Di sini admin bagikan
tentang makalah manajemen sekolah yang admin buat. Bisa untuk didownload dengan
syarat cantumkan admin di daftar pustaka ya..
MAKALAH MANAJEMEN
SEKOLAH
SUPERVISI AKADEMIKA
DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Disusun untuk Memenuhi
Tugas Membuat Makalah Supervisi Akademika dalam Manajemen Berbasis Sekolah
Oleh :
Nor Fitriani
(4201413015)
Dian
Defi Sri Harwati
(7101413194)
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah.
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan
komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus.
Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan
maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang dididik di lembaga
pendidikan terlatih dengan baik dan kualified. Potensi sumber daya guru itu
perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara
potensial. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru
untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat.
Masyarakat mempercayai, mengakui dan menyerahkan kepada guru untuk mendidik
tunas-tunas muda dan membantu mengembangkan potensinya secara
professional. Kepercayaan, keyakinan, dan penerimaan ini merupakan substansi
dari pengakuan masyarakat terhadap profesi guru. Implikasi dari pengakuan
tersebut mensyaratkan guru harus memiliki kualitas yang memadai. Tidak hanya
pada tataran normatif saja namun mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki,
baik kompetensi personal, professional, maupun kemasyarakatan dalam selubung
aktualisasi kebijakan pendidikan.
Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan
melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya
meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” dan tenaga
kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun
kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang professional.
2. Tujuan
Masalah
1. Mengetahui pengertian hakikat supervisi dalam
manajemen sekolah.
2. Mengetahui apa dan siapa sasaran dan tujuan
supervisi dalam manajemen sekolah.
3. Mengetahui apa saja fungsi supervisi dalam
manajemen sekolah.
4. Mengetahui teknik supervisi dalam manajemen
sekolah
5. Mengetahui apa saja prinsip yang digunakan dalam
dalam manajemen sekolah
6. Mengetahui siapa saja tenaga supervisi dalam
manajemen sekolah.
3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat supervisi dalam manajemen
sekolah ?
2. Bagaimana sasaran dan tujuan supervisi dalam
manajemen sekolah ?
3. Apa sajakah fungsi supervisi dalam manajemen
sekolah ?
4. Bagaimana teknik supervisi dalam manajemen
sekolah ?
5. Apa sajakah prinsip-prinsip yang digunakan dalam
manajemen sekolah ?
6. Siapa sajakah tenaga supervisi yang berperan
dalam manajemen sekolah ?
BAB III
PEMBAHASAN
1. Hakikat
Supervisi
Arti Supervisi menurut asal usul
(etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam
perkataan itu ( semantik).
§ Secara
morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan
vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan
inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang
dilakukan oleh atasan – orang yang berposisi diatas, pimpinan – terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan
kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise
bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan,
agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya
(bukan semata – mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu
diperbaiki
§ Secara
sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan
atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan
mutu mengajar danbelajar dan belajar pada
khususnya.
§ Secara
Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision”
artinya pengawasan di bidang pendidikan.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan mendalam tentang supervisi,
diketengahkan sejumlah definisi dari para ahli sebagai berikut :
a. P.
Adam dan Frank G. Dickey supervisi adalah program yang terencana untuk
memperbaki pengajaran. Tujuan utama supervisi adalah untuk memperbaiki proses
belajar mengajar. Program ini hanya akan berhasil jika supervisor memiliki
keterampilan dan cara kerja yang tepat untuk bekerja sama dengan orang lain (
guru dan tenaga kependidikan lainnya ).
b. Dalam Carteer
Good’s Dictionary of Education, dikemukakan definisi supervisi sebagai
segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan
lainnya, untuk memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi
pertumbuhan dan perkembangan jabatan-jabatan guru, menyeleksi dan merevisi
tujuan-tujuan pedidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta
evaluasi pengajaran.
c. Boardman menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha
menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di
sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan
lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka
dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu,
serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern.
Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat
modern.
d. Pidarta
( 1988 ) dengan mengutip pendapat Jones mengungkapkan bahwa supervisi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang
ditujukan terutama untuk mengembangkan efektifitas kinerja personalia sekolah
yang berhubungan dengan tugas – tugas utama pendidikan. Dalam hal ini supervisi
dipandang sebagai sub system dari system administrasi sekolah. Sebagai sub
system, supervisi tidak terlepas dari system administrasi dalam arti luas yang
meliputi pengelolaan sarana, prasarana, dana, tenaga, lingkungan dan lain –
lain. Namun, titik berat supervisi seharusnya adalah perbaikan dan pengembangan
kinerja profesional guru. Melalui perbaikan dan pengembangan kinerja mereka,
diharapkan usaha pembimbingan, pengajaran, dan pelatihan peserta didik juga
dapat berkembang serta secara langsung dapat meningkatkan efektivitas proses
belajar-mengajar. Inilah supervisi akademik, supervisi pengajaran.
Dapat dipahami bahwa
sasaran supervisi bukan saja pada aspek proses pembelajaran melainkan juga
faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran seperti buku, alat peraga,
alat pelajaran, lingkungan fisik, suasana pembelajaran dan sebagainya.
Ketercukupan sarana belajar, tercptanya lingkungan belajar yang kondusif besar
sekali pengaruhnya terhadap proses pembelajaran yang bermutu.
e. Sutisna ( 1985 ), mendeskripsikan supervisi sebagai bantuan dalam
pengembangan situasi belajar-mengajar yangn baik. Menurutnya, supervisi adalah
suatu kegiatan pembelajaran untuk membantu para guru agar dalam menjalankan
pekerjaan menjadi lebih baik. Peran supervisor adalah mendukung, membantu,
bukan menyuruh, bukan mencela dan bukan memarahi.
f. Wiles, mengungkapkan bahwa supervisi yang baik hendaknya
mengembangkan kepemimpinan di dalam kelompok, membangun program latihan dalam
jabatan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan guru dalam menilai hasil
pekerjaan.
g. Purwanto (1987), supervisi
ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Kegiatan
supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau
penilikan. Supervisi masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan
pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan
–orang yang berposisi diatas, pimpinan-terhadap hal-hal yang ada
dibawahnya. Inspeksi: inspectie (belanda) yang artinya memeriksa
dalam arti melihat untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut
inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :
1. Controlling
: memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
2. Correcting
: memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan
3. Judging
: mengandili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak
4. Directing
: pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5. Demonstration
: memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
h. Sahertian ( 1990 ), mengemukaan bahwa supervisi merupakan usaha
mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi dan membimbing secara individual maupun
secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh
fungsi pengajaran sehingga dapat menstimuli dan membimbing pertumbuhan tiap
murid secara continue sehingga dapat lebih cepat berpartisipasi dalam
masyarakat demokrasi modern. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa supervisi
bukanlah kegiatan sesaat seperti inspeksi, tetapi merupakan kegiatan yang
continue dan berkesinambungan sehingga guru – guru selalu berkembang dalam
mengerjakan tugas dan mampu memecahkan berbagai masalah pendidikan dan
pengajaran secara efektif dan efisien.
Definisi tersebut di atas secara implicit menyodorkan konsep baru, wawasan
baru, pendekatan baru tentang supervisi yang menekankan pada peranan supervisi
sebagai bantuan, pelayanan serta fasilitasi ( pemberi kemudahan ) kepada guru
dan personil pendidikan lain untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas
pendidikan umumnya, khususnya kualitas proses belajar mengajar di
sekolah.
Pada hakikatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu
pembinaan yang kontinyu, pengembangan profesional personil, perbaikan situasi
belajar mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan
pertumbuhan pribadi peserta didik. Dengan kata lain, dalam pendidikan
supevisi ada proses pelayanan untuk membantu atau membibing guru-guru guna
perbaikan atau peningkatan kemampuan profesional guru. Perbaikan dan
peningkatan tersebut selanjutnya ditransfer yang ke dalam perilaku mengajar sehingga
tercipta situasi belajar mengajar lebih menyenangkan , lebih mendorong
kreatifitas anak, lebih mendorong anak bereksplorasi, bereksperimen, melakukan
aktivitas yang positif, yang pada giliranya meningkatkan mutu output.
2. Tujuan
dan Sasaran Supervisi
A. Tujuan
Supervisi
Secara operasional
supervise pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan kepada guru guna
peningkatan kemampuan mereka dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang
lebih baik yaitu, mampu menumbuhkembangkan potensi para siswa, potensi
intelektual, emosional, social, keagamaan, maupun jasmaniahnya.
Mulyasa (2002) merumuskan tujuan supervise sebagai bantuan dan kemudahan
yang diberikan pada guru untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka
guna mewujudka tujuan belajar. Dengan supervise diharapkan kegiatan belajar
mengajar jadi lebih baik.
Tujuan supervisi menurut Sahertian ( 1981 ) adalah
a. Membantu
guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan.
b. Membantu
guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.
c. Membantu
guru dalam menggunakan sumber pengalaman belajar murid.
d. Membantu
guru dalam menggunakan metode dan alat pelajaran modern.
e. Membantu
guru dalam memenuhi kebutuhan murid.
f. Membantu
guru dalam menilai kemajuan murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
g. Membantu
guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan
pribadi dan jabatan mereka.
h. Membantu
guru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
i. Membantu
guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap, masyarakat dan cara-cara
menggunakan sumbermasyarakat dan seterusnya.
j. Membantu
guru agar waktu dan tenaga guru tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.
Tujuan supervisi menurut Ametembun ( 1981 ) adalah
a. Membina
kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya
dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut.
b. Memperbesar
kesanggupan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya
menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif.
c. Membantu
kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas
dan kesulitan belajar mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan.
d. Meningkatkan
kesadaran kepala sekolah dan guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja
yang demokratis dan komprehensip, serta memperbesar kesediaan untuk tolong
menolong.
e. Memperbesar
semangat guru – guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan
kinerja secara maksimal dalam profesinya.
f. Membantu
kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program pendidikan di sekolah
kepada masyarakat.
g. Melindungi
orang yang disupervisi terhadap tuntutan yang tidak wajar dan kritik yang sehat
dari masyarakat.
h. Membantu
kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk mengembangkan
aktivitas dan kreativitas peserta didik.
i. Mengembangkan
rasa kesatuan dan persatuan ( kolegialitas ) di antar guru.
Supervisi pendidikan dilakukan atas dasar kerjasama, partisipasi dan
kolaborasi; tidak berdasarkan atas paksaan dan kepatuhan apalagi ancaman.
Supervisi lebih mengutamakan peningkatan proses pembelajaran. Dengan demikian
supervisi dengan sasaran tercukupinya perangkat administrasi pembelajaran
tidaklah cukup. Supervisi berarti juga bagaimana memberikan kemudahan dan
membantu guru untuk mengembangkan potensinya secara optimal, dalam
memberdayakan sumber dan alat pembelajaran. Supervisi hendaknya melahirkan kepimimpinan
yang mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi program sekolah; memperkaya
lingkungan para guru, memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan
meningkatkan kinerja, mengidentifikasi serta memecahkan masalah; melibatkan
guru dalam merumuskan tujuan/dan sebagainya.
Untuk merealisasikan konsep tersebut Gwyn merumuskan 10 tugas utama
supervisor :
a. Membantu
guru mengerti dan memahami para peserta didik.
b. Membantu
mengembangkan dan memperbaiki, baik secara individual maupun secara berama –
sama.
c. Membantu
seluruh staf sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan proses belajar
mengajar cara mengajar yang efektif.
d. Membantu
guru meningkatkan cara mengajar yang efektif.
e. Membantu
guru secara individual.
f. Membantu
guru agar dapat menilai peserta didik lebih baik.
g. Menstimuli
guru agar dapat menilai diri dan pekerjaannya.
h. Membantu
guru agar merasa bergairah dalam pekerjaannya dengan penuh rasa aman.
i. Membantu
guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah.
j. Membantu
guru agar dapat memberikan informasi yang seluas – luasnya kepada masyarakat
tentang kemajuan sekolahnya.
B. Sasaran
Supervisi
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan
kegiatan supervisi tersebut adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas,
1986; 1994 & 1995).
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek
yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi :
1. Supervisi
Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik,
yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada
waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu
2. Supervisi
Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
3. Supervisi
Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada
di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik sekolah
atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan
Sekolah), Perpustakaandan
lain-lain.
3. Fungsi
Supervisi
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada
perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth Jane,
maupun Ayer (dalam Encyclopediaof educational research: Chester Harris
1958:1442), mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program
pengajaran yang sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan.Fungsi utama
supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pembelajaran peserta didik (Burton & Bruckner 1955:3). Sedangkan
Briggs mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran
saja, tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong ke arah
pertumbuhan profesi guru . Ada analisis yang lebih luas seperti yang dibahas
oleh Swearingen dalam buku nya Supervision of instruction – Foundation and
Dimension (1961). Ia mengemukakan 8 fungsi supervisi :
1. Mengkoordinir
semua usaha sekolah
Koordinasi yang baik
diperlukan terhadap semua usaha sekolah untuk mengikuti perkembangan sekolah
yang makin bertambah luas dan usaha-usaha sekolah yang makin menyebar,
diantaranya: Usaha tiap guru, Usaha-usaha sekolah, Usaha-usaha pertumbuhan
jabatan.
2. Melengkapi
kepemimpinan kepala sekolah
Yakni, melatih dan
memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dan kepemimpinan
dalam kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas
pengalaman guru-guru
Yakni, memberi
pengalaman-pengalaman baru kepada anggota-anggota staff dan guru, sehingga
selalu anggota staff makin hari makin bertambah pengalaman dalam hal
mengajarnya.
4. Menstimulasi
usaha-usaha yang kreatif
Yakni, kemampuan
menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan
bagi dirinya sendiri.
5. Memberikan
fasilitas dan penilaian yang terus menerus
Penilaian terhadap
setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki bahan-bahan pengajaran.
Buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara mengajar, kemajuan murid-muridnya
harus bersifat menyeluruh dan kontinyu.
6. Menganalisa
situasi belajar dan mengajar
Situasi belajar
merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi kemungkinan bagi guru dalam
memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai tujuan pendidikan.
7. Memberikan
pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staf
Supervisi berfungsi
memberi stimulus dan membantu guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam belajar.
8. Memberi
wawasan yang lebih luas dan terintegrasidalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
Fungsi supervisi
disini adalah membantu setiap individu, maupun kelompok agar sadar akan
nilai-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri
sendiri.
4. Teknik
supervisi
Pada hakikatnya,
terdapat banyak teknik dalam menyelenggarakan program supervisi pendidikan.
Dari sejumlah teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, ditinjau dari
banyaknya guru dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar, yakni teknik
individual dan teknik kelompok.
A. Teknik
individual
Teknik individu ialah
supervisi yang dilakukan secara perorangan, teknik ini digunakan apabila
masalah yang dihadapi bersifat pribadi apalagi khusus. Beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kunjungan
kelas
Kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh
supervisor (kepala sekolah, penilik, atau pengawas) untuk melihat atau
mengamati pelaksanaan proses pembelajaran sehingga diperoleh data untuk tindak
lanjut dalam pembinaan selanjutunya.
Tujuan :
· Mengobservasi
bagaimana guru mengajar.
· Menolong
para guru untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi.
Fungsi:
· Mengoptimalkan
cara belajar mengajar yang dilaksanakan para guru.
· Membantu
mereka untuk menumbuhkan profesi kerja secara optimal.
2. Observasi
kelas
Observasi kelas adalah
teknik observasi yang dilakukan ketika supervisor yang secara aktif mengikuti
jalannya kunjungn kelas ketika proses sedang berlangsung.
· Tujuan:
a. Memperoleh
data yang subjektif mengenai aspek situasi dalam proses pembelajaran yang
diamati.
b. Mempelajari
praktek-praktek pembelajaran setiap pendidik dan mengevaluasinya.
c. Menemukan
kelebihan dan sifat yang menonjol pada setiap pendidik.
d. Menemukan
kebutuhan para pendidik falam menunaikan tugasnya.
e. Memperoleh
bahan-bahan dan informasi guna penyusunan program supervise.
f. Mempererat
dan memupuk integritas sekolah.
· Aspek-aspek
yang diobservasi:
a. Usaha
dan aktifitas guru-siswa dalam proses pembelajaran.
b. Cara
penggunaan media pembelajaran.
c. Reaksi
mental para peserta didik dalam proses pembelajaran.
d. Keadaan
media yang digunakan.
e. Lingkungan
social, fisik sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas dan factor-faktor
penunjang lainnya.
· Alat-alat
Observasi:
Check-List, yakni alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-keterangan yang
lebih obyektif terhadap situasi pembelajaran dalam kelas.
3. Pertemuan
individual
Yaitu percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang guru mengenai
usaha-usaha untuk memecahkan problematika yang dihadapi oleh seorang pendidik.
Yang bertujuan untuk:
a. Memupuk
dan mengembangkanpembelajaran yang lebih baik.
b. Memperbaiki
kelemahan dan kesalahan yang sering dialami.
Jenis-jenis Pertemuan
Pribadi:
a. Classroom
Conference, percakapan di kelas ketika para peserta didik tidak berada
di dalam kelas.
b. Office
Conference, percakapan yang dilakukan di ruang kepala sekolah atau
ruang guru.
c. Casual
Conference, percakapan yang dlaksanakan secara kebetulan.
4. Saling
mengunjungi kelas
Saling mengunjungi antar rekan guru yang satu dengan guru yang lain yang
sedang mengajar.
a. Keuntungan-keuntungan:
· Memberikan
kesempatan pada guru untuk mengamati rekan lain yang sedang mengajar.
· Membantu
guru untuk mendapatkan pengalaman yang sangat berguna mengenai teknik dan
metode pembelajaran dalam kelas.
· Memberikan
motivasi terhadap aktivitas mengajar.
· Menciptakan
suasana kewajaran dalam berdiskusi mengenai masalah yang dihadapi.
b. Jenis-jenis
kunjungan antar kelas:
· Kunjungan
intern, kunjungan yang berlangsung di sekolah yang sama.
· Kunjungan
ekstern, kunjungan yang berlangsung antar sekolah lain.
5. Menilai diri sendiri
Salah satu tindakan
atau tugas yang paling sukar dilakukan oleh para pemimpin terutama bagi seorang
guru adalah melaksanakan penilaian terhadap dirinya sendiri dengan melihat
kemampuannya sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur kemampuan
pengajarannya, kita bisa melihat dari kemampuan para peserta didiknya dan juga
penilaian terhadap diri sendiri merupakan teknik yang dapat membantu guru dalam
memaksimalkan pengajarannya.
B. Teknik
kelompok
Teknik kelompok adalah
teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam
suatu kelompok. Beberapa orang yang diduga memiliki masalah dikelompokkan
secara bersama kemudian diberi pelayanan supervise sesuai dengan permaslahan
yang mereka hadapi. Banyak bentuk-bentuk dalam teknik yang bersifat kelompok
ini, namun di antaranya yang lebih umum adalah sebagai berikut:
1. Pertemuan Orientasi Sekolah bagi Guru Baru (Orientation
Meeting for New Teacher)
Yakni pertemuan yang
bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru.
Beberapa hal yang disajikan adalah:
a. Sistem kerja sekolah yang dimaksud
b. Proses dan mekanisme administrasi organisasi sekolah
2. Rapat Guru
Rapat
ini diadakan untuk membahas masalah-masalah yang terjadi pada saat proses
belajar mengajar berlangsung. Yang bertujuan untuk:
a. Menyatukan pandangan-pandangan dan pendapat guru
tentang konsep umum maupun metode metodeuntuk mencapai tujuan pendidikan yang
menjadi tanggung jawab bersama.
b. Mendorong guru untuk melaksanakan tugasnya dan
mendorong kemajuan mereka.
3. Lokakarya (Workshop)
Adalah
suatu usaha untuk mengembangkan kesanggupan berpikir dan bekerja bersama-sama
menangani masalah teoritis maupun praktis untuk meningkatkan kualitas serta
profesionaliasme seorang pendidik. Ciri-ciri workshop meliputi:
a. Masalah yang dibahas bersifat “lefe centered”
dan muncul dari peserta.
b. Cara pemecahan masalahnya dengan “musyawarah dan
penyelidikan”.
c. Menggunakan resource person dan resource
materialsyang memberi bantuanyang besar dalam emncapai hasil yang maksimal.
4. Diskusi Panel
Adalah
suatu bentuk diskusi yang dipentaskan di hadapan sejumlah partisipan atau
pendengar untuk memecahkan suatu problema dan para panelis terdiri
dari orang-orang yang dianggap ahli dalam lapangan yang didiskusikan. Tujuannya
adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar
memperoleh lebih banyak pengetahuan mengenai maslah yang
dihadapi dari berbagai sudut pandang.
b. Untuk menstimulir para partisipan agar mengarahkan
perhatian terhadap masalah yang dibahas melalui dimanika kelompok sebagai hasil
interaksi dari para panelis.
5. Symposium
Adalah
suatu pertemuan untuk meninjau aspek-aspek suatu pokok masalah untuk mengumpulkan
beberapa sudut pandang mengenai suatu masalah. Tujuaanya adalah untuk
mengumpulkan dan membandingkan beberapa sudut pandang yang berbeda-beda tentang
suatu problema.
6. Penataran-penataran
Teknik
supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak
dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran
tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan.
Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh
pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan
membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar
dapat dipraktekkan oleh guru-guru.
5. Prinsip-Prinsip Supervisi
Agar supervisi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien perlu
diperhatikan prinsip-prinsip atau asas-asas berikut ini :
a. Praktis
artinya dapat dikerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
b. Fungsional
artinya supervgisi dapat berfungsi sebagai suber informasi bagi pengembangan
manajemen pendidikan dan prise peningakatan belajar mengajar.
c. Relevansi
artinya pelaksanaan supervise seharusnya sesuai dan menunjang pelaksanaan yang
berlaku.
d. Ilmiah
artinya supervise perlu dilaksanakan secara :
1. Sistematis, terprogram dan berkesinambungan
2. Obyektif, bebas dari prasangka
3. Menggunakan prosedur dan instrument yang valid
dan reliable
4. Berdasar pada pendekatan system
e. Demokrasi
ialah penganbilan keputusan melalui musyawarah melalui mufakat.
f. Koopertif
artinya menghyaruskan adanya semangat kerjasama antar supervisor dengan
si-tersupervisi atau guru.
g. Konstruktif
dan kreatif. Supervise yang didasarkan atas prinsip tersebut akan mendorong
kepada bawahan yang dibimbing intuk memperbaki kelemahan-kelemahan atau
kekurangannya secara kreatif dan berusaha meningkatkan prestasi kerjanya.
6. Tenaga
Supervisi
Yang menjadi tenaga
supervisi adalah:
a. Kepala
sekolah terhadap guru-guru
b. Pemilik
TK / SD, SLB terhadap kepala/guru TK, SD dan SLB dan Kebudayaan.
c. Kepala
seksi TK, SD, SLB (tingkat Kabupaten atau kodya) terhadap pemilik TK, SD, SLB
atau kepala sekolah dan kebudayaan
d. Kepala
bidang pendidikan dasar atau guru terhadap kepala seksi TK,SD,SLB atau penilik
berdasarkan struktur mekenisme yang berlaku.
e. Kepala
bidang pendidikan menengah umum terhadap kepala sekolah
Demonstransi mengajar dilakukan oleh guru yang dinilai memiliki keunggulan
dalam proses pembelajarn baik karena pengalaman atau baru saja mengikuti
pelatihan, seminar, loka karya, dan sejenisnya. Dalam demonstransi
mengajar ini guru akan melakukan pengamatan cermat terhadap proses pembelajaran
yang didemonstrasnsikan, selanjutnya diadakan analisis oleh para guru terhadap
yang diamati dalam demonstransi untuk memperbaiki proses pembelajaran oleh
masing-masing guru.
BAB III
SIMPULAN
Secara morfologis,
Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Secara
sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan
atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan
mutu mengajar danbelajar dan belajar pada
khususnya. Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “
Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan. Secara
operasional supervise pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan kepada guru
guna peningkatan kemampuan mereka dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran
yang lebih baik yaitu, mampu menumbuhkembangkan potensi para siswa, potensi
intelektual, emosional, social, keagamaan, maupun jasmaniahnya. Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada
perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran.
Pada hakikatnya,
terdapat banyak teknik dalam menyelenggarakan program supervisi pendidikan.
Dari sejumlah teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, ditinjau dari
banyaknya guru dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar, yakni teknik
individual dan teknik kelompok. Kepala sekolah terhadap guru-guru. Pemilik
TK / SD, SLB terhadap kepala/guru TK, SD dan SLB dan Kebudayaan. Kepala
seksi TK, SD, SLB (tingkat Kabupaten atau kodya) terhadap pemilik TK, SD, SLB
atau kepala sekolah dan kebudayaan. Kepala bidang pendidikan dasar atau guru
terhadap kepala seksi TK,SD,SLB atau penilik berdasarkan struktur mekenisme
yang berlaku. Kepala bidang pendidikan menengah umum terhadap kepala sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar