Kedalaman Sektor Keuangan
Keberadaan sektor keuangan dalam perekonomian suatu negara
memiliki peran penting dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
karena sektor keuangan dapat menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil via akumulasi
kapital dan inovasi teknologi. Mereka menyediakan para peminjam berbagai
instrumen keuangan dengan kualitas tinggi dan risiko rendah. Hal ini akan
menambah investasi dan akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dalam
pembangunan sektor keuangan, suatu negara dihadapkan pada kondisi sektor
keuangan yang mengalami pendalaman (financial deepening) dan sektor
keuangan yang mengalami pendangkalan (shallow finance). (Fry,1995:20).
Pendalaman sektor keuangan (financial deepening)
merupakan sebuah termin yang digunakan untuk menunjukkan terjadinya peningkatan
peranan dan kegiatan dari jasa-jasa keuangan terhadap ekonomi. Keberadaan
sektor ini selain dapat dilihat dari perkembangan dalam lemaga keuangan baik
bank dan non bank, juga dapat dilihat dari perkembangan dalam jumlah uang
beredar (money supply).
Secara lebih spesifik Dornbusch dan Reynoso (1989:204)
menyatakan perkembangan sektor keuangan ini dapat dilihat dari kemampuannya
dalam menyediakan tabungan yang cukup bagi keperluan investasi pembangunan
maupuan dalam mengatasi masalah-masalah seperti pembiayaan inflasi dan pengaruh
defisit anggaran terhadap pertumbuhan ekonomi.
Ada beberapa Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Financial Deepening (Kedalaman Sektor Keuangan), yaitu:
1. Pengaruh
Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Financial Deepening
Suatu apresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing
dapat menyebabakan semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan barang dan
jasa. Bila terjadi keadaan over demand, maka hal tersebut dapat
mengakibatkan inflasi yang tinggi. Secara umum apresiasi nilai tukar mata uang
akan berdampak positif terhadap financial deepening.
2. Pengaruh
Pendapatan Nasional Terhadap Financial Deepening
Pendapatan yang tinggi menandakan bahwa output yang
dihasilkan oleh perekonomian menjadi meningkat. Secara umum semakin tinggi
pendapatan masyarakat, maka akan semkain meningkatkan financial deepening.
3. Pengaruh
Tingkat Bunga Terhadap Financial Deepening
Pada tahun 1980-an Menurut pandangan McKinnon dan Shaw bahwa
represi keuangan yang salah satunya adalah ditandai oleh adanya pembatasan
dalam tingkat bunga (suku bunga riil rendah) dalam perekonomian, justru dapat
menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk menyimpan dananya di bank dan pada
akhirnya suplai dana investasi akan berkurang.
Indikasi
Kedalaman Sektor Keuangan
Pendapat yang dikemukakan oleh Lynch (1996:3-33) menunjukkan
bahwa terdapat 5 indikator untuk mengetahui perkembangan sektor keuangan suatu
negara, yakni;
1. Ukuran Kuantitatif (Quantity
Measures)
Indikator kuantitatif bersifat moneter dan kredit, seperti rasio
uang dalam arti sempit terhadap PDB, rasio uang dalam arti luas terhadap
PDB dan rasio kredit sektor swasta terhadap PDB. Indikator kuantitatif ini
untuk mengukur pembangunan dan kedalaman sektor keuangan.
2. Ukuran Struktural (Structural Measures)
Indikator struktural menganalisa struktur sistem keuangan dan
menentukan pentingnya elemen-elemen yang berbeda-beda pada sistem keuangan.
Rasio-rasio yang digunakan sebagai indikator adalah : rasio uang dalam arti
luas terhadap PDB, rasio pengeluaran pasar sekuritas terhadap uang dalam arti
luas.
3. Harga sektor keuangan (Financial
Prices)
Indikator ini dilihat dari
tingkat bungan kredit dan pinjaman sektor riil.
4. Skala Produk (Product Range)
Indikator ini dilihat dari berbagai jenis-jenis instrumen keuangan
yang terdapat di pasar keuangan, seperti ; produk keuangan dan bisnis (commercial
paper,corporate bond, listed equity), produk investasi, produk
pengelolaan risiko dan nilai tukar luar negeri.
5. Biaya Transaksi (Transaction Cost)
Indikator ini dilihat dari
spread suku bunga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar