Senin, 01 Juni 2015

Model Desain Pembelajaran Kemp

Model Desain Pembelajaran Kemp

A.      Latar Belakang
Jelord E. Kemp berasal dari California Satate University di Sanjose. Kemp mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan pengembang desain instruksional untuk melihat karekteristik para siswa serta menentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat. Langkah berikutnya adalah spesifikasi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkah-langkah dalam kegiatan belajar mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan. Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian di evaluasi atas dasar tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi dan revisi didasarkan atas hasil-hasil evaluasi. Pentingnya pembahasan ini yaitu agar kita bisa memahami bagaimana model pembelajaran menorur J.E kemp sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.

Pengertian Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran didefinisikan sebagai prosedur yang terorganisasi dimana tercangkup langkah-langkah dalam menganalisis, mendesain, mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengadakan evaluasi. 
Kedudukan Strategi Pembelajaran
a.       Interaksi
Proses interaksi atau proses saling berhubungan yang dilakukan antar pendidik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b.      Pembelajaran
Serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memdahkan terjadinya proses belajar.
c.       Materi
Suatu proses yang sangat terkait dengan penyampaian materi dalam upaya mencapai kompetensi.
d.      Hasil belajar
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah ukuran atas proses pembelajaran.

Desain Pembelajaran Model Kemp
Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2004), model desain sistem pembelajaran ini akan membantu pendidik sebagai perancang program atau kegiatan pembelajaran dalam memahami kerangka teori dengan lebih baik dan menerapakan teori tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
Menurut Kemp pengembangan perangakat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.[1]
Dalam desain yang dikembangkan oleh kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal pertama yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi masalah pembelajaran, kemudian dilakukan analisis karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran, pengurutan isi materi, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat desain pesan, mengembangkan pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi instrumen. Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan dasar sebagai proses revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan layanan pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.[2]
B.  Komponen Pokok Pembelajaran Kemp
1.      Peserta Didik
Peserta didik   diantaranya siswa, mahasiswa ,peserta  pelatihan ,dan seterusnya. Namun uraian ini tidak akan membahas mengapa istilah peserta didik berbeda. Uraian in imenjelaskan alasan-alasan raisonal mengenai hal-hal yang patut dipertimbangkan tentang pihak yang belajar.
Apa pun desain pembelajaran dan mata ajaran yang disampaikan , perlu kiranya diketahui bahwa yang sebenarnya dilakukan oleh para desainer adalah menciptakan situasi belajar yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat dapat tercapai dan peserta didik merasa nyaman dan termotivasi dalam proses belajarnya.


2.       Tujuan Pembelajaran
Setiap rumusan tujuan pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kopetensi atau kinerja  yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Sandainya tujuan pembelajaran atau kopetensi dinilai sebagai sesuatu yang rumit, maka tujuan pembelajaran tersebut dirinci menjadi subkompetensi yang dapat mudah dicapai. Dilain pihak, disain instruksional memadukan kebutuhan peserta didik dengan kopetensi yang harus dia kuasai nanti setelah selesai belajar degan kondisi yang sudah ditetapkan.
3.      Metode
Metode terkait degan strategi pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses belajar berjalan mulus. Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar. Dalam disain pembelajaran langakh ini sangat penting karena metode inilah yang menetukan situasi belajar yang sesungguhnya. Di lain pihak,  seseorang disaener pembelajaran juga terlihat dalm cara dia menetukan metode ini. Metode sebagai strategi pembelajaran biasa dikaitkan dengan media, dan waktu dan waktu yang tersedia untuk belajar. Pada konsep sederhana ini,metode adalah komponen strategi pembelajaran yang sederhana.
4.      Penilaian
Konsep ini menganggap menilai hasil belajar peserta didik sanagt penting. Indikator keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar dapat diamati dari penilaian hasil belajar ini. Sering kali penilaiain diukur dnegan kemampuan menjawab dengan benar sejumlah soal-soal obyektif. Penilaian dapat juga dilakukan denagan format nonsoal, yaitu dengan instrumen pengamatan, wawancara, kuesioner, dan sebagainya.
C.  Komponen Model Analisi Topik
Komponen model analis topik ini terdiri atas:
1.        Topik
Topik adalah mata ajaran yang akan dijelaskan kepada peserta didik. Disainer pembelajaran perlu mempelajari karkteristik dan katagori dari topik itu sebagai pengetahuan dan sebagai upaya untuk menentukan alternatif yang harus dipilih terkait dengan kondisi belajar yg harus di persiapkan.
2.       Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan setelah kategori topik selesai dilaksanakan. Dengan demikian, rumusan tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kategori topik.

3.      Pembelajaran
Pembelajaran diartiakan sebagai KBM konvesional dimana guru dan peserta didik langsung berinteraksi.dalam hal inidisain pembelajaran menetukan seluruh aspek strategi pembelajaran.
4.      Penilaian
Penilain dalam model  mencakup dua hal yaitu belajar dan pembelajaran. Penilain ini bertujuan agar faktor penghambat belajar dapat diatasi.
5.      Revisi
Setelah penilaian diolah, terkait dengan proses belajar, maka bisa dikaji ulang rumusan tujuan pembelajaran. Penilain ini dapat dilakukan terhadap penbelajaran. Revisi ini dimaksukan untuk mencari pemecahan masalah belajar yang dialami oleh peserta didik
D.      Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kemp
1.         Kelebihan
2.         Kekurangan
E.       Unsur-Unsur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Kemp:
1.      Identifikasi masalah pembelajaran
Tujuannya adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum ynag berlaku dengan fajta yang terjadi dilapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode,teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. Pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang telah diharapkan dalam kurikulum.[5]
2.      Analisis siswa
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa. analisis tingkah laku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang dimilki,sedangkan karakteristi yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemapuan siswa, motivasi belajar siswa, pengalman yang dimiliki dan lain sebagainya.[6]
3.      Analisi tugas
Menurut Kemp analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Jadi analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana pelaksanaan pembelajran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS).[7]
4.      Merumuskan indikator
Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap 1. Indikator dirumuskan sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan cara siswa belajar.[8]
5.      Penyusunan instrumen evaluasi
Penyusunan ini digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan kentuntasan pengeusaan  siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.[9]
6.      Setrategi pembelajaran
Kegiatan ini meliputi model , pendekatan, metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7.      Pemilihan media atau sumber pembelajaran
Pada tahapan ini berdasarakan hasil analisis tujuan,analisis karakteristik siswa, dan analisis tugas.
8.      Pelayanan pendukung
Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait secara layanan laboraturium dan perpustakaan.
9.      Planning (Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek)
Aspek teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan rancangan pengembangan. Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan tata keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain.[10]
10.  Evaluasi Formatif
Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.
11.  Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik dari hasil posttest maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
12.  Revisi Perangkat Pembelajaran
Kegiatan revisi dilakukan secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Hal ini berdasarkan uraian Kemp, bahwa setiap langkah rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
F.        Langkah-Langkah Model J.E. Kemp
Langkah-langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan langkah, yakni:[11]
1.      Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang ingin dicapai dalam mengajarkan masing-masing pokok bahhasan.
2.      Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti program, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil.
3.      Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional dan terukur (dalam KTSP adalah indikator). Dengan demikian siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru, rumusan itu akan berguna dalam menyusun tes kemampuan/keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar yang sesuai.
4.      Menentukan materi/bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) yang telah dirumuskan. Masalah yang sering dihadapi guru-guru adalah begitu banyaknya materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian juga, timbul kesulitan dalam mengorganisasikan materi/bahan ajar yang akan disajikan kepada para siswa. Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam memilih dan memilah sumber belajar, materi, media, dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan.
5.      Menetapkan penjajagan atau tes awal (pressessment). Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6.      Menetukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kreteria umum untuk pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksiomal khusus (indikator) tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu analisis alternatif.
7.      Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilias, peralatan, waktu dan tenaga.
8.      Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan metode/strategi yang digunakan.
Semua komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila adanya perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkungan model Kemp menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya. Berbeda dengan pendekatan sistem dalam pembelajaran, perencanaan desain  pembelajaran ini bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok bahasan lebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mana yang didahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap, tersedia, situasi, dan kondisi sekolah atau bergantung pada pembuat perencanaan itu sendiri.




G.      Contoh RPP Model J.E Kemp
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan    : SMP/MTs
Mata Pelajaran          : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas                           :VII/I
Tema                          :Wujud zat dan larutan
Alokasi Waktu           : 2 jam pelajaran (2 kali pertemuan)
A.      Standar Kompetensi
1.      Energi dan Perubahannya (3)             : Memahami wujud zat dan perubahan- perubahannya
2.      Materi dan Sifatnya (4)                      :  Menjelaskan konsep partikel materi
B.       Kompetensi Dasar dan Contoh Indikator
1.      Energi dan Perubahannya (3.1):
a.       Mengamati terjadinya perubahan wujud suatu zat
b.      Menggambarkan susunan dan gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran
2.      Materi dan Sifatnya (4.1)     :
Membandingkan sifat fisika dan sifat kimia zat
a.       Menentukan titik didih, titik leleh, dan titik beku bahan-bahan materi dan sifatnya di rumah tangga berdasarkan data percobaan.
b.      Menunjukan perbedaan antara titik didih dan titik leleh
c.       Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat berdasarkan data percobaan.
d.      Menjelaskan variabel kontrol dan variabel manipulasi dalam proses pelarutan
C.      Tujuan
Setelah melakukan percobaan tentang wujud zat dan kelarutannya, peserta didik dapat:
a.         Menggambarkan susunan dan gerak partikel berbagai wujud zat.
b.         Menentukan titik didih, titik leleh, dan titik beku beberapa bahan kimia di rumah tangga
c.         Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan  zat

D.      Analisis Siswa
Peserta didik cenderung lebih mempu memahami materi dengan langsung mempraktekkannya.
E.       Analisis Tugas
F.        Merumuskan Indikator
Siwa mampu memahami sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
G.      Penyususnan Instrumen Evaluasi
Soal uraian dan Presentasi
H.      Strategi Pembelajaran
ü  Pendekatan     :  Kontekstual
ü  Metode            : Eksperimen
ü  Diskusi Kelompok
I.         Sumber Belajar
Buku IPA dan lingkungan sekitar.
J.        Pelayanan Pendukung
Layanan Laboraturium
K.      Evaluasi
1.         Teknik                     : Tes harian
2.         Bentuk Instrumen   : Soal Uraian, unjuk kerja (performance)
3.         Rubrik Penilaian (Mengamati Perubahan Wujud zat)
Aspek
Skor
Jml
Nilai
5
4
3
2
1
1
Ketepatan menggunakan bahan
2
Ketepatan membendingkan bahan dengan pelarut
3
Kerja sama dengan teman kelompok
4
Berpartisipasi dalam membuat kesimpulan
5
Menghargai pendapat teman


No
Aspek
Skor
Jml
Nilai
5
4
3
2
1
1
Ketepatan menggunakan alat
2
Ketepatan melarutkan bahan
3
Memasukkan bahan yang sudah dilarutkan dalam wadah yang sesuai
4
Dapat bekerja sama antara teman kelompok
5
Berpartisipasi dalam kerja kelompok
6
Menghargai pendapat teman
7
Dapat menyumbangkan pendapat dan menyimpulkan hasil kegiatan

Nilai = Jumlah Skor     x 100
Skor maksimal
Uraian:
1.        Gambarkan susunan partikel zat
2.        Jelaskan perbedaan titik didih dan titik leleh!
3.        Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat!

Tidak ada komentar:

Arsip Blog