Hallo para peselancar dunia maya. Hari
ini gue akan share ke kalian mengenai
mana yang jauh lebih penting antara attitude, otak, dan penampilan berdasarkan riset
dan pengalaman gue. Meskipun agak curhat tapi cerita ini gue buat apa adanya,
riil, berdasarkan kenyataan, dan nggak mengada-ada. Maksud dari cerita ini
adalah tidak lain membuat kalian tahu mana yang lebih penting antara attitude,
otak, dan penampilan untuk menunjang kesuksesan. Kenapa menunjang kesuksesan?
Yupps, pada intinya kesuksesan memang
sangat dipengaruhi oleh kemampuan diri seseorang meliputi attitude, otak, dan penampilan. Karena dengan ketiganya yang baik,
banyak orang serta pekerjaan yang tertarik pada kita. Lalu bagaimana caranya. Okay, daripada kalian penasaran, yuk
simak aja cerita dari gue!
Mana yang lebih penting antara
attitude, otak, dan penampilan? Yuk jawab menurut passion kalian di kolom komentar! Beda pendapat nggak apa-apa
karena yang berbeda itu indah.
Ada yang berpendapat bahwa penampilan
itu nomor satu. Mungkin ini bagi mereka yang OOTD (Outfit Of The Day) yang kalau ditranslate menjadi Bahasa Indonesia
tidak lain (Orang-Orang Tukang Dandan). Nah, bagi cowok-cowok kota dan berduit
atau yang sering disebut cowok metroseksual mungkin sstuju dengan hal ini. Hal
ini cukup benar, karena kebanyakan orang akan mudah terkena hello effect atau gampang terkena kesan
pertama. Sedangkan kesan pertama biasanya akan muncul dari penampilan luarnya.
Bahkan kalau pepatah jawa mengatakan "ajining salira saka busana"
yang artinya nilai diri seseorang berasal dari apa yang ia kenakan. Maka tak
jarang mereka yang cantik atau ganteng akan cepat menarik perhatian bahkan
dalam mendapatkan pekerjaan.
Padahal yang namanya orang, dalam dan
luarnya belum tentu sama lhoh. Ada yang luarnya baik, tapi dalamnya busuk.
Sebaliknya yang luarnya acakadul, dalamnya suci putih kaya santen. Makanya
kalau lihat orang jangan chasingnya aja. Nah, kalau udah begitu kalian masih mandang
seseorang dari luarnya aja?
Cantik aja nggak cukup. Wajah cantik
atau ganteng, penampilan keren, apa-apa bermerk, tapi otak pilun. Untuk apa?
Gampang dikibulin. Nah, penampilan yang okay
perlu pula diimbangi dengan otak yang smart
agar kecantikan serta kegantengan yang dimiliki bisa lebih berguna dan lebih
terpancar. Jadi biar nggak gampang dikibulin. Ini pasti sependapat banget
dengan mereka yang smart-smart, sering juara kelas, atau IP cumlaud.
Lalu dengan wajah cantik dan ganteng
serta otak yang cerdas sudah cukup? BELUM. Bahkan jauh masih kurang. Gue bisa
bilang gini meskipun gue juga nggak punya kecantikan atau otak cerdas dan
keduanya. Sama, gue juga belum punya faktor kurangnya itu. Lalu apa yang
kurang? Yak, jawab aja attitude atau kelakuan atau perilaku.
Butuh bukti kenapa gue bilang gini? Yuk simak pengalaman gue. Semoga bisa
mendasari kenapa gue bisa bilang seperti itu.
Awalnya gue pernah dikasih cerita sama
temen gue yang sudah bekerja lebih duluan ketimbang gue. Ternayata dalam dunia pekerjaan, attitude
memang sangat penting. Banyak para karyawan yang memiliki otak cerdas dan cepat
dalam menyelesaikan pekerjaan. Alhasil bos pun puas. Kata temen gue, mereka ini
yang justru terkadang harus diwaspadai apalagi dalam dunia persaingan seperti
saat ini. Untuk mencari makan, nggak semua orang punya otak pintar tapi juga
punya kelakuan yang jujur. Meskipun juga masih banyak orang dengan otak cerdas
dan perilaku dalamnya jempolan. Tapi ini buat jaga-jaga aja yah guys agar kalian juga lebih tahu dan
waspada. Orang cerdas dengan kelakukan nol bisa saja melakukan penipuan dengan selip
sana-selip sini. Gue pun tertegun, ternyata dalam dunia pekerjaan, banyak
tindakan amoral, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme meskipun itu dalam hal
kecil.
Lanjut temen gue, ini belum terlalu
parah, ada pula ulah temen-temennya di kantornya yang rela memperburuk crita
kawannya demi memperbaiki namanya sendiri di depan atasannya. Ini juga ulah
orang pinter, pinter cari muka maksudnya. Biasanya mereka akan disenangi atasannya
tapi dibenci kawannya. Dan kalau ketahuan, pecat atau nggak naik pangkat bakalan
terjadi. Selain cara di atas masih banyak lagi kekejaman di dunia pekerjaan dan
persaingan. Ada pula yang rela berdandan cantik demi memikat bosnya, apalagi
bosnya laki-laki. Jadi bukan kinerja yang mereka berikan tapi malah penampilan
fisik.
Awalnya gue merinding mendengar cerita
sahabat gue tentang persaingan di dunia kerja. Tapi lanjutnya ada solusi lain
yang bisa dipertahanin jika memang sudah kalah dalam hal otak dan penampilan.
Memang benar, buat apa punya otak cerdas tapi penuh kepalsuan, juga wajah okay tapi nggak bermanfaat seperti
seharusnya. Dengan memiliki attitude yang
baik, seperti kejujuran, kedisiplinan, sanggup bekerja keras, dll, bos akan
tahu siapa diri kita. Atasan akan lebih tahu siapa yang lebih punya kompetensi.
Bagaimana pun seorang atasan akan lebih berpengalaman dan tahu mana yang punya
kinerja bagus dan jujur dengan yang tidak. Atasan memang akan lebih senang jika
selain attitude yang bagus, namun
juga diberi otak yang cerdas, serta wajah yang okay jika memang diperlukan seperti misalnya jika berhadapan
langsung dengan client.
Dengan membaca postingan di atas,
semoga teman-teman bisa lebih tahu mana yang lebih penting antara attitude, otak, dan penampilan dalam
dunia kerja. Tapi sukses diri juga sangat diperlukan dalam sosialisasi. Lalu
manakah yang lebih penting antara attitude,
otak, dan penampilan? Okay untuk menjawab pertanyaan ini gue akan sedikit
curhat untuk mengasih tahu realitasnya.
Dimulai ya. Cerita ini akan
mengajarkan kalian bahwa ternyata selama ini buat kalian yang mengeluhkan ini
dan itu di dunia sekolah untuk pendidikan, seperti tugas banyak atau organisasi
kampus yang suka ngasih tugas tiba-tiba ternyata ini belum seberapa dengan masalah
riil di kehidupan nyata. Di sekolah atau kampus itu merupakan ajang pelatihan
untuk dunia nyata ke depannya. Dunia nyata itu lebih kejam dari dunia di
pendidikan, mbok makanya jangan terlalu eluhkan masalah tugas atau masalah
pelajaran yang susah. Mending langsung bertindak, kerjakan, dan cari solusinya
daripada ngeluh.
Ini adalah pengalaman gue yang
memalukan dan sebenarnya gue nggak pantes buat cerita. Tapi nggak apa-apa lah,
yang penting sekarang gue udah bisa merubah sikap gue yang buruk zaman
terdahulu kala. Gue kuliah di luar kota dan kebetulan jarak kotanya lumayan
jauh. Makanya gue biasanya pulang paling 3 bulan sekali. Dan setiap pulang gue
di rumah aja. Kalau pun keluar biasanya paling buat ke warung atau ke mini
market. Gue sedari jaman sekolah emang anak rumahan. Dan kalau pun nongkrong
paling main ke tempat yang jaraknya jauh-jauh. Dari masa sekolah sampai masa
kuliah gue masih sering gitu. Makanya gue anaknya hanya kenal beberapa tetangga
di lingkungan gue. Meskipun sebenarnya gue sedikit dikenal baik sama tetangga
gue karena popularitas bokap gue. Ini karena teman sebaya gue yang jadi
tetangga gue cuman ada dua. Zaman sekolahnya nggak pernah satu sekolah sama
gue. Apalagi gue nggak bisa yang namanya nongkrong bareng orang yang rentang
usianya nggak sama kaya gue. Biasanya obrolannya pun sedikit berbeda. Dan
akhirnya gue lebih sering main di tempat jauh atau kalau nggak di rumah aja.
Pengalaman gue yang minim
bersosialisasi dengan tetangga gue sering membuat gue nggak nyaman apalagi saat
di acara kumpul-kumpul tetangga. Saat ada di kampus, gue biasanya sering
ngobrol bareng temen gue dan gue emang paling senang bicara di depan umum.
Menurut gue dengan pengalaman gue yang sering ngomong di depan umum bisa membuat
gue survive saat harus berkumpul
dengan masalah nyata. Tapi ternyata semuanya tidak bisa digambarkan semudah itu
guys. Gue emang di saat di kampus
senang ngajak ngobrol orang yang baru kenal. Tapi nggak tahu kenapa saat gue
kumpul di forum bareng tetangga gue, gue seringnya jadi mati kutu. Gue nggak
tahu harus bagaimana ngomong di depan mereka. Gue mendadak jadi super pendiam
dan pemalu. Kalau pun gue harus berkenalan dengan mereka nggak pantas juga
karena sebenarnya kami sudah bersampingan dalam waktu yang lama.
Pernah dalam suatu acara nikahan anak
orang, yakni tetangga gue, nyokap gue ngajakin gue buat menghadiri pestanya. Di
sana gue nggak ada temen seusia gue. Iya karena rata-rata teman-teman di desa
gue yang seusia gue pada kerja dan cuman gue yang kuliah. Kebetulan saat itu
momentnya lagi liburan kuliah dan tidak liburan kerja makanya gue nggak punya
temen seusia gue. Banyak banget orang di sana dan rata-rata nggak ada yang gue
kenal. Apalagi ada warga baru pula. Nyokap yang ngajakin gue mlah sengaja
ngilang nggak tahu kemana. Akhirnya gue di kerumunan pesta perkawinan orang
cuman sendiri. Alhasil gue diam mulu dari awal sampai pestanya selesai.
Krik-krik banget gue saat itu. Kejadian itu bener-bener membuat gue trauma.
Sebenarnya rasa krik-krik itu sudah
sering terjadi ketika gue kumpul bareng tetangga gue saat itu. Hal ini
mengajarkan pada gue bahwa ternyata attitude
itu jauh lebih penting dari sekadar otak dan penampilan. Iya karena di
lingkungan gue, hanya gue yang kuliah. Tetangga gue mentok sekolah sampai SMK
atau SMP. Tapi nyatanya sama aja, gue masih merasa krik-krik di tempat ini. Iya
karena selama ini gue nggak punya attitude
yang baik ke mereka. Masak sama tetangga sendiri nggak saling mengenal. Padahal
tahu sendiri kan sesama tetangga kita harus saling membantu. Jangankan
membantu, mengenal aja enggak. Berarti zaman gue dulu kala, gue orangnya nggak
ramah ke mereka. Makanya gue merasa seakan nggak terlalu diopen sama mereka.
Tapi seiring perkembangan zaman gue
mencoba lebih giat lagi dalam bersosialisasi. Mencoba mengenal ke semua orang.
Ngobrol dan berteman baik nggak harus dengan orang yang sebaya dengan kita.
Bisa juga dengan semua orang. Iya karena nyatanya bukan keringanan dan
keasyikan percakapan saja yang perlu dicari. Biar pun ranah bicaranya sudah
berbeda, tapi setidaknya akan ada ilmu dan manfaat yang akan kita peroleh. Yang
baik diambil yang buruk dibuang.
Selain cerita di atas, gue juga akan
bercerita tentang pengalaman gue yang lain. Yakni jaman gue sekolah SMK dulu.
Gue PKL di bank dan hanya siswa pilihan saja yang bisa PKL di bank. Gue baru
tahu bahwa ternyata lingkungan kerja dan pendidikan itu berbeda. Di sekolah
apa-apa pakai teori. Kalau di pekerjaan, ada kalanya harus pakai teori, ada
kalanya tidak. Waktu PKL di bank, gue sendiri siswa PKL di tempat itu. Setiap
ada pekerjaan selalu gue kerjakan sendiri, cepat, dan tepat. Meskipun
pekerjaannya terkadang jauh berbeda dari pelajaran di sekolah gue. Masak
jurusan SMK akuntansi harus nyampu lantai. Gue sering dibuat kesel di tempat
ini. Tapi semua ini selalu gue kerjakan dengan baik. Maklum gue masih takut
nilai jelek. Akhirnya mau nggak mau gue kerjain aja.
Tapi semua itu nggak berjalan dengan
baik. Gue juga merasa nggak diterima dengan baik. Iya, ternyata muka gue yang
terkadang cemberut karena nggak ikhlas sangat terlihat. Gue akuin, ada kalanya
gue seneng nglakuin pekerjaan, tapi ada kalanya gue nggak seneng. Kalau
pekerjaannya nyambung sama jurusan gue, gue selalu ikhlas. Kalau nggak
nyambung, jangankan ikhlas, hemm gue kerjain aja syukur. Selain hal di atas,
kelakuan di rumah juga terlihat banget. Di rumah gue emang sedikit manja sama
orang tua, meskipun sekarang udah enggak. Makanya gue dulunya suka baper waktu
dengar perkataan mereka menyakitkan. Jadi dulu gue juga sedikit trauma. Hal ini
mengajarkan gue bahwa ternyata otak teoritis saja bukan jaminan. Gue di situ
nggak ada keikhlasan dan sama saja attitude
gue dulunya nggak punya. Makanya kadang gue dicuekin mereka. Coba kalau gue
dulu ikhlas. Hemm, nilai PKL gue pasti tinggi. Dan tentunya gue juga pasti
disenangi oleh rekan-rekan yang kerja di bank itu.
Dan satu lagi bagi kalian yang ingin
sukses. Ini kata buku yang pernah gue baca dan guru gue dulu. Jadi orang jangan
gampang baper. Baper adalah pikiran negatif dan pikiran negatif awal dari
kegagalan.
Sekian cerita gue. Meskipun sedikit
curcol, tapi semoga kalian dapat memetih hikmah yang terkandung. Sebenarnya
cerita orang ada manfaatnya. Yang baik diambil, yang buruk dibuang.
Dengan kelakuan atau attitude yang kita
miliki kita akan jauh disenangi oleh banyak orang. Ingat, perilaku baik dan
ikhlas cerminan isi hati seseorang. Dengan lebih banyak disenangi banyak orang,
jalur sukses pun akan lebih terbuka lebar. Hal ini karena banyak mereka yang
cantik atau ganteng tapi kelakuan nihil. Lalu apa gunanya tampang okay? Tampang okay yang mereka miliki hanya menjadi racun sama dengan mereka
merusak karunia Tuhan. Sama juga dengan otak cerdas yang mereka miliki tapi
tidak dibarengi kelakukan okay.
Karena nggak semua otak cerdas bermanfaat untuk orang lain, bahkan malah untuk
nipu orang. Apa nggak sayang?
Kelakuan yang baik akan lebih
disenangi banyak orang. Karena dengan begitu apa yang mereka miliki akan
memberikan manfaat untuk orang lain. Dan kecantikan serta ketampanannya pun
nggak percuma. Juga otak yang cerdas pun akan tidak sia-sia. Selain itu banyak
kecantikan dan kecerdasan yang justru menjerumuskan karena biasanya mereka akan
berbuat neko-neko. Makanya perlu diimbangi pula dengan kelakuan yang pula.
Biasanya itu, orang akan nggak seneng terhadap penampilan seseorang yang baik
serta otak cerdas tapi nggak ngasih solusi. Lalu coba pula lirik, lebih banyak
mana orang iri dan syirik terhadap apa yang dimiliki seseorang jika dilihat
dari faktor attitude, otak, serta penampilan. Sudah tahu kan jawabannya? Yak,
kalau nggak otak pasti penampilan. Nah dengan begitu tahu sendiri kan bahwa
ternyata kelakuan (attitude memang lebih berguna buat hidup lu serta orang lain
daripada sekadar cantik ganteng atau cerdas saja.
Meskipun pada dasarnya ketiganya
memang penting. Nggak ada salahnya kalau kalian memiliki ketiganya. Tapi
sebenarnya kalian bisa memiliki satu faktor saja yaitu kelakuan kecuali kalian
pengin jadi Puteri Indonesia. Karena melalui kelakuan kalian bisa tampil lebih
cantik atau ganteng bahkan memiliki otak pintar. Dengan kelakuan, lu akan
terhindar dari rasa malas untuk mandi misalnya, atau untuk belajar.
Okay sekian cerita dari gue. Meskipun sedikit curhat tapi semoga
kalian dapat mengambil hikmah, so
bisa bermanfaat. Untuk itu gue minta maaf kalau ada salah tulisan, baik secara
tata bahasa, informasi, atau pun salah makna. Yang jelas gue mohon kritik dan
saran. Bisa kalian benarkan jika salah di kolom komentar nggeh agar yang lain
juga bisa lebih tahu. Okay terimakasih. See
you next time. Jangan lupa tengok posting gue yang lain ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar