yang menjadi target utama kami adalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena selain tujuan dari sekolah ini adalah
menciptakan peserta didik siap kerja juga usia peserta didik sudah remaja dan
siap jika menerima bimbingan kewirausahaan. Namun tidak menutup kemungkinan
jika program ini akan diterapkan di jenjang dan jenis pendidikan yang lain,
seperti SMP dan SMA. Untuk pelajar yang sudah mendekati Ujian Nasional maka
program ini dihentikan mengingat mereka harus fokus untuk menghadapi ujian
akhir.
Siswa dapat berbisnis
sesuai dengan bakat mereka masing-masing setelah pelajaran di sekolah telah
usai. Kegiatan ini mirip seperti kegiatan ekstrakurikuler. Namun kegiatan
bisnis mereka juga bisa menjadi bimbingan akademis tambahan jika prestasi
akademis mereka menurun. Kegiatan yang lain juga diperlukan seperti pelatihan
kewirausahaan atau kegiatan refreshing untuk menghilangkan rasa jenuh para
siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa program ini sangat fleksibel sesuai
kebutuhan dari masing-masing peserta didik.
Manfaat dan Dampak
Wajah Sinis
Program
Wajah Sinis diharapkan dapat menyelesaikan dua masalah besar yang ada di
Indonesia, yaitu pendidikan dan kewirausahaan. Secara sosial, Wajah Sinis
memberi solusi bagi remaja yang sudah atau hampir putus sekolah untuk tetap
dapat bersekolah dengan prestasi dan pengalaman bisnis sejak usia dini.
Sedangkan secara politis, Wajah Sinis ikut membantu pemerintah memberantas
masalah angka putus sekolah dan angka pengangguran serta meningkatkan angka
kewiruasahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilyani, Jane. 2014. 7.24
Juta Orang Indonesia Adalah Pengangguran. http://www.nasional.kontan.co.id diakses pada tanggal 13 Maret 2014.
Rachman, Taufik. 2015. KIP
akan Jangkai 19 Juta Siswa. http://www.republika.co.id
diakses pada tanggal 14 Maret 2015.
Republika. 2013. Wirausaha
Indonesia Baru 1,5 Persen, Jauh Dibanding Singapura.http://www.republika.co.id diakses pada tanggal 14 Maret 2015.
Seputar UKM. 2014. KemenkopUKM
Targetkan 2 Persen Wirausaha Indonesia. http://seputarukm.com diakses pada tanggal 13 Maret 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar