AGREGAT
SUPPLY DAN AGREGAT DEMAND
A. Asal
Mula Analisis AD-AS
Tahun
1960an yang dimaksud analisis keseimbangan makroekonomi yaitu analisis yang
mengabaikan aplikasi perubahan harga ke atas keseimbangan tingkat kegiatan
ekonomi dan yang sangat menekankan segi permintaan dalam analisis penentuan
tingkat kegiatan ekonomi Negara. Peristiwa-peristiwa dalam kegiatan ekonomi
berbagai negara dalam tahun 1970an, yang pada umumnya menghadapi masalah
inflasi yang serius dalam keadaan pengangguran yang cukup tinggi, menimbulkan
kesadaran bahwa analisis yang ada belum dapat memberikan gambaran yang tepat
mengenai peristiwa-peristiwa yang mungkin berlaku dalam perekonomian.
Kelemahan
ini telah mendorong kepada perkembangan model penentuan keseimbangan kegiatan
ekonomi negara yang ketiga, yang menunjukkan bagaimana perubahan harga-harga
akan mempengaruhi pertumbuhan, fluktuasi kegiatan ekonomi, dan kesempatan
kerja. Analisis ini memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dan lebih lengkap
oleh karena bukan saja dapat memberi gambaran tentang implikasi perubahan harga
ke atas tingkat pengeluaran dalam suatu perekonomian, tetapi juga menunjukkan
implikasi perubahan harga ke atas penawaran agregat yaitu jumlah barang dan
jasa yang akan diproduksikan dan ditawarkan dalam perekonomian pada berbagai
tingkat harga. Berdasarkan kepada sifat analisisnya ini yaitu yang
memperhatikan segi permintaan dan segi penawaran, analisis keseimbangan
makroekonomi ini lebih dikenal sebagai model permintaan – penawaran agregat
(aggregate demand-supply model) atau analisis AD-AS.
Pemikiran
makroekonomi modern tidak dapat sepenuhnya menerima pandangan-pandangan yang
dikemukakan oleh golongan Klasik maupun Keynes. Mereka menganggap keyakinan
Klasik bahwa kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi adalah
terlalu rigid. Sebaliknya keyakinan Keynes bahwa pengangguran yang serius
selalu berlaku dalam perekonomian, juga tidak sepenuhnya tepat. Analisis Klasik
Baru dan Keynesian Baru bertujuan untuk memperbaiki ketidaksempurnaan tersebut
dengan cara memperbaiki cara pendekatan dalam menentukan keseimbangan kegiatan
ekonomi dengan menggunakan analisis AD-AS.
B. Permintaan
Agregat : Tingkat Harga Dan Perbelanjaan Riil
Perbelanjaan
agregat ( aggregate expenditure atau AE ) adalah konsep yang banyak digunakan
dalam analisis model pertama, yaitu analisis yang memisalkan bahwa harga dan
suku bunga tetap. Dalam analisis tersebut perbelanjaan agregat memberikan
gambaran tentang tingkat perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian
pada berbagai tingkat pendapatan nasional. Permintaan agregat atau aggregate
demand (AD) menggambarkan hubungan yang sedikit berbeda. Permintaan agregat
menunjukkan suatu hubungan diantara tingkat harga dengan nilai riil
perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian. Permintaan Agregat ( Aggregate Demand, AD) adalah hubungan
antara jumlah output diminta dan tingkat harga agregat. Ini menyatakan jumlah
barang dan jasa yang orang ingin dibeli pada tiap tingkat harga tertentu.
Persamaan
kuantitas uang riil yaitu : M/P = (M/P)d = kY, dimana k
adalah parameter penentu berapa banyak uang orang ingin pegang untuk tiap dolar
pendapatan. Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran keseimbangan uang M/P sama
dengan permintaan. Kurva permintaan agregat menunjukkan hubungan negatif antara
tingkat harga (P) dan jumlah barang dengan jasa yang diminta (Y) yang digambarkan
untuk nilai jumlah uang yg beredar (M) tertentu. Kurva ini miring kebawah :
semakin tinggi tingkat harga, semakin rendah keseimbangan riil M/P , dan
karenanya semakin rendah jumlah barang dan jasa yg diminta.
Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri
atas ke kanan bawah dalam perekonomian. Sifat kurva AD menurun ini disebabkan
oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat
didalam suatu perekonomian adalah :
a.
Pendapatan
disposible (Yd) atau pengeluaran konsumsi
b. Tingkat bunga (r)
c.
Investasi
(I)
d. JUB (real money supply atau Ms/P)
e.
Pengeluaran
pemerintah (G)
f.
Pajak
(T)
g.
Pendapatan
luar negri (Yf)
h. Harga luar negri ( Pf)
i.
Nilai
tukar riil ( Exchange rate atau ER)
Kenaikan
didalam pendapatan disposible (Yd), pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran
investasi (I), penawaran uang riil (Ms/P), pengeluaran pemerintah (G),
pendapatan luar negri (Yf), tingkat harga luar negri (Pf) dan penurunan tingkat
bunga (r), pajak (T) dan nilai tukar kurs mata uang (ER) akan membawa kenaikan
didalam permintaan agregat, atau menggeser kurva permintaan agregat kekanan.
Sebaliknya, apabila terjadi penurunan dalam Yd, C, I, Ms/P, G, Yf, Pf dan
kenaikan didalam I, T, E, R tersebut akan menurunkan AD atau menggeser kurva AD
ke kiri atas.
Secara sistematis :
Y =C + I + G + NX (Perekonomian
Tertutup)
Y = C + I + G +
(X-M) (Perekonomian Terbuka)
Dimana :
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran
Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
Hubungan yang ditunjukkan :
1. Hubungan tingkat harga dan konsumsi
(P) ↓
(C) ↑ → (AD) ↑
Pada saat harga turun pasti masyarakat
akan menaikkan konsumsi sehingga permintaan akan barang/jasa akan naik dan
menyebabkan AD naik.
2. Hubungan tingkat harga dan investasi
(P) ↓ (r) ↓ → (AD) ↑
dan (I) ↑
3. Hubungan tingkat harga dan expor neto
(P)
↓ (r) ↓ (M) ↓ → (X-M) ↑ dan
(AD) ↑
Pergeseran Kurva Ad ke Luar
Seiring
tingkat harga menurun, Kita bergerak ke bawah sepanjang kurva AD. Tiap
perubahan pada M atau V akan menggeser kurva AD. Ingat permintaan output riil
bervariasi berbanding terbalik dengan tingkat harga.
Peningkatan jumlah uang beredar M
meningkatkan nilai output nominal PY. Untuk tiap tingkat hargat P tertentu
output Y menjadi lebih tinggi. Jadi peningkatan JUB menggeser kurva AD ke luar
dari AD’ menjadi AD.
Pergeseran Kurva Ad ke Dalam
Penurunan
JUB, mengurangi nilai output nominal PY. Untuk tiap tingkat harga tertentu
output Y menjadi lebih rendah. Jadi penurunan JUB menggeser kurva AD kedalam
dari AD menjadi AD’.
Proses Produksi dan Pendapatan
Masyarakat
Produsen membuat rencana untuk produksi dengan melihat
situasi/kondisi pasar barang, kemudian dilakukan proses produksi yang kemudian
menghasilkan barang dan jasa (Q) , juga produsen memberikan upah atau balas
jasa kepada karyawan yang menjadi penghasilan (Y). Dan dari penghasilan (Y)
tersebut digunakan untuk konsumsi (C) juga untuk saving (S). Dari barang dan
jasa (Q) yang dihasilkan didistribusikan kedalam pasar barang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar