Bersyukur adalah kewajiban kita
sebagai manusia untuk berterimkasih terhadap pemberian dari Tuhan. Dimulai dari
udara yang kita hirup, organ tubuh yang sehat dan masih berfungsi, orang-orang yang
sayang dan peduli dengan kita, serta kebaikan-kebaikan lain yang kita peroleh
sebagai wujud pemberian untuk kita dari Tuhan. Dengan bersyukur kita akan
menerima apa yang sudah diberikan dan tak jarang akan memberikan kekuatan untuk
kita bersabar dan merawat atau memoles apa yang diberikan Tuhan tersebut.
Memang benar, sebenarnya apa yang sudah diberikan Tuhan adalah yang terbaik
untuk kita meskipun kita terus saja mengelak hal yang demikian. Ini wajar,
karena Tuhan lebih tahu ketimbang kita makhluk yang diciptakanNya.
Pengertian pengetahuan kita yang lebih
dangkal daripada Tuhan sang Maha Mengetahui membuat kita salah paham terhadap
Tuhan. Selain berat untuk dilakukan, inilah yang membuat kita kenapa kok susah
untuk bersyukur. Untuk alasan mengapa kita sering merasa tidak mau bersyukur
akan dijelaskan di bawah ini:
Kamu Tergolong Orang
yang Perfectionist
Kesempurnaan adalah milik Tuhan karena
hanya padaNya yang tiada muncul kesalahan. Kamu yang menginginkan kesempurnaan
atau terhindar dari hal yang tidak kamu suka membuat kamu ingin menjadi nomor
satu. Ujung-ujungnya kamu tidak senang diungguli atau ada yang lebih baik dari
kamu. Dan jika terjadi demikian munculah sifat tidak senang dan merasa tidak
bersyukur terhadap pemberian Tuhan. Kondisi ini sering terjadi dalam dunia
persaingan.
Kamu Sering Membandingkan
Orang yang Lebih dari Kamu sebagai Tolak Ukur
Di atas langit masih ada langit, dan
kamu masih selalu membandingkan diri kamu dari orang yang lebih dari kamu? Kamu
cenderung sangat memujinya dan ingin menjadi diri mereka. Kalau belum
menyerupai atau mirip akan ada rasa cemas yang berlebihan, akibatnya hilang
rasa syukur atas apa yang ada pada diri sendiri.
Kamu Cenderung
Menghina Orang yang Di Bawah Kamu
Terlalu memuji orang yang lebih dari
kamu membuat kamu terus berusaha untuk mengungguli mereka. Kamu akan puas jika
ada dari teman kamu yang menilai kamu hampir mirip, mirip, atau jauh lebih baik
dari mereka. Jika terjadi demikian rasa bangga dan puas membuat kamu akan terus
menilai buruk orang yang menurut kamu lebih buruk dari kamu.
Kamu Tidak Pernah
Belajar Dari Masa Lalu
Kamu terus menuntut harus lebih baik versi
kamu bukan versi Tuhan di esok hari. Jika tidak terjadi akan sangat kecewa dan
lupa terhadap kebaikan yang telah kamu peroleh. Kamu merasa menjadi orang terburuk
dan menganggap hasil yang kamu peroleh masih nol. Seharusnya kamu mau belajar
dari masa lalu dengan tidak mengulangi apa yang salah dan memberi penghargaan
terhadap kebaikan yang sudah kamu peroleh.
Kamu Lebih Sering
Merasa Menjadi Orang yang Termalang
Kegagalan, kekecewaan, dan kesedihan
justru memperburuk kamu. Hal ini terjadi karena kamu hanya memandang mereka
dari sisi negatifnya dan lupa akan hikmah yang ada.
Kamu Akan Merasa
Sangat Senang dan GR jika Kebaikan Memang Sedang Milik Kamu
Merasa di atas dan merasa telah
berhasil membuat kamu puas dan bangga di level tingkat akhir. Sebaliknya kamu
akan merasa jatuh dan sedih berlebihan ketika kegagalan dan kekecewaan tengah
berada di kamu.
Kamu Lebih Puas Jika
Dipuji Orang Lain dan Memang Kamu Terus Mengharap Itu
Tolak ukur kamu dalam meraih sesuatu
bukanlah kesuksesan seharusnya. Karena kamu hanya menginginkannya pujian dari
orang lain dan mau dianggap hebat. Saat kesedihan dan kegagalan menghampiri,
kamu jadi lebih konsen terhadap reaksi dari orang lain daripada proses apa yang
telah kamu raih dan hikmah apa yang akan kamu peroleh. Kamu akan gelisah atau
takut terhadap komentar apa yang telah atau akan kamu peroleh.
Kamu Tidak Pernah
Menghargai Diri Kamu Sendiri Makanya Kamu Kurang Percaya dengan Dirimu Sendiri
Komentar orang lain yang selalu kamu
dengar menjadikan kamu krisis orientasi diri. Kamu lupa tentang orientasi apa yang
akan kamu tuju dalam mengerjakan sesuatu. Dan inilah yang membuat kamu merasa
tidak menganggap diri kamu ada atau cenderung kurang percaya diri.
Nah, sekian informasi mengenai alasan
orang-orang tidak bersyukur versi demam fiksi. Apa yang diberikan Tuhan adalah
yang terbaik untuk kita. Karena di bawah pengetahuan kita yang.terbatas, ada
kebaikan yang akan kita peroleh tanpa kita tahu. Dan yang hal demikian hanya
akan dimikiki mereka yang ikhlas dan bersabar. Namun sayangnya, selain salah
paham pengetahuan manusia yang terbatas itu juga mengajarkan kita
pada.kecenderungan kita untuk terus menjadikan orang lain sebagai patokan dan
melupakan kemampuan kita sendiri dan apa yang telah diperoleh. Nah, saran dari
gue nggak ada salahnya jika kita harus menjauhkan pemahaman diri kita dari
hal-hal demikian serta terus berjuang mencari ilmu. Nah, setelah membaca
postingan ini, masih adakah kalian yang tidak bersyukur terhadap apa yang sudah
diberikan Tuhan?
Okay terimakasih tulus dari hati gue
sampaikan karena kalian telah menyisihkan waktu sedikit buat baca postingan gue
kali ini. Tak ada gading yang tak retak, pasti banyak kesalahan dari postingan
ini. Untuk itu gue minta maaf serta kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk
kebaikan gue dan postingan selanjutnya. Kalau ada unek-unek dishare di komentar ya biar yang lain juga
lebih tahu. Bye..bye. Semoga
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar