Model Desain Pembelajaran Kemp
A. Latar
Belakang
Jelord E. Kemp berasal
dari California Satate University di Sanjose. Kemp mengembangkan
model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp
memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang
masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan
pengembang desain instruksional untuk melihat karekteristik para siswa serta
menentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat. Langkah berikutnya adalah
spesifikasi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkah-langkah dalam
kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan.
Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar tujuan-tujuan
yang telah dirumuskan. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi dan
revisi didasarkan atas hasil-hasil evaluasi. Pentingnya pembahasan ini yaitu
agar kita bisa memahami bagaimana model pembelajaran menorur J.E kemp sehingga
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.
Pengertian Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran didefinisikan
sebagai prosedur yang terorganisasi dimana tercangkup langkah-langkah dalam
menganalisis, mendesain, mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengadakan
evaluasi.
Kedudukan Strategi Pembelajaran
a.
Interaksi
Proses interaksi atau proses saling berhubungan yang dilakukan
antar pendidik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b.
Pembelajaran
Serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud
untuk memdahkan terjadinya proses belajar.
c.
Materi
Suatu proses yang sangat terkait dengan penyampaian materi
dalam upaya mencapai kompetensi.
d.
Hasil
belajar
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar
merupakan sebuah ukuran atas proses pembelajaran.
Desain Pembelajaran Model Kemp
Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2004), model desain sistem
pembelajaran ini akan membantu pendidik sebagai perancang program atau kegiatan
pembelajaran dalam memahami kerangka teori dengan lebih baik dan menerapakan
teori tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien.
Menurut
Kemp pengembangan perangakat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan.
Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan
berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari
tujuan.[1]
Dalam desain yang dikembangkan oleh kemp,
tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama yang harus ditentukan ketika menyusun
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dikembangkan mulai dari
identifikasi masalah pembelajaran, kemudian dilakukan analisis karakteristik
siswa, analisis tugas, dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi
materi, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan,
mengembangkan pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi instrumen.
Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian
dijadikan dasar sebagai proses revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut
juga membutuhkan layanan pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.[2]
B. Komponen Pokok Pembelajaran Kemp
1. Peserta Didik
Peserta
didik diantaranya siswa, mahasiswa
,peserta pelatihan ,dan seterusnya. Namun uraian ini tidak akan
membahas mengapa istilah peserta didik berbeda. Uraian in imenjelaskan
alasan-alasan raisonal mengenai hal-hal yang patut dipertimbangkan tentang
pihak yang belajar.
Apa pun desain
pembelajaran dan mata ajaran yang disampaikan , perlu kiranya diketahui bahwa
yang sebenarnya dilakukan oleh para desainer adalah menciptakan situasi belajar
yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat dapat tercapai dan peserta
didik merasa nyaman dan termotivasi dalam proses belajarnya.
2. Tujuan Pembelajaran
Setiap rumusan tujuan
pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kopetensi atau
kinerja yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai
belajar. Sandainya tujuan pembelajaran atau kopetensi dinilai sebagai sesuatu
yang rumit, maka tujuan pembelajaran tersebut dirinci menjadi subkompetensi
yang dapat mudah dicapai. Dilain pihak, disain instruksional memadukan
kebutuhan peserta didik dengan kopetensi yang harus dia kuasai nanti setelah
selesai belajar degan kondisi yang sudah ditetapkan.
3. Metode
Metode terkait degan
strategi pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses belajar berjalan mulus.
Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan
materi ajar. Dalam disain pembelajaran langakh ini sangat penting karena metode
inilah yang menetukan situasi belajar yang sesungguhnya. Di lain
pihak, seseorang disaener pembelajaran juga terlihat dalm cara dia
menetukan metode ini. Metode sebagai strategi pembelajaran biasa dikaitkan
dengan media, dan waktu dan waktu yang tersedia untuk belajar. Pada konsep
sederhana ini,metode adalah komponen strategi pembelajaran yang sederhana.
4. Penilaian
Konsep ini menganggap menilai hasil belajar peserta
didik sanagt penting. Indikator keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar
dapat diamati dari penilaian hasil belajar ini. Sering kali penilaiain diukur
dnegan kemampuan menjawab dengan benar sejumlah soal-soal obyektif. Penilaian
dapat juga dilakukan denagan format nonsoal, yaitu dengan instrumen pengamatan,
wawancara, kuesioner, dan sebagainya.
C.
Komponen Model Analisi Topik
Komponen model analis topik ini terdiri atas:
1.
Topik
Topik adalah mata ajaran yang akan
dijelaskan kepada peserta didik. Disainer pembelajaran perlu mempelajari
karkteristik dan katagori dari topik itu sebagai pengetahuan dan sebagai upaya
untuk menentukan alternatif yang harus dipilih terkait dengan kondisi belajar
yg harus di persiapkan.
2. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan setelah kategori topik selesai dilaksanakan.
Dengan demikian, rumusan tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kategori
topik.
3. Pembelajaran
Pembelajaran diartiakan sebagai KBM konvesional dimana guru dan peserta
didik langsung berinteraksi.dalam hal inidisain pembelajaran menetukan seluruh
aspek strategi pembelajaran.
4. Penilaian
Penilain dalam model mencakup dua hal yaitu belajar dan
pembelajaran. Penilain ini bertujuan agar faktor penghambat belajar dapat
diatasi.
5. Revisi
Setelah penilaian diolah, terkait dengan proses belajar, maka bisa dikaji
ulang rumusan tujuan pembelajaran. Penilain ini dapat dilakukan terhadap
penbelajaran. Revisi ini dimaksukan untuk mencari pemecahan masalah belajar
yang dialami oleh peserta didik
D.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kemp
1.
Kelebihan
Dalam Model pembelajaran
Kemp ini, di setiap melakukan langkah atau prosedur terdapat revisi
terlebih dahulu gunanya untuk menuju ketahap berikutnya. Tujuannya adalah
apabila terdapat kekurangan atau kesalahan di tahap tersebut, dapat dilakukan
perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya.[3]
2.
Kekurangan
Model pembelajaran Jerold
E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau pembelajaran di
kelas. Oleh karena itu, peran guru di sini mempunyai pengaruh yang besar,
karena mereka dituntut dalam rangka prrogram pengajaran, instrumen evaluasi,
dan strategi pengajaran.[4]
E. Unsur-Unsur
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Kemp:
1. Identifikasi
masalah pembelajaran
Tujuannya
adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum ynag
berlaku dengan fajta yang terjadi dilapangan, baik yang menyangkut model,
pendekatan, metode,teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai
pembelajaran. Pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun
alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan
seperti yang telah diharapkan dalam kurikulum.[5]
2. Analisis
siswa
Analisis
siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa.
analisis tingkah laku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang
dimilki,sedangkan karakteristi yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemapuan
siswa, motivasi belajar siswa, pengalman yang dimiliki dan lain sebagainya.[6]
3. Analisi
tugas
Menurut Kemp analisi tugas
adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Jadi analisis
tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, analisis konsep,
analisis pemrosesan informasi dan analisis prosedural yang digunakan untuk
memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan
pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana pelaksanaan pembelajran (RPP)
dan lembar kegiatan siswa (LKS).[7]
4. Merumuskan
indikator
Indikator adalah tujuan
pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap 1. Indikator
dirumuskan sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja
dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan cara siswa
belajar.[8]
5. Penyusunan
instrumen evaluasi
Penyusunan ini digunakan
untuk mengukur ketuntasan indikator dan kentuntasan pengeusaan siswa
setelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan pada jumlah soal yang dijawab
secara benar.[9]
6. Setrategi
pembelajaran
Kegiatan ini meliputi
model , pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan
pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7. Pemilihan
media atau sumber pembelajaran
Pada tahapan ini
berdasarakan hasil analisis tujuan,analisis karakteristik siswa, dan analisis
tugas.
8. Pelayanan
pendukung
Selama proses pengembangan
diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra,
tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait secara layanan laboraturium dan
perpustakaan.
9. Planning
(Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek)
Aspek teknis perencanaan
sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan. Merencanakan
pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang
perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus menerus
menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata keseluruhannya,
karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain.[10]
10. Evaluasi
Formatif
Penilaian formatif
dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk
menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan
dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.
11. Evaluasi
Sumatif
Evaluasi sumatif secara
langsung mengukur tingat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir
pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik dari
hasil posttest maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil
ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
12. Revisi
Perangkat Pembelajaran
Kegiatan revisi dilakukan secara terus-menerus pada setiap
langkah pengembangan. Hal ini berdasarkan uraian Kemp, bahwa setiap langkah
rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan
revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
F.
Langkah-Langkah Model J.E. Kemp
Langkah-langkah
pengembangan desain pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan langkah,
yakni:[11]
1.
Menentukan tujuan
instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin
dicapai dalam mengajarkan masing-masing pokok bahhasan.
2.
Membuat analisis tentang
karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui
apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk
mengikuti program, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil.
3.
Menentukan tujuan
instruksional secara spesifik, operasional dan terukur (dalam KTSP adalah
indikator). Dengan demikian siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru,
rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan dan
pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.
4.
Menentukan materi/bahan
ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) yang telah
dirumuskan. Masalah yang sering dihadapi guru-guru adalah begitu banyaknya
materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian
juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan materi/bahan ajar yang akan
disajikan kepada para siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam
memilih dan memilah sumber belajar, materi, media, dan prosedur pembelajaran
yang akan digunakan.
5.
Menetapkan penjajagan atau
tes awal (pressessment). Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk
mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru
dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu,
sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6.
Menetukan strategi belajar
mengajar, media dan sumber belajar. Kreteria umum untuk pemilihan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksiomal khusus (indikator)
tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu
analisis alternatif.
7.
Mengoordinasikan sarana
penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilias, peralatan, waktu dan
tenaga.
8.
Mengadakan evaluasi.
Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program
secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan
metode/strategi yang digunakan.
Semua komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
bila adanya perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen
mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkungan model Kemp
menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan
dengan data pada komponen sebelumnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam
pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran ini bisa dimulai dari
komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan
pokok bahasan lebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mana yang
didahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang
sudah siap, tersedia, situasi, dan kondisi sekolah atau bergantung pada pembuat
perencanaan itu sendiri.
G.
Contoh RPP Model J.E Kemp
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan :
SMP/MTs
Mata Pelajaran :
Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas :VII/I
Tema :Wujud
zat dan larutan
Alokasi Waktu : 2
jam pelajaran (2 kali pertemuan)
A.
Standar Kompetensi
1.
Energi dan
Perubahannya (3) : Memahami
wujud zat dan perubahan- perubahannya
2.
Materi dan Sifatnya
(4) :
Menjelaskan konsep partikel materi
B.
Kompetensi Dasar dan Contoh Indikator
a.
Mengamati terjadinya
perubahan wujud suatu zat
b.
Menggambarkan susunan dan
gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran
2.
Materi dan Sifatnya (4.1) :
Membandingkan sifat fisika dan sifat kimia zat
a.
Menentukan titik didih,
titik leleh, dan titik beku bahan-bahan materi dan sifatnya di rumah tangga
berdasarkan data percobaan.
b.
Menunjukan perbedaan
antara titik didih dan titik leleh
c.
Menyebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan zat berdasarkan data percobaan.
d.
Menjelaskan variabel
kontrol dan variabel manipulasi dalam proses pelarutan
C.
Tujuan
Setelah melakukan percobaan tentang wujud zat dan kelarutannya,
peserta didik dapat:
a.
Menggambarkan susunan dan
gerak partikel berbagai wujud zat.
b.
Menentukan titik didih,
titik leleh, dan titik beku beberapa bahan kimia di rumah tangga
c.
Menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan zat
D.
Analisis Siswa
Peserta didik cenderung lebih mempu memahami materi dengan
langsung mempraktekkannya.
E.
Analisis Tugas
F.
Merumuskan Indikator
Siwa mampu memahami sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
G.
Penyususnan Instrumen Evaluasi
Soal uraian dan Presentasi
H.
Strategi Pembelajaran
ü Pendekatan : Kontekstual
ü Metode
: Eksperimen
ü Diskusi Kelompok
I.
Sumber Belajar
Buku IPA dan lingkungan sekitar.
J.
Pelayanan Pendukung
Layanan Laboraturium
K.
Evaluasi
1.
Teknik
: Tes harian
2.
Bentuk
Instrumen : Soal Uraian, unjuk kerja (performance)
3.
Rubrik Penilaian
(Mengamati Perubahan Wujud zat)
Aspek
|
Skor
|
Jml
|
Nilai
|
|||||
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||||
1
|
Ketepatan
menggunakan bahan
|
|||||||
2
|
Ketepatan
membendingkan bahan dengan pelarut
|
|||||||
3
|
Kerja
sama dengan teman kelompok
|
|||||||
4
|
Berpartisipasi
dalam membuat kesimpulan
|
|||||||
5
|
Menghargai
pendapat teman
|
No
|
Aspek
|
Skor
|
Jml
|
Nilai
|
||||
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||||
1
|
Ketepatan
menggunakan alat
|
|||||||
2
|
Ketepatan
melarutkan bahan
|
|||||||
3
|
Memasukkan
bahan yang sudah dilarutkan dalam wadah yang sesuai
|
|||||||
4
|
Dapat
bekerja sama antara teman kelompok
|
|||||||
5
|
Berpartisipasi
dalam kerja kelompok
|
|||||||
6
|
Menghargai
pendapat teman
|
|||||||
7
|
Dapat
menyumbangkan pendapat dan menyimpulkan hasil kegiatan
|
Nilai = Jumlah Skor x
100
Skor
maksimal
Uraian:
1. Gambarkan
susunan partikel zat
2. Jelaskan
perbedaan titik didih dan titik leleh!
3. Sebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar