A. IDENTITAS MAHASISWA
Berikut adalah identitas satu mahasiswa yang behasil saya
identikasi kebutuhan dan masalahnya:
Nama
(Inisial) : S
NIM
: 7_014132-5
Fakultas
: Ekonomi
B. PROSES MENEMUKAN KEBUTUHAN DAN
MASALAH
Dalam mengidentifikasikan kebutuhan dan masalah dari
mahasiswa, kita mengambil beberapa langkah yang semua itu dilakukan dengan
hati-hati agar tak ada yang merasa tersakiti atau tersinggung oleh satu sama
lain. Berikut adalah langkah-langkah dalam mengidentifikasi kebutuhan dan
masalah dari mahasiswa secara rinci:
1. Tahap Pendekatan
Dalam proses pendekatan kepada mahasiswa yang bermasalah
tidak dibutuhkan langkah yang serius mengingat hubungan saya dengan mahasiswa
yang bermasalah sudah dekat. Mahasiswa tersebut sering bercerita tentang
problema yang ia hadapi dan menganggu kehidupannya. Saya berusaha untuk tidak
agresif agar ia tidak terusik karena merasa ada orang lain yang ingin
mencampuri urusannya. Agar tidak ada pihak yang tersakiti, saya tidak langsung
bertanya apa-adanya tentang masalah yang ia hadapi. Saya hanya memancing dia agar
mau berbicara tentang masalah terbesar yang saat ini tengah mengganggu
kehidupannya. Dalam proses ini saya menyeting suasana agar seolah-olah bukanlah
saya yang menjadi fokus utama melainkan mahasiswa ini yang menjadi fokus utama,
maksudnya saya sadarkan dia bahwa dengan dia menceritakan masalahnya bukan agar
saya tahu masalahnya melainkan memberitahu dia bahwa masalahnya akan sedit
teratasi jika ia berbagi dengan orang lain. Saya berusaha mendekati dia secara
bertahap agar identifikasi masalah yang saya lakukan dapat berjalan secara
obyektif dan apa adanya. Secara detail, tahap pendekatan ini memuat
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pertemuan 1
Sebelum mangalami masalah ini, mahasiswa ini termasuk
tipikal seseorang sering curhat dan terbuka. Pertama mahasiswa ini bertemu
denga saya seperti tak terjadi apa-apa dan bersikap seolah tak ada masalah yang
mengganggu hidupnya.
b. Pertemuan 2
Tahap ini masih seperti pada tahap pertama. Namun ada
satu yang janggal pada dirinya saat saya dapati matanya seperti bengkak bekas
menangis dalam waktu yang lama.
c. Pertemuan 3
Saya berusaha mendekati mahasiswa ini dengan berusaha
menebak-nebak apa yang sedang menganggu hidupnya. Saya tidak memaksa hanya
menyadarkan dia agar mau bercerita tentang masalah yang sebenarnya ia hadapi.
d. Pertemuan 4 dan seterusnya
Mahasiswa ini secara terus terang mau menceritakan
masalah yang tengah ia hadapi. Saya biarkan ia menangis dan menceritakan semua
unek-unek yang ada pada dirinya.
2. Tahap Pemahaman dan Identifikasi
Kebutuhan atau Masalah Mahasiswa
Saya berusaha memahami masalah
yang tengah ia hadapi dengan metode andai-andai. Maksudnya yaitu andaikan saya
yang berada di posisinya saat ini. Dengan begitu saya dapat tahu dan paham apa
yang mahasiswa ini butuhkan dalam menjalani kehidupan berikutnya.
3. Tahap Respon
Pada tahap ini saya berusaha
merangkul dengan menerapkan metode evaluasi humanis, yaitu dengan memberikan
suatu saran perbaikan bukan menyalahkan serta menyadarkan dia bahwa tak ada
yang harus disesali kecuali perbaikan menuju masa depan.
Dalam rangka perbaikan menuju
masa depan, saya harus tahu berbagai kebutuhan yang diinginkan mahasiswa ini.
Untuk itu secara detail, berikut adalah langkah-langkah dalam tahap respon ini:
a. Saya harus membuat daftar poin-poin
masalah yang tengah ia hadapi.
b. Kemudian saya mengklasifikasikan mana
saja poin-poin masalah yang secara langsung berhubungan dengan masalah lain.
tahap ini penting agar apabila ada beberapa masalah yang memang perlu
penanganan secara kerjasama dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
c. Membuat skala kebutuhan. Maksudnya
adalah mengurutkan mana saja masalah yang paling mendesak dan mana yang tidak
sehingga akan tahu mana masalah yang memang membutuhkan penanganan serius dan
mana yang tidak.
C. DISKRIPSI KEBUTUHAN MAHASISWA
BERMASALAH
Sebelum mendiskripsikan kebutuhan mahasiswa bermasalah
ini, alangkah baiknya jika saya memaparkan masalah yang tengah ia hadapi. Tak
enak jika saya harus menceritakan ini, tapi berhubung masalah yang ia hadapi
saat ini sudah reda jadi tak ada masalah jika saya menceritakan detail
permasalahannya.
Awalnya mahasiswa ini adalah tipe mahasiswa yang terbuka
dan terus saja bercerita tentang masalah yang ia hadapi. Sering ia ceritakan
masalahnya terhadap saya mengenai hubungaannya dengan seorang mahasiswa
laki-laki, sebut saja X. Hubungannya dengan si X ini sudah berjalan sejak tahun
pertama kuliah di Unnes.
Awalnya hubungannya dengan si X ini baik-baik saja. Namun
saat malam Minggu datang, ia menangis dengan sedihnya setelah pulang sehabis
keluar dengan X ini. Tak ada yang ia ceritakan secara detail. Namun setelah itu
sering ia pergi ke dekanat kampus sendiri atau bersama si X ini. Tak jarang
pula ia menangis ketika pulang dari dekanat kampus.
Akhirnya secara terbuka ia becerita tentang
permsalahannya tepat ketika ia mengakhiri hubungannya dengan si X ini. Jadi di
saat malam Minggu ketika itu adalah awal dari masalahnya. Ketika dia dan X ini
sedang berada di kampus, mereka tertangkap oleh satpam malam dan terkena
hukuman atas aturan larangan pacaran di kampus. Si X ini justru pergi
meninggalkan dia dan membiarkan dia ditangkap satpam sendirian. Menurutnya tak
ada perbuatan yang tak sopan yang mereka lakukan dan saya pun percaya karena
saya sudah tahu betul bagaimana karakter mahasiswa ini meskipun ketika itu tak
ada bukti fisik seperti kamera atau yang lainnya.
Akhirnya ia mendapat masalah besar yang harus ia hadapi.
Namanya harus dikenang oleh beberapa dosen di Fakultas Ekonomi sebagai
mahasiswa yang tak tahu aturan dan melanggar norma. Saya tahu bagaimana
perasaan mahasiswa ini, mengingat karakter mahasiswa ini yang selalu patuh
aturan dan selama ini ia juga sudah terlanjur dikenal oleh dosen sebagai
mahasiswa pintar. Sejak saat itu ia dikenal sebagai mahasiswa pintar namun tak
beretika.
Rupanya ia sudah terlanjur terjerat akan cinta buta.
Perlakuan X yang seperti tak bertanggung jawab karena harus meninggalkan ia
sendiri ketika itu tidak membuatnya marah terhadapnya meskipun namanya telah
menjadi buruk di muka dosen-dosen Fakultas Ekonomi bahkan ia terancam di drop out dari Unnes. Orangtuanya yang murka pun
masih membuatnya tak sadar. Kabar burung tentang masalahnya yang menyebar di
jurusan pun membuatnya semakin malu. Bahkan sering ia mendapat sindiran dari
dosen yang mengajarnya di kuliah.
Hingga puncak dari masalahnya yang terbesar. Orang tuanya
memang tak senang akan X sudah sejak lama sebelum permasalahan ini terjadi.
Orang tuanya harus kecewa karena mendengar anaknya terancam di drop out ditambah kasus penipuan online
yang saat itu juga dihadapinya. Meskipun si X akhirnya bertanggung jawab dan
mau menyerahkan diri ke dekanat kampus FE dan fakultas di mana dia berasal, dia
justru mendapat hukuman skorsing terlebih dahulu. Si X tidak terima akan
perlakuan yang dialaminya dan akhirnya secara terbuka dengan penuh emosi ia
bercerita tentang keadaan sebenarnya kepada si S ini. Dia jujur bahwa selama
satu tahun berpacaran dengan si S ini, dia hanya menjadikannya sebagai orang
ketiga dari hubungannya dengan pacar aslinya. Ia mau saja menjalani hubungannya
dengan si S ini karena si S ini yang memang berasal dari keluarga kaya.
Si S semakin tak tahu arah. Ia bingung bagaimana
meredakan kekecewaan dari orang tuanya dan memperbaiki namanya di depan para
dosen. Selain itu ia juga sibuk bagaimana membuat si X ini kembali terhadapnya.
Jangankan prestasi akademis yang ia pikirkan, bahkan saat bertemu dengan dosen
saja ia memilih bersembunyi karena malu.
Jadi masalah yang ia hadapi saat itu adalah masalah
keluarga, hubungan dengan teman, cinta, dan prestasi akademis. Kebutuhan yang
ia butuhkan yaitu berupa kasih sayang dari keluarga, mengembalikan nama baiknya
di depan orang tua, teman-teman, dan para dosen, kebutuhan akan kepedulian dari
teman dan cinta dari pasangan, dan kembalinya rasa percaya diri di bidang
akademis.
D. UPAYA BANTUAN
Saya berperan sebagai orang yang menyadarkan dan membantu
dirinya mengarahkan jalan pikirnya bukan orang yang menyuruh. Menurut saya
dengan saya menyuruh, itu justru tak membuat masalahnya reda karena bagaimana
pun hanya diri seseorang yang tahu siapa dirinya sendiri dan merasakan bagaimana
masalah yang memang tengah ia hadapi secara obyektif. Ada kalanya saya
menyarankan saat ia bertanya bagaimana alternatif terbijak atau jika memang
perlu informasi karena keterbatasan informasi seseorang. Upaya bantuan saya
klasifikasikan tergantung dari poin-pon kebutuhan yang mahasiswa ini butuhkan.
a. Orang
Tua
Dia justru terkesan lebih mementingkan perasaannya dengan
si X dibanding dengan orang tuanya. Saya berusaha memberitahu dia bahwa ia bisa
menjadi sebesar ini berkat orang tuanya. Saya juga membuatnya bersemangat agar
mau mengingat-ingat kebaikan dari orang tuanya. Dia saya ajak mengingat-ingat
moment-moment ketika orang tuanya berusaha memberikan permintaannya. Kemudian
untuk masalah menghapus kekecewaan orang tuanya, saya ingatkan dia bahwa
menjadi seorang anak yang lebih baik dibanding kemarin sudah cukup membuat
orang tuanya memaafkannya karena bagaimana pun kondisi anaknya, orang tua pasti
peduli dengan anaknya dan mau memaafkan kesalahan anaknya.
b. Teman-Teman
Meskipun tidak semua mahasiswa lain di jurusan yang tahu
akan masalahnya, ini sudah cukup menganggu aktivitasnya di kampus. Kembali saya
mengingatkan dia bahwa yang namanya perilaku orang-orang di dunia ini pasti
berbeda-beda. Ada yang pro, ada yang kontra. Yang perlu diingat adalah bahwa
yang tahu siapa dirinya adalah diri sendiri jadi terserah perilaku orang lain
yang sesungguhnya mereka tak tahu bagaimana rumitnya kehidupan diri seseorang.
Yang perlu diingat adalah tetap berperilaku baik kepada semua orang.
Dalam hal ini, saya hanya menunjukkan sikap yang baik terhadapnya, sehingga
membuatnya sadar bahwa ia tak hidup sendiri di dunia ini.
c. Pacar
Kembali saya ingatkan dia bahwa masih begitu dini jika ia
harus berpikir tentang pasangan mengingat umurnya masih muda dan masih banyak
cita-cita yang harus ia raih. Ketika itu saja juga ajak dia berpikir tentang
ingin jadi tipe wanita seperti apa dirinya nantinya. Saya ingatkan dia bahwa
Tuhan akan menjodohkan umatnya seperti cerminan pada dirinya. Saja ajak
berpikir dia, dia ingin mendapatkan laki-laki yang seperti apa? Peselingkuh
atau tanggung jawab? Lalu saya ajak berpikir dia harus menjadi seseorang yang
bagaimana agar mendapat jodoh dari Tuhan yang seperti dia inginkan. Saya
mencoba menguak agar ia tak begitu memperbesar masalah ini dengan menyadarkan
dia bahwa begitu besar kasih sayang Tuhan terhadapnya. Dia sadar bahwa cobaan
dari Tuhan ini mungkin sebagai media agar dia tahu bagaimana karakter seorang
laki-laki yang selama ini begitu ia sayangi. Masalah kasih sayang, tidak
semata-mata berasal dari pasangan. Kasih sayang bisa berasal dari keluarga,
teman, Tuhan, bahkan dirinya sendiri.
d. Prestasi
Akademis
Yang perlu diatasi adalah bagaimana caranya agar dia
tidak jadi di drop out dari Unnes. Saya tanyakan ke dia,
apakah dia mau jika saya carikan seseorang yang berhasil keluar dari masalah
ini agar dia mau meminta saran terhadapnya. Akhirnya dia mau dan di situ saya
mencari seseorang yang juga mendapat masalah yang sama namun tidak dikeluarkan
dari Unnes. Meskipun saya dapatkan dari fakultas lain, ia berhasil mendapatkan
tips dan akhirnya dia tidak jadi di drop
out dari Unnes. Masalah
berikutnya adalah membangkitkan kepercayaan diri di prestasi akademis. Sering
dia berpikir bahwa tak pantas baginya berprestasi mengingat namanya yang sudah
terlanjur buruk. Akhirnya saya sadarkan dia bahwa yang namanya masa lalu tak
mungkin dihapuskan namun hanya tinggal bagaimana bangkit dari kepaitan masa
lalu. Saya bertanya ke dia, apa yang sebenarnya bisa diperbaiki untuk
mengembalikan nama baiknya di depan dosen? Etika? Prestasi akademis? Atau ada
hal lainnya? Saya bertanya ke dia bagaimana penilaiannya terhadap mahasiswa
yang berkeadaan etika tak punya bahkan prestasi akademis juga tak punya. Di
situ dia sadar bahwa masih ada kesempatan baginya untuk tetap memperbaiki
namanya di depan para dosen. Bahkan dia juga berpikir bahwa seorang dosen pasti
akan paham dan memaklumi pertumbuhan pada seseorang yang menjelang dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar