Gue akuin kalau gue itu orangnya emang
panikan. Apalagi kalau pas melakukan sesuatunya yang harus selesai segera. Saat
panik gue akan berpikir pendek, tidak bisa bedain mana yang benar dan mana
buruk, ceroboh, keringet dingin, dan gemeteran. Hasilnya pekerjaan yang gue
kerjain kurang berjalan maksimal.
Sering banget kebiasaan gue ini muncul
secara tiba-tiba. Akhirnya pekerjaan gue kurang berjalan maksimal dan setelahnya
akan menimbulkan penyesalan tiada akhir. Terutama pas gue ujian dan jawabannya
butuh banget kalimat panjang dan lebar. Gue emang orangnya perfeksionis. Nomor
pertama gue jawab secara hati-hati dan membutuhkan waktu lama agar bener-bener
mantep dan gue merasa puas. Bahkan untuk melanjutkan ke nomor selanjutnya
selalu gue teliti lagi dari soal-soal nomor terdahulu. Akibatnya gue jadi nggak
ada waktu buat ngerjain ke soal-soal akhir. Konsekuensinya jawaban di soal-soal
akhir gue jawab ala kadarnya, secara
spontanitas, pikiran tak tenang, panik, atau gue awur gitu aja yang penting keisi.
Jadinya nilai yang keluar nggak maksimal. Makanya bukannya gue sombong, banyak
temen gue yang minta diajarin sebelum ujian. Tetapi mereka sering heran begitu
lihat nilai ujian gue yang nggak lebih bagus dari mereka. Ya itu karena
kebiasaan gue yang panikan itu. Ini terjadi nggak hanya pada saat ujian saja.
Tetapi ada kejadian-kejadian lain, seperti kasus HP gue yang dimaling orang
gara-gara gue lupa ngunci pintu kamar tidur gue waktu tergesa-gesa berangkat ke
kampus. Atau waktu laptop gue ketinggalan di tempat fotokopi gara-gara gue udah
terlambat masuk kampus. Dan banyak kejadian lainnya pokoknya singkat cerita gue
orangnya super-duper ceroboh.
Kali ini gue bisa share seperti ini gara-gara kejadian memalukan tadi malam. Ceritanya
gue lagi wifian di kampus. Gue ketemu sama orang yang mirip banget sama orang
di masa lalu. Nggak tahu kenapa penyakit gue yang suka panikan tiba-tiba
kambuh. Padahal orang yang gue temui tadi malam super-duper ramah dan asyik.
Makanya dia terus-terusan ngajak ngobrol gue meskipun gue hanya bisa jawab iya
dan tidak saking geroginya. Ada pula kejadian yang lebih memalukan. Tepatnya, di
saat dia nanya jurusan kuliah gue apa. Masak gue mendadak lupa gitu sama
jurusan kuliah gue. Apa nggak bikin shock
itu. Orangnya hanya bisa ketawa. Sumpah malu banget gue. Apalagi waktu gue
salah ngambil charger dia terus gue masukin ke tas gue gitu aja karena gue
saking paniknya dan pengin segera kabur dari tempat itu. Udah gitu waktu gue
kembaliin charger dia, gue pakai mendadak sedikit terpeleset lagi.
Sumpah gue sampai pusing banget buat
ngusir kebiasaan gue yang suka panik ini. kebiasaan gue yang suka grusa-grusu
mesti gue musnahin dari hidup gue. Kalau nggak, maka akan semakin parah dan
segala pekerjaan gue jadi berantakan nggak ada yang benar. Gue jadi nggak bisa
berpikir dengan memaksimalkan kemampuan otak gue. Gue jadi mendadak “sak-sake”
atau dengan kata lain kurang all out.
Padahal gue tahu selama ini pekerjaan akan berakhir dengan bagus apabila
dikerjakan dengan hati, proses yang baik dan benar, kepala dingin, serta hati
yang tenang. Gue akuin kalau gue orangnya super duper persiapan. Segalanya akan
gue persiapin matang-matang. Soalnya gue orangnya panikan. Makanya kalau ada
pekerjaan tanpa persiapan, mendadak gue jadi kurang konsentrasi.
Okay deh mulai sekarang gue akan
bersikap tenang. Beberapa udah gue temuin cara mengusir kepanikan dari beberapa
sumber yang pernah gue baca sebelum ini. Dan cara untuk menghilangkan sifat
panikan yang akan gue lakuin adalah:
1.
Menghirup
nafas panjang
Menurut salah satu artikel yang pernah gue baca, menghirup nafas
panjang bisa memberikan sugesti positif. Selain itu hati juga akan lebih tenang.
Dengan begitu rasa panik akan sedikit berkurang.
2.
Menunggu
hingga detak jantung kembali teratur
Setelah menghirup nafas panjang, tunggu hingga detak jantung
kembali teratur. Karena jika belum teratur itu artinya hati masih panik. Saat
detak jantung masih berdetak begitu kencang dan kita paksa untuk tetap
melanjutkan pekerjaan hasilnya percuma dan kurang maksimal.
3.
Yakinkan
diri untuk bisa
Tanamkan sugeti positif bahwa kita bisa. Sugesti bisa
berpengaruh terhadap mental dan perilaku seseorang. Dengan yakin kita bisa hati
pun akan sedikit tenang.
4.
Berdoa
Dengan berjuang yang sungguh luar biasa, percayalah keputusan
ada di tangan Tuhan. Jadi meskipun kita bersusah payah untuk berusaha hingga
menimbulkan kepanikan kalau Tuhan menentukan lain hasilnya juga akan lain.
Cobalah untuk bersikap tenang dan yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang
terbaik.
5.
Persiapan
yang matang
Persiapan sebelum melakukan pekerjaan memang penting. Apalagi
buat yang merasa gampang panik. Mudah panik disebabkan ketidakmampuan bekerja
yang dipaksa dalam kurun waktu terbatas. Dengan persiapan yang lebih matang
setidaknya telah diberikan jeda waktu untuk melakukan pekerjaan lebih panjang.
6.
Perhitungan
waktu yang matang
Agar lebih efektif dan efisien, porsi waktu yang tepat untuk
melakukan pekerjaan memang perlu. Atur mana pekerjaan yang membutukan waktu
yang banyak dan mana yang tidak.
7.
Berlatih
melakukan pekerjaan atas dasar waktu (time
management)
Terlalu santai juga tidak dibenarkan. Terlalu praktis dalam
bekerja sehingga hanya cukup membutuhkan waktu yang singkat juga tidak
dibenarkan. Cobalah berlatih untuk melakukan pekerjaan selesai tepat pada
waktunya. Pertama yang harus dilakukan adalah tentukan porsi waktu yang tepat,
kemudian kerjakan dengan berusaha agar waktu yang tersedia segalanya tepat
penuh sasaran. Fokus utama tetap pada hasil yang bagus bukan pada waktu sisa
yang banyak. Jika perkejaan dapat selesai dengan baik dan waktu yang sisa lumayan
banyak berarti telah berhasil dalam mengatur emosi dan ketenangan.
8.
Berpacu
pada proses bukan pada hasil
Segalanya sudah jelas bahwa pekerjaan akan berhasil apabila
terdapat proses yang baik. Orang-orang yang cenderung fokus pada hasil hanya
akan menimbulkan cara berpikir instan dan kepanikan.
9.
Kualitas
lebih penting dari pada kuantitas
Ingat pada dasarnya kualitas emang lebih penting daripada
kuantitas. Jumlah pekerjaan dapat selesai dengan banyak namun tak berkualitas
tinggi hanya akan percuma dan tidak menimbulkan kebanggaan tersendiri.
Munculkan dalam pikiran bahwa meskipun pekerjaan hanya sedikit yang
terselesaikan tapi berkualitas tinggi itu akan lebih baik. Tetapi yang perlu
diingat ini bukan berarti menyuruh bekerja lelet. Tetapi tetap diusahakan agat
bekerja tepat dan cepat.
10. Teliti kembali pekerjaan setelah
pekerjaan itu selesai
Jika masih ada sisa waktu cobalah untuk meniliti. Panik untuk
berharap melakukan pekerjaan tercepat juga tidak bagus.
Segalanya membutuhkan porsi yang pas agar dapat berjalan efektif
dan efisien. Memang yang diharapkan tetap bekerja cepat dan tepat. Untuk itu
membutuhkan kemampuan time management yang
bagus dan perhitungan waktu yang pas. Selain time management, fokus yang lainnya adalah masalah mengatur emosi
dan tetap konsentrasi. Segalanya bukan kepanikan yang diperlukan. Pekerjaan
akan berhasil bagus apabila dikerjakan dengan hati tenang dan pikiran
cemerlang. Good job ya.
Okay terimakasih banyak gue sampaikan karena kalian telah menyisihkan
waktu sedikit buat baca postingan gue kali ini meskipun sedikit curhat. Tak ada
gading yang tak retak pasti banyak kesalahan dari postingan ini. Untuk itu gue
minta maaf serta kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kebaikan gue dan
postingan ini dan selanjutnya. Kalau ada unek-unek atau cara mengusir kepanikan
yang lain bisa dishare di komentar ya
biar yang lain juga lebih tahu. Bye..bye. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar