Selamat berbahagia kawan
sekalian. Bagaimana kabar kalian hari ini? Hari yang bahagia atau menyebalkan?
Bisa dijawab di kolom komentar monggo. Semoga saja sih selalu bahagia dan masih
dalam lindungan Tuhan. Aamiin. Oiya, semoga cukup katakan enjoy saja membaca
postingan yang agak ngawur admin kali ini.
Pernah nggak sih kalian
merasakan apa yang asik namun berujung sakit? Jujur saja! Pasti iya. Iya, tepat
sekali hal ini disebabkan oleh godaan syaiton keparat yang terus saja
memberikan bisikan kepada umat manusia agar mau melakukan hal kebatilan tapi
mengasyikkan dan alhasil keterpurukan yang didapat manusia. Setuju?
Banyak sekali kasus
semacam ini. Seperti halnya pacaran. Mungkin di saat Kalian jatuh cinta kepada
seseorang betapa bahagia memandang atau pun memikirkannya. Sehingga mau nggak
mau, Kalian akan terus bercerita tentang dia ke teman kalian (khusus penggalau
gila curhat). Betapa bahagia Kalian kala itu meskipun sebenarnya betapa miris
teman kalian karena sebenarnya teman kalian itu jomblo dan defisit gebetan.
Eits...
Tapi tunggu saja perihnya.
Suatu ketika ada suatu kejadian sehingga seketika kalian bakal mengalami perih
hati karena harus terbelah berkeping-keping begitu kalian tidak jadi jadian
dengannya atau sudah jadian ke dia tapi malah putus. Apalagi dia yang mutusin
karena ada lain yang jauh lebih bagus dan berkualitas dari kalian. Tapi di situ
ada yang bahagia, karena teman kalian mendapat anggota baru lagi di komunitasnya,
Komunitas Jomblo Indonesia Raya. Hehe bercanda.
Sebenarnya nggak hanya ini
saja contoh hal asyik tapi berujung sakit. Berdasarkan pengalaman saya
selanjutnya adalah saat saya bokek nggak ada duit, bahkan ATM kena blokir. Ada
suatu godaan pengin beli sesuatu yang nggak terlalu penting. Padahal dollar di
dompet tidak ada. Jangankan dollar, rupiah saja masih kritis. Dan secara
sepihak, kalian memutuskan saja untuk berhutang kepada orang di samping kalian atau
lebih tepatnya teman sekelas, sekos, atau setemapat kerja. Agak nggak ikhlas
mimik yang ditunjukkan di raut muka orang di sebelah kalian. Tapi karena iba
dengan orang krisis finansial akhirnya mau tidak mau segera dipinjamkan uangnya
ke kalian. Meskipun dengan perjanjian beribet bahkan jika perlu butuh tanda
tangan atas materai, kalian masih saja ridho keluarkan uang pinjaman untuk
kegiatan konsumtif. Dan apakah ini disebut manusia ekonomis? Oh tentu saja
tidak. Asyik sih, hasrat belanja terpenuhi. Tapi tunggu saja hasilnya hingga
teman kalian minta pembayaran. Bahkan bisa saja disebut hutang berujung petaka.
Nasi sudah menjadi bubur dan makanya perlu waspada terhadap apa itu yang
disebut asyik berujung sakit.
Masih banyak sebenarnya
hal yang serupa. Iya jelas, alasannya adalah betapa kreatif para setan dalam
merayu manusia hingga lengah dan mau melakukan apa yang ia perintahkan tanpa
paksaan. Tapi selepas dari itu ada yang mesti admin share ke kalian? Ada yang
di sini pernah gatal? Tunjuk jari depan laptop atau gadget masing-masing. Pasti
sudah pernah semua bukan? Entah itu karena gatal karena serangga, jamur,
ataupun lingkungan yang kotor. Tapi detik ini admin akan share tentang
pengalaman pahit yang pernah saya alami. Ini bukan saja efek negatif menggaruk
tapi juga efek buruk dari punya kuku panjang. Memang sebenarnya kuku panjang
itu dilarang dan katanya itu tempat tinggal setan. Tapi ini saya lakukan dan
alhasi begini deh jadinya.
Kala itu saya sedang
melaksanakan tugas kampus untuk observasi di sebuah sekolah di Kota Kebumen.
Maaf yah yang orang Kebumen. Nah, kebetulan saat itu admin harus bermalam di
salah satu rumah teman admin yang asli Kebumen. Rumahnya seperti di hutan dan
masih jauh dari peradaban kota (maaf namanya juga opini). Sehingga semalaman
admin harus meronda bersama nyamuk-nyamuk imut dan caem tapi sayangnya imut dan
caemnya menipu. Mereka haus darah dan tanpa bosa-basi mereka menghisap darah
segar para manusia yang tidur di situ. Kebetulan kala itu hanya ada selembar
sarung entah itu milik siapa. Jujur saya agak risih jika harus berselimut kain
tidak jelas apalagi selimut tetangga. Akhirnya saya lebih memilih nggak pake
selimut. Singkat cerita paginya bentol-bentol di tangan, kaki, dan wajah.
Seketika itu setan-setan
mulai beraksi. “Ayo garuk sayang! Ayo garuk! Tunggu apalagi?” Tanpa habis pikir
saya pun terus memainkan kuku-kuku panjang saya untuk merasakan sensasi
garukkan ke kulit yang gatal. Wow nikmat, seperti rezeki dari Tuhan hingga lupa
dunia. Tanpa sadar, tanpa eling terus saja saya lakukan. Dan tak berfikir akan
dampak berikutnya.
Ada hal buruk dari
konsekuensi yang harus saya terima. Ketika bumi telah kelam karena kulit harus
rata dengan luka. Menjadi hitam, perih, dan meninggalkam noda. Tak enak
dipandang mata kulitku ini. Sehingga orang tua di rumah malah bertanya yang tak
mengenakkan. “Koe kuliah, apa matun to Nduk?” yang artinya “Kamu kuliah atau ke
sawah ya Nak?” Dan menurut Kalian apa yang harus saya jawab?
Meskipun ini adalah pengalaman
kecil tapi di sini dapat saya ambil kesimpulan. Bahwa hampir 100% kenikmatan
yang diambil dari hawa nafsu menimbulkan mala petaka. Seperti halnya menggaruk
pada hal yang gatal. Pikir saya kalau gatal mending diberi obat atau salep
gatal. Bukankan cara yang demikian lebih baik? Karena tidak instan dan butuh
proses. Benar memang bahwa segala sesuatu yang butuh proses dan perjuangan
keras serta menghormati norma akan berdampak 100% lebih baik. Semoga ini
menjadi pengalaman kecil tapi berhikmah. Aamiin. Satu pesan saya kepada
selancar dunia maya sekalian, tolong kasih tahu saya obat pengusir setan atau
pembasmi setan? Kasih tahu ya. Hehehe bercanda.
Sekian dan selamat potong
kuku. Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi pembaca sekalian. Kritik dan
saran sangat disarankan. Mohon maaf atas kesalahan bahasa maupun kata karena
manusia tak ada yang sempurna. Apalagi saya. Saya mah apa atuh? Okay
terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar