Ada beberapa
pengertian kepribadian menurut ahli sosiologi, diantaranya:
1. Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah
keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan tempramen seseorang. Sikap perasaan
ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di
hadapan pada situasi tertentu.
2. Menurut Schever Dan Lamm (1998)
Kepribadian adalah
sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan prilaku
seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga
kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus
secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
Seorang guru memiliki sikap yang dapat mempribadi sehingga dapat dibedakan
ia dengan guru yang lain. Kepribadian menurut Zakiah Darajat disebut sebagai
sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat
penampilan, tindakan, atau ucapan ketika menghadapi suatu persoalan.
Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat
diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan
dari kepribadian seseorang. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku
positif akan meningkatkan dan kepribadian seseorang. Begitu naik kepribadian
seseorang maka akan naik pula wibawa orang tersebut.
Guru hendaknya
memiliki kepribadian, yaitu diantaranya:
1. Kepribadian yang mantap dan stabil:
· Bertindak sesuai dengan norma hukum
· Bertindak sesuai dengan norma sosial
· Memiliki konsisten dalam bertindak
2. Kepribadian berakhlak mulia:
· Berakhlak mulia dan menjadi teladan
· Memiliki perilaku yang diteladani oleh peserta didik
3. Kepribadian yang dewasa:
· Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
· Memiliki etos kerja sebagai guru
4. Kepribadian yang arif:
· Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik,
sekolah dan masyarakat
· Menunjukkan dalam berfikir dan bertindak
5. Kepribadian yang berwibawa:
· Memiliki perilaku yang bersifat positif terhadap peserta didik
· Memiliki perilaku yang disegani
Kepribadian akan turut menentukan apakah para guru dapat disebut sebagai
pendidik yang baik atau sebaliknya, justru menjadi perusak anak didiknya. Guru
sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh
yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya.
Karenanya guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang
positif agar dapat mengangkat kewibawaannya, terutama di depan murid-muridnya.
Disamping itu guru juga harus mengimplementasikan nilai-nilai tinggi terutama
yang diambilkan dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perbuatan dan
perkataan.
Guru yang demikian niscaya akan selalu memberikan pengarahan kepada anak
didiknya untuk berjiwa baik juga. Dalam menggerakkan murid, guru juga dianggap
sebagai partner yang siap melayani, membimbing dan mengarahkan muridnya.
Djamarah dalam bukunya “Guru dan Anak didik Dalam Interaksi Edukatif”
menggambarkan bahwa: Guru adalah pahlawan tanpa pamrih, pahlawan tanpa tanda
jasa, pahlawan ilmu, pahlawan kebaikan, pahlawan pendidikan”.
Kemuliaan hati seorang
guru diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru secara nyata dapat berbagi
dengan anak didiknya. Guru tidak akan merasa lelah dan tidak mungkin
mengembangkan sifat iri hati, munafik, suka menggunjing, menyuap, malas,
marah-marah dan berlaku kasar terhadap orang lain, apalagi terhadap anak
didiknya.
Guru sebagai pendidik
dan murid sebagai anak didik dapat saja dipisahkan kedudukannya, akan tetapi
mereka tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan diri murid dalam mencapai
cita-citanya. Disinilah kemanfaatan guru bagi orang lain atau murid benar-benar
dituntut.
Kepribadian guru dalam
perspektif historis.
1. Profil guru di masa dulu
Profesi guru di masa
dulu merupakan profesi idaman, dimana semua orang ingin menjadi guru, kalau toh
tidak berhasil sekedar bermantukan seorang guru saja pun sudah bangga.
Kebanggaan yang mendarah daging di masa lalu ini merupakan sesuatu yang menarik
untuk dikaji, ada apa dengan guru sehingga menjadi profesi yang sangat
diminati? Padahal kalau dilihat secara kasat mata, dari kesejahteraan sangat
jauh dari kurang, namun demikian mereka selalu mendapatkan tempat tertinggi
dalam tatanan masyarakat pada waktu itu. Guru benar-benar diposisikan dan
dihargai.
Bila bukan dari aspek
kesejahteraan, pastilah ada aspek yang sangat fenomenal dalam profesi guru iru
sendiri. Sosok Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang mewakili profil guru di
masa lalu. Artinya, bila ingin mengetahui secara detail tentang profil guru di
masa lalu, maka amatilah kepribadian beliau. Sosok guru sebagai pahlawan tanpa
tanda jasa benar-benar dapat diamati, tak ada batasan waktu, tempat dalam
mengajarkan ilmu dan yang paling penting mereka betul-betul ideal model.
Apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan sejalan yang secara tidak langsung
menimbulkan kewibawaan sejati dalam diri beliau.
Kepribadian semacam
inilah yang kemudian menjadikan murid-murid beliau termotivasi untuk menjadi
guru sekaliber Ki Hajar Dewantara. Ini sesuai dengan statement yang
mengatakan bahwa pribadi guru itu besar sekali pengaruhnya terhadap
keberhasilan darma baktinya dan guna berpengaruh pada muridnya.
Namun demikian harus
juga dipahami juga bahwa bukan hanya kepribadian saja yang menentukan
keberhasilan tugasnya sebagai guru tetapi juga harus dilengkapi dengan ilmu
khusus, kebudayaan tertentu dan persiapan pelayanan yang teratur.
b. Profil guru di masa kini dan akan datang.
Kemerosotan profesi guru baik di dalam minat pemuda kita untuk memasukinya
maupun oleh masyrakat yang kurang memberi perhatian atau penghargaan terhadap
profesi guru menunjukkan adanya keharusan untuk mencari paradigma baru supaya
profesi guru memenuhi tuntutan masyarakat baru dalam milenium ketiga. Perlu
disadar bahwa fungsi dan peranan guru bisa berubah tapi profesi akan
tetap selalu dibutuhkan.
Sebelum menganaslisa tentang profil atau kepribadian guru masa kini dan
akan datang maka perlu diketahui karakteristik masyarakat yang dihadapi yang
notabene merupakan konsumen atau pengguna jasa pendidikan. Menurut Tilaar
(1999: 281), ada 3 karaktristik masyarakat masa kini dan akan datang (=
masyarakat milenium 21), yaitu:
1. Masyarakat teknologi, dimana kemajuan teknologi sangat berkembang pesat
sehingga membuat dunia menjadi satu, sekat-sekat yang membatasi bangsa-bangsa,
pribadi-pribadi menjadi hilang sehingga bentuk-bentuk komunikasi umat manusia
akan berubah.
2. Masyarakat terbuka, pada jenis ini dibutuhkan manusia yang mampu
mengembangkan kemampuan dan yang mampu berkreasi untuk peningkatan mutu
kehidupannya serta sekaligus mutu kehidupan bangsa dan masyarakatnya.
3. Masyarakat madani, yaitu masyarakat yang saling menghargai satu dengan yang
lain, yang mengakui akan hak-hak manusia yang menghormati akan prestasi dari
para anggotanya sesuai dengan kemampuan yang dapat ditunjukkannya bagi
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar