Ambisi akan suatu hal boleh dan itu
sering disebut obsesi. Tapi kalau ambisi itu terlalu tinggi hingga menutup
nurani hati itu sih ambisius. Ambisius sangat tidak baik jika dipelihara di hati.
Iya, karena selain menjadikan hati tak tenang, ambisius juga bisa menyebabkan
kita jauh dari pertemanan, persaudaraan, dan kesetiakawanan. Malah yang ada
karena nggak punya temen dan saudara, langkah kita jadi nggak sampai tujuan
atau bahkan tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Karena sebenarnya, perlu
kamu ketahui bahwa pertemanan, persaudaraan, dan kesetiakawanan justru
mendekatkan kita pada rezeki.
Bagi kalian yang sekolah, bekerja,
atau kuliah pasti mempunyai suatu ambisi untuk mendapatkan prestasi. Ada
beberapa yang memiliki ambisi terlalu tinggi hingga menutup mata hatinya untuk
membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Jika kalian mempunyai rekan
yang memiliki sifat demikian atau ambisius, itulah yang harus dihindari. Nah di
sini akan gue paparkan ciri-ciri dari orang ambisius agar kalian lebih
berwaspada serta berusaha menghindarkan diri dari sifat-sifat yang demikian.
Berpikir bahwa
pendapatnya selalu benar dan berusaha keras untuk mempertahankan pendapatnya
Nah ini dia orang-orang yang senang
ngotot saat diskusi. Bukan otak yang bekerja malah otot yang bertindak sehingga
malah emosi sendiri. Sebenarnya orang-orang yang ambisius ini belum tentu
mereka yang ngotot, tapi ada juga mereka yang masih dengan sante saat diskusi
tapi masih saja ngeyel saat pendapatnya di sanggah. Mereka merasa seolah dewa
yang selalu benar dan tahu segalanya. Mereka terus saja berjuang bahwa
pendapatnyalah yang terbenar meskipun palu keputusan telah diketuk.
Berpikir selalu
serius dan sepaneng
Mereka adalah orang-orang yang nggak
bisa membedakan mana yang termasuk suasana serius dan mana waktunya bercanda
dan sante. Harus serius dan berpikir pada hal yang sama. Mereka akan terus
sepaneng berpikir pada hal yang tengah menjadi ambisinya. Makanya karena otak
terus saja berpikir pada hal yang ambisinya, tak mungkin mereka menikmati pada
saat harus bersantai. Iya karena nggak mungkin otak mereka berpikir hal cabang.
Tidak senang di saat
teman senang
Ciri ini nih yang
sangat melekat pada diri orang ambisius. Jelaslah merasa tidak senang saat
teman senang meskipun masih dalam tanda kutip maksudnya senang karena baru saja
meraih apa yang diinginkan orang ambisius tersebut. Dia akan merasa tersaingi
karena rasa ambisiusya tersebut menuntutnya harus menjadi terbaik meskipun terkadang
menghindarkannya dari sifat-sifat humanisnya.
Mau berbagi susah
tapi tak mau berbagi kesenangan
Dalam meraih apa yang menjadi ambisinya tersebut, akan ada
halangan dan kelebihan yang dia punya. Halangan akan membuatnya lemah,
sedangkan kelebihan akan membuatnya kuat. Dengan membagi kesusahan yang ia
punya, kekurangannya akan dibagikan ke yang lain sehingga mempermudah meraih
apa yang diinginkan. Sedangkan kebiakan yang ia punya akan tetap ia miliki
tanpa mau ia berbagi. Dengan seperti itu mereka akan berpikir, bahwa kelemahan
yang ia bagikan untuk orang lain serta keunggulan yang ia simpan sendiri akan
melemahkan orang lain dan memperkuat diri sendiri. Dengan begitu, pikirnya akan
menunjang menjadi terbaik meskipun caranya begitu pengecut.
Emosi yang naik turun
Pikiran yang terus serius, pusing, dan
sepaneng membuat otot mereka mengencang. Akibatnya mereka jadi susah tersenyum.
Kalau pun harus tersenyum itu muncul terpaksa bukan dari hati. Ini nih yang
membuat mereka memiliki emosi tinggi. Tapi ada kalanya mereka menjadi bahagia
yang terlalu. Itu disebabkan karena ambisi mereka telah teraih. Nah sebab-sebab
demikian yang membuat emosi mereka naik-turun, susah dipahami, namun mudah
ditebak. Kalau mereka sedih yang terlalu berarti ambisi mereka gagal, kalau
pusing terlalu berarti ambisi mereka sedang proses pemenuhan, dan kalau happy
terlalu berarti ambisi telah tercapai.
Kurang empati
Ambisinya adalah
hal terpenting dan pikiran serta energinya semata-mata ia dedikasikan untuk
impiannya. Bukan hah lain, apalagi hal-hal untuk kepentingan sosial. Inilah
yang menyebabkan mereka jadi kurang empati terhadap hal-hal sekeliling.
Rela mengorbankan
teman untuk kepentingan diri sendiri
Ambisinya adalah
hal terpenting dibandingkan segalanya bahkan nilai dari dirinya sendiri. Teman
hanyalah jembatan meraih mimpi bukan untuk mereka tempat berbagi. Maka tak
jarang dari mereka yang mengesampingkan persahabatan hanya untuk impian yang
akan dia jadikan kenyataan.
Berjuang sendiri dan
tanpa mengajak yang lain tapi saat teman berjuang dia harus diajak
Biasanya ambisinya itu adalah menjadi nomor satu bukan menjadi
terbaik dari yang terbaik. Maksudnya adalah jika menjadi nomor satu yang
terpenting adalah menjadi nomor satu meskipun saingan yang lain masih
berkualitas di bawah rata-rata. Lain dengan yang ingin menjadi terbaik dari
terbaik, dia sanggup berjuang menjadi terbaik dan terus berusaha serta tak
pantang menyerah meskipun saingannya hebat-hebat. Di sini selain dia berjuang,
dia juga akan mengenal proses belajar sehingga akan mendapat ilmu yang berarti.
Orang ambisius dalam berjuang menginginkan menjadi nomor satu maka tak jarang
jika lawan sedikit pikirnya akan memudahkannya untuk menjadi nomor satu.
Mau berbuat curang
dan sanggup main belakang
Ambisinya yang
menggebu telah menutup nuraninya untuk membedakan mana yang baik dan mana yang
kotor. Jalan yang curang bukanlah halangan untuknya berusaha bahkan bisa
dilakukan demi secara praktis mendapatkan impiannya. Orang ambisius cenderung
menyukai hal-hal instan.
Berpacu pada hasil
Ini adalah kelanjutan dari ciri-ciri di atas. Mereka akan
berpacu pada hasilnya dibandingkan menikmati proses dan pengalaman apa yang
akan mereka dapat. Maka tak jarang kegagalan hanya akan merusak mereka dan
memukul mundur mereka bukan sebagai ajang dan cambuk untuk mereka coba lagi.
Iri dan dengki
Inilah adalah kelanjutan dari ciri-ciri senang saat kawan susah
dan susah saat kawan senang. Perasaan iri dan dengki hanya akan menyelimuti
perasaan mereka terlebih saat teman setujuan telah lebih dahulu meraih apa yang
ia impikan. Padahal jika kita ketahui perasaan buruk semacam ini bisa
memutarbalikkan keharusan konsen pada tujuan menjadi keharusan merusak
kesenangan orang lain. Jika sudah terjadi demikian, perlu hati-hati ya teman.
Itulah dia ciri-ciri orang-orang
dengan sifat ambisius. Ambisi boleh ada tapi berlebihan juga tidak dianjurkan.
Ini adalah hasil dari riset gue ke temen-temen gue yang mempunyai ambisi
lumayan tinggi. Nggak seratus persen bener karena ini merupakan hasil riset gue
dan rekan gue, Deni mengenai teman-teman kampus kami yang memiliki sifat
ambisius. Kalau ada dari temen kalian dengan sifat demikian itu, harus
diwaspadai. Mereka itu tuh yang suka nusuk dari belakang. Dan bagi kalian yang
merasa memiliki sifat demikian cobalah belajar untuk sedikit demi sedikit menghilangkan.
Iya atau tidak merasa, mulailah berbenah diri. Bukannya mawas diri itu wajib?
Dan satu pesan gue, kalau ada dari temen kalian yang menurut kalian mempunyai
salah satu dari sifat di atas tapi ngakunya nggak ambisius, alah itu mah
pencitraan.
Okay terimakasih banyak gue sampaikan
karena kalian telah menyisihkan waktu sedikit buat baca postingan gue kali ini.
Tak ada gading yang tak retak pasti banyak kesalahan dari postingan ini. Untuk
itu gue minta maaf serta kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kebaikan gue
dan postingan ini selanjutnya. Kalau ada unek-unek atau ada yang kalian merasa
salah atau kurang lengkap bisa dishare
di kolom komentar ya agar yang lain juga lebih tahu. Berbagi pengetahuan itu
indah. Bye..bye. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar