MATA KULIAH STUDI
KELAYAKAN BISNIS SEBAGAI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
Kontruktivisme
merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia
membangun dan memaknai pengetahuan dari pengalamannya sendiri. Istiah lainnya
pengetahuan seseorang yang diajarkan di sekolah sangat tergantung dari
pengalaman yang didapat seseorang dari lingkungannya. Jadi pengetahuan
seseorang dibangun dari pengalaman yang didapat seseorang tersebut.
Studi
Kelayakan Bisnis adalah mata kuliah dasar yang wajib diambil oleh mahasiswa
jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi. Materi yang diajarkan
adalah mengenai kelayakan sebuah usaha dari mulai aspek keuangan, pemasaran,
manajemen dan organisasi, teknik produksi, perpajakan, dan sosial ekonomi. Mata
kuliah ini menjelaskan apakah sebuah usaha sudah baik, harus dihentikan lalu
diganti, atau diperbaiki berdasarkan aspek-aspek yang dinilai tersebut.
Studi
Kelayakan Bisnis merupakan pembelajaran kontruktivisme karena sistem
pembelajaran di sini mahasiswa diberi tugas untuk mencari pengalaman-pengalaman
tentang kelayakan sebuah usaha dengan observasi secara langsung ke
tempat-tempat usaha atau perusahaan berdasarkan jenis usaha tertentu. Jadi
mahasiswa mencari data sendiri mengenai kelayakan sebuah usaha untuk kemudian
disimpulkan dan dipaparkan dalam perkuliahan.
Pertemuan
kuliah pertama adalah berupa perkenalan dari dosen dan pemberian tugas
observasi kepada mahasiswa. Dilanjutkan pertemuan kedua berupa penjelasan
instrumen observasi dari dosen. Lalu pertemuan ketiga sampai keenam mahasiswa
tidak masuk ke kelas untuk observasi. Lanjut pertemuan ketujuh sampai selesai
adalah laporan dari mahasiswa dan observasi. Hal yang diobservasi adalah berupa
informasi mengenai kelayakan sebuah usaha. Hal ini sudah jelas bahwa materi
mengenai studi kelayakan bisnis tidak disampaikan oleh dosen secara langsung
namun berasal dari pengalaman mahasiswa selama observasi atau dapat dikatakan
sebagai pembelajaran kontruktivisme.
Pengetahuan
seorang mahasiswa tentang kelayakan bisnis sangat tergantung dari kejelian
pengamatannya mengenai kelayakan bisnis atau keseriusannya saat observasi.
Bahkan informasi detail pun harus diketahui oleh mahasiswa.
Pembelajaran
konstruktivisme adalah peerta didik secara individu menemukan dan mentransfer
informasi yang kompleks apabila memandang peserta didik secara terus menerus
memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merivisi
aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai lagi. Hal ini juga diterapkan dalam
mata kuliah SKB karena mahasiswa tidak hanya mengamati aspek-aspek sebuah usaha
lalu menerimanya begitu saja namun mahasiswa juga mencari kesimpulan mengenai
perbaikan-perbaikan aspek yang tidak sesuai dan kurang baik. Jadi mahasiswa
melakukan proses asimilasi dan akomodasi.
Mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis benar-benar mengharuskan mahasiswa untuk aktif
memperoleh pengetahuan-pengetahuan tentang kelayakan bisnis. Metode
observasinya pun sesuai kreativitas mahasiswa dan lebih bersifat demokratis
tidak mengekang mahasiswa. Pembelajaran pun sangat terpusat kepada mahasiswa.
Semakin kurang serius mahasiswa melaksanakan observasi maka semakin minim
pengetahuannya mengenai kelayakan bisnis karena hampir 90% pengetahuan
kelayakan bisnis diperoleh mahasiswa dari observasi. Dosen hanya mengarahkan
dan memberikan perbaikan. Mahasiswa benar-benar mandiri dalam memperoleh
informasi dan benar-benar dimintai pertanggungjawabannya ketika laporan dan
presentasi.
Usaha
yang diobservasi tergantung dari minat usaha dari masing-masing mahasiswa yang
berbeda. Untuk itu pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh sangat tergantung
dari usaha yang diobservasi setiap mahasiswa.
Dalam
memperoleh informasi ketika observasi mengharuskan setiap mahasiswa untuk
melakukan interaksi sosial dengan orang yang lebih berpengetahuan. Jadi
mahasiswa melakukan tanya jawab dengan para wirausahawan yang tentunya lebih
berpengelaman dalam berwirausaha. Dari sinilah mahasiswa membentuk
pengetahuan dan kebenaran sehingga mahasiswa menciptakan, menemukan, dan
memperoleh proses belajar.
Dalam
mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis peran dosen adalah sebagai fasilisator bukan
sebagai pendidik karena peran dosen di sini membantu mahasiswa memperoleh
pemahaman tentang isi pelajaran. Dosen hanya mengajukan pertanyaan kepada
mahasiswa ketika laporan hasil observasi seperti sidang bukan sebagai penceramah.
Dosen hanya membimbing ketika mahasiswa observasi dan mencipakan lingkungan
yang mendorong mahasiswa membuat kesimpulan sendiri mengenai kelayakan sebuah
usaha.
Studi
Kelayakan Bisnis sebagai mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa untuk rerlibat
aktif menemukan prinsip, konsep, dan fakta untuk dirinya sendiri. Mahasiswa
mencari pengetahuan tentang kelayakan sebuah usaha dari interaksi dari orang
lain dan lingkungan dimana dia hidup. Selain itu mahasiswa pada saat pelaporan
atau presentasi akan menyajikan dan berlatih mengenai kelayakan bisnis dengan
teman satu rombel dan akan terbentuk pembuatan pengetahuan secara kolektif.
Dalam mata kuliah ini juga adanya peranan asesor yaitu dialog dosen dan
mahasiswa untuk memperoleh kinerja atas hasil observasi untuk memperbaiki
kinerjanya.
Mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis menekankan pembelajaran dari atas ke bawah (top-down
instruction), yaitu mahasiswa mulai memecahkan masalah berupa solusi dari
kekuarangan aspek-aspek usaha yang dinilai dari suatu usaha yang diobservasi
kemudian menemukan (dengan bantuan dosen) keterampilan dasar yang dimiliki.
Mata kuliah ini juga menginginkan pendekatan rekonstrukrivistik karena
pembelajaran menggunakan kerjasama yaitu observasi yang dilakukan dengan model
kelompok dan kerjasama kolektif pengetahuan yang diperoleh dari observasi pada
saat presentasi.
Studi
Kelayakan Bisnis juga merupakan belajar
terbimbing atau scaffolding. Scaffolding
merupakan strategi pembelajaran yang berkaitan dengan dukungan kepada peserta
didik dengan cara membatasi kompleksitas konteks dan secara perlahan mengurangi
batas-batas tersebut karena peserta didik telah memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan kepercayaan diri dalam mengatasi kompleksitas konteks
tersebut (Young, 1993). Mata kuliah ini adanya bimbingan dari dosen mengenai
aspek-aspek yang dinilai yaitu aspek keuangan, pemasaran, teknik produksi,
perpajakan, manajemen dan organisasi, dan sosial dan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar