Selasa, 20 Oktober 2015

Contoh Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-GT) Didanai Dikti Lolos PIMNAS




PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
BEASISWA BELAJAR BERPRESTASI DAN BISNIS (WAJAH SINIS) SEBAGAI UPAYA MINIMALISASI REMAJA PUTUS SEKOLAH AKIBAT FAKTOR EKONOMI


BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS


Diusulkan Oleh :

DEFI SRI HARWATI            7101413194/2013
DENI SRI HARYATI            7101413193/2013
NURAFNI FAUZI                  7101413122/2013


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN USULAN PKM-GT ......................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................. iii
RINGKASAN ................................................................................ iv
PENDAHULUAN .......................................................................... 1
         Latar Belakang  ..................................................................... 1
         Tujuan ................................................................................... 2
         Manfaat ................................................................................. 2
GAGASAN..................................................................................... 2
         Kondisi Kekinian ................................................................... 2
         Solusi yang Pernah Ditawarkan............................................. 3
         Kehandalan GagasanBeasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis         4
         Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Wajah Sinis....................... 6
         Langkah-Langkah Strategis ................................................... 7
KESIMPULAN .............................................................................. 9
         Gagasan yang Diusulkan........................................................ 9
         ImplementasiBeasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis.......... 9
         Manfaat dan Dampak Wajah Sinis......................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 10
LAMPIRAN I:Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping.. 11
LAMPIRAN II: Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas        16
LAMPIRAN III:Surat Pernyataan Ketua Pelaksana....................... 17


RINGKASAN

          Diperlukan sebuah pendidikan untuk mendewasakan anak dan remaja mengingat mereka adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dari dunia yang kita impikan. Tetapi nyatanya pada tahun 2011 masih ada 2.3 juta anak usia 7 sampai 15 tahun tidak mendapatkan pendidikan. Kebanyakan dari mereka putus sekolah sejak masa transisi dari SD menuju SMP. Ada sekitar 42% anak di Provinsi Jabar, Jateng, dan Jatim mengalami putus sekolah.
Pendidikan yang belum merata menyebabkan rendahnya kualitas SDM di Indonesia. Jumlah pengangguran di Indonesia pada bulan Agustus 2014 sebanyak 7.24 juta orang yang diprediksikan akan terus meningkat mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melemah. Jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 121,87 juta orang di tahun 2014 yang meningkat dari Agustus tahun 2013 sebesar 120.17 juta orang.
Kondisi ini tidak bisa didiamkan karena jumlah angkatan kerja yang terus meningkat ditambah jumlah lapangan kerja yang semakin menurun tak mungkin akan memenuhi semua jumlah angkatan kerja tersebut. Untuk itu diperlukan solusi strategis yang mampu menjawab permasalahan pengangguran termasuk meminimalisasi jumlah remaja putus sekolah. Kami menawarkan sebuah solusi berupa beasiswa belajar berprestasi dan bisnis. Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis) adalah beasiswa yang diberikan kepada anak yang tidak mampu secara ekonomi namun memiliki kemampuan prestasi akademik lebih dibandingkan peserta didik lain di sekolahnya untuk dapat melanjutkan pendidikan dan merasakan secara langsung menjadi seorang wirausaha. Dana pembentukan Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis) ini awalnya bisa berasal APBN atau donatur, namun tidak menutup kemungkinan akan menjadi sebuah lembaga swasembada jika adanya pengelolaan yang baik terhadap program ini.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu berasal dari data-data sekunder yang berasal dari data-data dalam pustaka maupun tulisan yang sesuai dengan masalah kajian. Kemudian kami analisis dengan menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu menggambarkan, mengemukakan, atau menguraikan berbagai data atau teori yang telah ada untuk kemudian diambil sebuah kesimpulan.
Wajah Sinis direkomendasikan kepada siswa yang hampir putus sekolah atau terlanjur sudah putus sekolah namun sebenarnya berpotensi untuk berprestasi. Dengan program ini mereka dijembatani untuk tetap berprestasi dan belajar berwirausaha sejak dini.
Secara sosial tujuan dari Wajah Sinis yaitu untuk membantu anak-anak dengan masalah ekonomi. Sedangkan secara politis tujuan Wajah Sinis yaitu untuk membatu pemerintah meminimalisir kasus putus sekolah dan meningkatkan angka kewirausahaan sekaligus mengurangi jumlah pengangguran.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

          Anak-anak dan remaja adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dari dunia yang kita impikan. Untuk itu diperlukan suatu pendidikan sebagai proses untuk mendewasakan mereka seperti dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1 sampai 5 yang mengatur tentang hak untuk mendapat pendidikan yang layak, kewajiban belajar ,Sistem Pendidikan Nasional ,dan peran pemerintah dalam bidang pendidikan dan kebudayaan
          Namun kenyataannya belum semua anak-anak dan remaja mendapatkan pendidikan seperti seharusnya. Secara keseluruhan di Indonesia angka masuk sekolah dasar sudah lumayan tinggi, namun sebuah kajian tentang Anak Putus Sekolah yang dilakukan Kementerian Pendidikan, UNESCO, dan UNICEF di tahun 2011 menunjukkan bahwa 2.3 juta anak usia 7 sampai 15 tahun masih tidak sekolah, dimana mereka tidak bersekolah sejak masa transisi dari SD sampai ke SMP. Laporan Tahun UNICEF Tahun 2012 menunjukkan ada 42% anak dari tiga provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah yang harus putus sekolah.
          Setelah bicara masalah pendidikan, Indonesia juga indentik dengan angka kewirausahaan yang masih rendah dan angka pengangguran yang masih tinggi. Tahun 2013 jumlah kewirausahaan di Indonesia berkisar 1,5 hingga 1,6%. Sedangkan suatu negara minimalnya harus memiliki 2% angka kewirausahaan. Kemudian untuk jumlah pengangguran yang ada di Indonesia sedikit mengalami peningkatan sepanjang bulan Februari hingga bulan Agustus 2014. Jumlah pengangguran di Indonesia bertambah 0.09 juta orang dari 7,15 juta orang meningkat menjadi 7,24 juta orang. Jumlah pengangguran di Indonesia diprediksikan masih akan meningkat karena melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat di 5.01%.
          Kualitas pendidikan yang kurang baik juga minimnya kesempatan untuk memperoleh pendidikan menyebabkan rendah pula kualitas sumber daya manusianya sehingga kompetensi dalam bekerja juga akan turut menurun. Hal ini juga diimbangi dengan angka kewirausahaan yang masih rendah sehingga bisa menyebabkan semakin naiknya angka pengangguran.
          Kenyataan tentang angka remaja putus sekolah dan jumlah pengangguran yang masih terbilang tinggi juga angka kewirausahaan yang masih minim membuat kita mengeluarkan sebuah ide tentang suatu beasiswa untuk mereka, pelajar yang hampir putus sekolah dan mereka yang sudah terlanjur putus sekolah untuk tetap belajar di sekolah sambil berbisnis namun tetap bisa berprestasi.



Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana sebuah ide beasiswa belajar berprestasi dan bisnis dapat membantu pemerintah dalam usaha mengurangi angka remaja putus sekolah sekaligus ikut meningkatkan angka kewirausahaan yang ada di Indonesia.

Manfaat

          Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.       Bagi siswa atau remaja putus sekolah atau hampir putus sekolah dapat tetap melanjutkan pendidikan mereka sambil belajar berbisnis namun masih tetap memiliki nilai akademik yang tinggi.
2.       Bagi pemerintah, membantu mengurangi remaja putus sekolah dan ikut membantu meningkatkan angka kewirausahaan yang ada di Indonesia.

GAGASAN

Kondisi Kekinian

Angka Remaja Putus Sekolah di Indonesia

          Meskipun Indonesia telah memiliki perubahan besar 15 tahun terakhir di bidang sosial, politik, dan ekonomi juga peningkatan di bidang pendidikan dasar universal dan kesetaraan gender namun Laporan Tahunan UNICEF tahun 2012 mengungkapkan bahwa separuh dari penduduk Indonesia tidak mempunyai lebih dari US$ 1,75 atau sekitar Rp. 22.400,00 per hari untuk bisa membeli kebutuhan pokok mereka dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan kehidupan mereka masih dekat dengan garis kemiskinan dan akan sangat  rentan bagi mereka untuk kembali ke dalam jurang kemiskinan. Kemiskinan anak di Indonesia lebih besar dari orang dewasa yaitu sekitar 44.4 juta anak atau lebih dari 50% dari seluruh anak di Indonesia. Jumlah anak terbesar yang menderita akibat kemiskinan terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang di dalamnya terdapat lebih separuh penduduk di Indonesia. Ada sekitar 42% anak di tiga provinsi tersebut yang harus putus sekolah dan data menunjukkan ada sekitar 2.3 juta anak usia 7-15 tahun di Indonesia yang tidak bersekolah.
          Angka ini menunjukakan bahwa tidak semua warga negara bisa memperoleh tranformasi di Indonesia dan salah satu yang terkena dampaknya adalah anak-anak. Penyebab anak-anak dan remaja tidak bisa melanjutkan pendidikannya salah satunya adalah faktor ekonomi. Penghasilan orang tua yang rendah dan sangat terbatas untuk membiayai kehidupan mereka sehari-hari menyebabkan terlupanya akan pentingnya pendidikan bagi setiap bangsa. Hal ini tak lepas membuat orang tua memberikan tugas kepada anaknya untuk turut membantu orang tua mencari penghasilan dan mengharuskan mereka tidak melanjutkan pendidikan atau putus sekolah.

Angka Kewirausahaan dan Pengangguran di Indonesia

          Presentase kemiskinan anak-anak yang masih tinggi tidak lain membuat menurunnya kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Seiring dengan kompetisi memperoleh pekerjaan yang terus berkembang juga lapangan pekerjaan yang tidak bertambah bisa saja membuat sumber daya manusia Indonesia nantinya bisa tersisihkan.   Tahun 2013 angka kewirausahaan di Indonesia berkisar antara 1,5-1,6 persen. Jumlah ini masih terlalu sedikit dibandingkan Singapura yang sudah mencapai hingga angka 10%. Padahal minimalnya suatu negara harus memiliki angka kewirausahaan hingga 2%. Ketika itu pemertintah tidak begitu memperhatikan dan membantu perkembangan para pelaku wirausaha dan UMKM. Padahal betapa pentingnya kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia karena data UMKM tahun 2012 dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, sektor UMKM menyumbang sekitar 59,08% atau sekitar 528.7 milyar USD dari GDP Indonesia dan menyerap 97.16% tenaga kerja atau sebanyak 107 juta tenaga kerja.
          Angka pengangguran di Indonesia sepanjang bulan Februari hingga Agustus 2014 bertambah 0.09 juta orang dari 7.15 juta orang menjadi 7.24 juta orang. Jumlah ini masih dipredisikan akan terus meningkat karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat 5.01%. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2014 jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 121,87 juta orang yang meningkat dari Agustus tahun 2013 sebesar 120.17 juta orang. Tetapi peningkatan ini juga terjadi pada tingkat pengangguran terbuka Februari hingga Agustus 2014, yakni sebesar 5.70% naik menjadi 5.94%.

Solusi yang Pernah Ditawarkan

          Sudah banyak solusi yang pernah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mengentaskan anak dan remaja putus sekolah. Salah satunya yaitu di tahun 2012 bersama UNICEF, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memusatkan pengembangan kerangka lingkungan kebijakan untuk anak-anak yang putus sekolah, yaitu berupa analisis kesenjangan, hambatan, dan sumbatan dalam akses pendidikan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Juga berkenaan dengan itu UNICEF bersama pemerintah provinsi Papua Barat telah menggerakkan untuk menghapuskan uang pendidikan di daerah pedesaan dan terpencil. Kemudian di samping itu, Pemerintah Republik Indonesia juga telah memberikan bantuan kepada masyarakat untuk memberikan beasiswa pendidikan kepada anaknya seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM). Selain itu baru-baru ini upaya selanjutnya yaitu dilakukan oleh Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan yang akan segera meluncurkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) pada tahun 2015.
          Upaya Pemerintah Republik Indonesia dalam meningkatkan angka kewirausahaan di antaranya Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) pada tahun 2011 dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Setahun berdirinya GKN telah membawa perubahan bagi angka kewirausahaan, yakni dari angka 0.24% dari total populasi penduduk menjadi 1.56% penduduk atau sekitar 3.744.000 penduduk. Namun untuk Program KUR upaya pemerintah masih sebatas masalah akses pembiayaan, padahal masih ada masalah pokok lain dalam pengembangan kewirausahaan nasional, seperti akses pemasaran, regulasi birokrasi, dan kapasitas UMKM.

Kehandalan Gagasan Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis

          Pendidikan mempunyai keterkaitan erat dengan masalah ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu langkah yang berkaitan dan saling ketergantungan antara keduanya yaitu dengan langkah strategis yang selain dapat mengurangi angka putus sekolah juga dapat meningkatkan angka kewirausahaan di negara. Selain dana untuk anggaran langkah-langkah pemerintah selama ini sangat tergantung dari APBN, khususnya masalah pengentasan anak putus sekolah, keduanya, baik pengentasan anak putus sekolah maupun masalah kewirausahaan juga belum mempunyai manfaat timbal balik secara langsung antar keduanya. Upaya mengurangi angka putus sekolah hanya terfokus pada upaya untuk memberikan dana bantuan masalah pendidikan, sedangkan upaya peningkatan angka kewirausahaan hanya terfokus pada masalah permodalan dan pelatihan kewirausahaan yang berupa dorongan minat.
          Beasiswa Berprestasi dan Bisnis adalah program bagi remaja putus sekolah atau hampir putus sekolah yang dilaksanakan dalam lingkup sekolah menengah terutama SMA dan SMK untuk memberikan kesempatan bagi mereka agar tetap bisa melanjutkan sekolah dengan berbisnis dan tetap berprestasi. Selain mereka masih tetap melanjutkan pendidikan, mereka juga secara langsung dapat mendapat kesempatan untuk belajar memulai bisnis sejak usia dini. Hal ini sebagai langkah stategis yang mengkombinasikan dua upaya untuk mengatasi remaja putus sekolah sekaligus meningkatkan angka kewirausahaan secara langsung.
Dana pertama berasal dari APBN atau donatur lain untuk membiayai pendidikan mereka dan modal untuk membentuk sebuah usaha. Namun dengan pengelolaan yang baik tidak menutup kemungkinan dapat secara swasemba mengelola Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis) sekaligus membiayai pendidikan mereka secara mandiri.
          Target sasaran dari peserta Wajah Sinis ini adalah siswa kurang mampu secara ekonomi dan remaja yang sudah putus sekolah namun memiliki prestasi akademik yang baik atau memiliki potensi untuk berprestasi. Nilai akademik mereka akan terus dipantau dan akan mendapatkan bimbingan tambahan masalah akademik dibanding siswa lain sehingga diharapkan meskipun konsentrasi terfokus pada bisnis namun prestasi mereka juga akan baik dan meningkat. Mereka akan menjalani kegiatan belajar-mengajar seperti peserta didik lain dan selanjutnya akan melaksanakan tugas bisnis mereka setelah pulang sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan bisnis mereka dapat diganti dengan bimbingan belajar jika prestasi akademik mereka menurun.
          Bisnis yang akan mereka lakukan sangat tergantung dari bakat mereka. Jika mereka memiliki keahlian dalam hal seni, mereka akan dikerahkan untuk membuat sebuah karya yang nantinya memiliki nilai untuk bisa dijual kepada masyarakat. Sedangkan untuk siswa yang memiliki bakat dalam hal pemasaran, siswa ini bisa memasarkan produk mereka. Seluruh siswa juga diberi kesempatan untuk mengelola bisnis mereka sendiri.
         
Fokus Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis)

          Meskipun siswa dibebani dengan dua tugas, yaitu belajar dan berbisnis namun tugas utama siswa yang mendapat beasiswa ini adalah kewajiban untuk belajar mata pelajaran di sekolah. Bisnis hanya sebagai kegiatan sampingan dari siswa sebagai upaya mengenalkan mereka ke dunia kewirausahaan sejak dini sehingga diharapkan menjadi bekal di kehidupan dewasa mereka nantinya. Kegiatan siswa dalam berbisnis akan dialihkan ke bimbingan belajar akademis jika nilai siswa mengalami penurunan. Program ini juga tidak dianjurkan untuk siswa kelas 9 atau 12 yang akan menghadapi Ujian Akhir. Selain kegiatan berbisnis dan belajar akademis, siswa juga akan mendapat pelatihan kewirausahaan dan kegiatan refreshing untuk menghilangkan rasa jenuh para siswa. Diharapkan dengan kegiatan refreshing, para siswa juga tidak akan kehilangan waktu bermain seperti remaja yang lain.

Asas Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis

a.   Asas Kerjasama. Kerjasama harus senantiasa terjalin dalam program ini. Program ini bertujuan untuk membantu pemerintah mengentaskan angka putus sekolah sekaligus meningkatkan angka kewirausahaan. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari pemerintah dalam hal pengawasan maupun bantuan dana. Dibutuhkan pula kerjasama dari guru, siswa, akademis, masyarakat, dan pihak-pihak yang terkait.
b.  Asas Sukarela. Pihak-pihak yang terkait, khususnya guru dan mahasiswa secara sukarela membantu terlaksananya program ini. Jadi tidak ada imbalan lain yang diharapkan kecuali ada pihak-pihak lain yang memang dibutuhkan.

Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Wajah Sinis

1.  Kerjasama antara Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah dengan beberapa pemerintah, seperti  Menteri Koperasi dan UMKM, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Sosial dan pemerintah yang terkait lainnya untuk ikut serta mengawasi jalannya program Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis).
2.  Sekolah yang terkait dalam pelaksanaan Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis agar andil memfasilitasi sarana yang diperlukan siswa dan guru dalam pelaksanaan Program Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis).
3.  Pihak Pengajar, agar ikut serta mengawasi perkembangan belajar akademik peserta didik serta memberikan bimbingan jika ada nilai dari peserta didik yang menurun. Juga khususnya pengajar mata pelajaran kewirausahaan agar menjadi manajer atau leader dalam program ini serta memberikan bimbingan kepada peserta didik berkaitan masalah kewirausahaan. Guru mata pelajaran kewirausahaan ini wajib memantau jalannya bisnis dari tiap-tiap peserta didik yang mengikuti program ini.
4.  Pihak Universitas, agar turut serta mensosialisasikan program Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis kepada sekolah-sekolah. Juga ikut membantu guru untuk melakukan bimbingan kepada peserta didik, baik bidang akademis maupun kewirausahaan serta memantau jalannya program ini. Pihak universitas juga disarankan untuk melakukan penelitian-penilitian guna memperbaiki kekurangan dari Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis ini.
5.  Siswa yang terkait, yaitu siswa atau remaja yang hampir putus sekolah atau sudah putus sekolah. Dalam hal ini yang menjadi sasaran utama adalah siswa tersebut jadi diharapkan para siswa ini harus serius dalam melakukan program ini, baik agar serius meningkatkan prestasi akademis mereka, maupun serius dalam bisnis mereka.
6.  Masyarakat, dukungan dari masyarakat juga perlu. Terutama orang tua dari siswa yang akan melaksanakan program ini. Orang tua harus mengizinkan anaknya untuk mengenyam bangku pendidikan lagi serta tidak begitu menuntut anaknya untuk mencari penghasilan dengan harus keluar dari program pendidikan. Serta untuk masyarakat luas harus turut membantu dengan ikut mengkonsumsi dan mencintai produk asli buatan anak negeri.




Langkah-Langkah Strategis

          Untuk melaksanakan program Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis diperlakun langkah-langkah strategis sebagai berikut:

1.  Tahap Sosialisasi
Sosialisasi di sekolah-sekolah yang menjadi target pelaksanaan Wajah Sinis sangat penting dilakukan. Sosialisasi bisa dihadiri oleh pengajar serta perwakilan dari siswa yang berprestasi namun berasal dari keluarga yang kurang mampu. Sosialisasi berisi penjelasan sistem kerja dari Wajah Sinis dan perlu ditegaskan bahwa program ini juga terbuka bagi remaja yang sudah putus sekolah karena faktor ekonomi. Untuk mencari remaja yang sudah putus sekolah dapat pula dilakukan sosialisasi ke daerah-daerah, baik perdesaan maupun perkotaan. Sosialisasi di perusahaan-perusahaan juga perlu dilakukan untuk mencari dana bantuan.

2.  Tahap Persiapan
Tahap ini berisi tentang pencarian dana serta kebutuhan sarana dan prasana untuk melaksanakan program ini. Dana dapat diperoleh dari APBN, APBD, maupun donatur dari perusahaan atau masyarakat. Dana yang dimaksud adalah dana untuk modal pembentukan usaha serta uang pendidikan untuk siswa yang terkait. Sarana yang dibutuhkan adalah alat-alat usaha siswa, seperti peralatan kerajinan tangan sedangkan prasarananya adalah gedung di sekolah yang khusus untuk kegiatan bisnis siswa.
Setelah semua kebutuhan sudah dipenuhi disusul kemudian untuk pendataan siswa yang mempunyai prestasi lebih namun memiliki masalah ekonomi dan remaja yang sudah putus sekolah karena kekurangan biaya. Pendataan siswa juga berkaitan dengan identifikasi bakat dari siswa yang sudah terpilih untuk ditempatkan di bagian yang sesuai dengan apa yang mereka bisa dan suka. Tahap ini membutuhkan kerjasama antara pengajar dengan mahasiswa sebagai pencetus program ini.
Seleksi dapat dilakukan bagi remaja/siswa dengan kriteria:
a.   Berasal dari keluarga tidak mampu, yaitu pendapatan keluarga tidak lebih Rp. 1.000.000,00 / bulan.
b.  Mempunnyai prestasi akademik sekurang-kurangnya mendapat peringkat 50% dari jumlah siswa dalam kelas.
c.   Bukan untuk kelas IX untuk SMP/sederajat dan XII untuk SMA/SMK/sederajat.
d.  Untuk remaja putus sekolah, data diperoleh dari laporan warga tentang remaja tersebut. Syaratnya yaitu usia 15 sampai 21 tahun, berasal dari keluarga tidak mampu, tidak memiliki catatan kriminal, dan diterima di sekolah yang menerapkan program Wajah Sinis.
3.  Tahap Pelaksanaan
Siswa sebagai pelaku utama harus menjalankan aktivitas program ini sesuai dengan bakat dan minat mereka. Peran guru kewirausahaan adalah sebagai manajer sekaligus memberikan pengarahan kepada siswa masalah usaha mereka. Sedangkan guru mata pelajaran lain hanya memberikan bimbingan kepada siswa jika ada prestasi akademis mereka yang menurun. Dalam hal ini mahasiswa juga ikut membantu guru melakukan bimbingan kepada siswa.
Siswa mendapatkan pelajaran biasa seperti peserta didik yang lain di saat jam sekolah berlangsung. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan di Wajah Sinis dan berakhir sampai sore hari. Pada dasarnya kegiatan yang berlangsung adalah seperti kegiatan ekstrakurikuler jadi kegiatan ini hanya berlangsung hari Senin sampai hari Sabtu atau hari Minggu jika memang ada beberapa siswa yang berkenan. Gaji diberikan sesuai dengan absensi kehadiran siswa di program ini dan sekali selama sebulan. Gaji diberikan untuk mereka dengan dipotong untuk biaya sekolah mereka atau tidak sama sekali bagi mereka yang sudah mendapat beasiswa lain. Namun ada kalanya kegiatan siswa untuk membuat sebuah produk harus diganti dengan bimbingan mata pelajaran akademis tertentu jika nilai mata pelajaran yang dimaksud mengalami penurunan. Siswa juga berkesempatan untuk mendapatkan pelatihan kewirausahaan jika dibutuhkan.
Kegiatan siswa dalam Produksi Wajah Sinis terdiri atas:
a.   Produksi. Siswa dengan jiwa seni yang tinggi membuat karya yang memiliki nilai jual. Karya bisa berupa kerajian seni seperti yang diajarkan guru kewirausahaan atau guru kesenian.
b.  Pemasaran. Siswa yang mempunyai bakat dalam berdagang bisa secara langsung berpartisipasi memasarkan produk di Wajah Sinis ini.
c.   Admisnistrasi. Kegiatan siswa selain yang sudah disebutkan di atas dapat belajar secara langsung masalah pencatatan dengan bimbingan dari seorang guru.
Pengajar serta mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam berlangsungnya kegiatan ini adalah atas kesukarelaan dan tidak mengharapkan imbalan lain kecuali jika memang dibutuhkan untuk guru pembimbing mata pelajaran di luar kewirausahaan.

4.  Tahap Evaluasi
Tahap ini berupa penilaian dari pelaksanaan program ini dan kemajuan yang diperoleh baik siswa secara akademis dan kewirausahaan, maupun program ini. Kesesuaian antara hasil dengan tujuan menjadi fokus utama dalam tahap ini. Penilaian dapat dilakukan oleh seluruh pihak, baik pejabat yang ditunjuk, guru, maupun mahasiswa. Untuk penilaian kemajuan siswa dapat dinilai dengan perkembangan belajar akademis mereka maupun perkembangan bisnis mereka. Sedangkan penilaian untuk program ini dapat dilihat dari perolehan kemajuan program ini dan pengasumsian waktu untuk program ini dapat mandiri berdiri sendiri dan tidak lagi membutuhkan dana dari APBN, APBD, maupun perusahaan dan masyarakat.

KESIMPULAN

Gagasan yang Diusulkan

          Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Anak-anak atau remaja adalah calon masa depan untuk impian Indonesia yang diinginkan. Diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi masa depan Indonesia yang lebih baik, yaitu melalui proses yang disebut dengan pendidikan.
Angka kewirausahaan dan pengangguran sangat berkaitan dengan kualitas dari sumber daya manusia. Untuk itu diperlukan suatu langkah serius untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar kebutuhan akan kewirausahaan dan lapangan pekerjaan dapat segera terpenuhi. Salah satu langkah serius itu adalah program Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis). Program ini secara sengaja bertujuan untuk meminimalisir angka putus sekolah dan pengangguran serta meningkatkan angka kewirausahaan di Indonesia. Ada keterkaitan langsung antara keduanya karena siswa yang terlibat dalam program ini, selain dibantu memperoleh biaya pendidikan di suatu sekolah, siswa juga berkesempatan langsung untuk menjadi seorang wirausaha sejak dini. Diharapkan setelah siswa lulus dari sekolah dapat menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri.

Implementasi Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis

          Beasiswa Belajar Berprestasi dan Bisnis (Wajah Sinis) bisa langsung diterapkan dalam sekolah-sekolah. Jenjang pendidikan yang menjadi target utama kami adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena selain tujuan dari sekolah ini adalah menciptakan peserta didik siap kerja juga usia peserta didik sudah remaja dan siap jika menerima bimbingan kewirausahaan. Namun tidak menutup kemungkinan jika program ini akan diterapkan di jenjang dan jenis pendidikan yang lain, seperti SMP dan SMA. Untuk pelajar yang sudah mendekati Ujian Nasional maka program ini dihentikan mengingat mereka harus fokus untuk menghadapi ujian akhir.
Siswa dapat berbisnis sesuai dengan bakat mereka masing-masing setelah pelajaran di sekolah telah usai. Kegiatan ini mirip seperti kegiatan ekstrakurikuler. Namun kegiatan bisnis mereka juga bisa menjadi bimbingan akademis tambahan jika prestasi akademis mereka menurun. Kegiatan yang lain juga diperlukan seperti pelatihan kewirausahaan atau kegiatan refreshing untuk menghilangkan rasa jenuh para siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa program ini sangat fleksibel sesuai kebutuhan dari masing-masing peserta didik.

Manfaat dan Dampak Wajah Sinis

          Program Wajah Sinis diharapkan dapat menyelesaikan dua masalah besar yang ada di Indonesia, yaitu pendidikan dan kewirausahaan. Secara sosial, Wajah Sinis memberi solusi bagi remaja yang sudah atau hampir putus sekolah untuk tetap dapat bersekolah dengan prestasi dan pengalaman bisnis sejak usia dini. Sedangkan secara politis, Wajah Sinis ikut membantu pemerintah memberantas masalah angka putus sekolah dan angka pengangguran serta meningkatkan angka kewiruasahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Aprilyani, Jane. 2014. 7.24 Juta Orang Indonesia Adalah Pengangguran. http://www.nasional.kontan.co.id diakses pada tanggal 13 Maret 2014.
Rachman, Taufik. 2015. KIP akan Jangkai 19 Juta Siswa. http://www.republika.co.id diakses pada tanggal 14 Maret 2015.
Republika. 2013. Wirausaha Indonesia Baru 1,5 Persen, Jauh Dibanding Singapura.http://www.republika.co.id diakses pada tanggal 14 Maret 2015.
Seputar UKM. 2014. KemenkopUKM Targetkan 2 Persen Wirausaha Indonesia. http://seputarukm.com diakses pada tanggal 13 Maret 2014.

Sumengkari, Ipung. 2014. Usulan Kebijakan untuk Memajukan Wirausaha. http://kompasiana.comdiakses pada tanggal 13 Maret 2014.

 


Unicef. 2012. Laporan Tahunan Indonesia. http://www.unicef.orgdiakses pada tanggal 13 Maret 2015.

Tidak ada komentar: