Minggu, 06 September 2015

Makalah Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran (Pembahasan)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Dengan adanya sistem ekonomi terbuka, perekonomian tidak hanya berada di dalam lingkup nasional saja. Perekonomian kini merambah pada perekonomian empat sektor yang melibatkan luar negeri dalam suatu negara yang bergerak menuju kesalingtergantungan ekonomi antarbangsa. Hubungan aktivitas ekonomi suatu negara dengan negara lain ini akan membentuk sistem ekonomi yang lebih besar, yaitu sistem ekonomi internasional.

Berlakunya sistem ekonomi internasional dalam setiap negara, suatu negara tentu ingin memiliki keuangan yang tinggi di tengah semakin ketatnya persaingan di dalam dunia bisnis dan perdagangan tingkat internasional. Hal ini terjadi karena dengan adanya persaingan bisnis dan perdagangan tingkat internasional dapat mengakibatkan persaingan antara penduduk negara satu dengan negara lain untuk menciptakan kelancaran aliran dana masuk dari negara lain agar lebih tinggi jika dibandingkan dengan aliran dana keluar dari negaranya.
Untuk meningkatkan keuangan yang tinggi, pemerintah pasti membutuhkan informasi-informasi yang dapat menunjang hal itu. Informasi-informasi tersebut seperti tentang posisi keuangan negara tersebut sampai kegiatan-kegiatan ekonomi yang menghubungkan antarnegara. Oleh karena sangat diperlukan informasi-informasi tersebut, maka pemerintah di suatu negara membuat suatu ikhtisar yang memuat banyak informasi keuangan yang disebut dengan Neraca Pembayaran.
Neraca pembayaran dapat dijadikan ukuran untuk mengukur seberapa besar arus dana internasional yang masuk dan keluar ke dan dari suatu negara. Hal tersebut menjadikan semakin pentingnya neraca pembayaran bagi suatu negara, dimana dana yang masuk dan keluar dapat dihitung dengan seimbang karena sifatnya yang sebagai monitor keuangan atau kinerja keuangan yang dapat menggamarkan transaksi ekonomi penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain pada periode tertentu.
Makalah ini akan membahas tentang perdagangan internasional dan neraca pembayaran sebagai instrumen sistem perekonomian internasional dan kondisinya di Indonesia.
1.2.  Rumusan Masalah
a.     Apa pengertian dari perdagangan internasional dan neraca pembayaran?
b.     Apa saja faktor-faktor pendorong perdagangan internasional?
c.     Apa saja komponen-komponen neraca pembayaran?
d.     Transaksi apa saja yang ada di dalam neraca pembayaran?
e.     Bagaimana tahapan dalam neraca pembayaran?
f.     Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam menganalisis neraca pembayaran?
g.     Bagaimana  manfaat perdagangan internasional dan neraca pembayaran?
h.     Bagaimana kondisi neraca pembayaran Indonesia pada tiwulan pertama tahun 2014?
1.3.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
a.            Pembaca dapat mengetahui perngertian perdagangan internasional dan neraca pembayaran.
b.            Pembaca dapat mengetahui faktor-faktor pendorong perdagangan internasional.
c.             Pembaca dapat mengetahui komponen-komponen yang ada di dalam neraca pembayaran.
d.            Pembaca dapat mengetahui transaksi apa saja yang ada di dalam neraca pembayangyaran.
e.             Pembaca dapat mengetahui bagaimana tahapan dalam neraca pembayaran.
f.              Pembaca dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam menganalisis neraca pembayaran.
g.            Pembaca dapat mengetahui manfaat perdagangan internasional dan neraca pembayaran.
h.            Pembaca dapat mengetahui bagaimana kondisi neraca pembayaran Indonesia pada triwulan pertama tahun 2014.
1.4.  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penulisan ini sebagai berikut:
a.            Manfaat Teoritis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi seputar perdagangan dan neraca pembayaran serta bagaimana kondisinya di Indonesia.
b.            Manfaat Praktis
Wawasan yang ada di dalam makalah ini dapat diterapkan dalam kehidupan nyata serta dapat digunakan untuk membandingkan teori tentang neraca pembayaran yang didapatkan di kampus dengan kondisi real neraca pembayaran di Indonesia seraca garis besar.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran
Perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara di pasar dunia. Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang mampu memenuhi semua kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang/jasa dari negara lain. Begitu pula, suatu negara yang memiliki surplus dapat mengekspor produknya ke luar negeri. Dalam sistem perdagangan internasional, biasanya suatu negara yang melakukan impor barang ke luar negeri tidak terorientasi kepada laba atau keuntungan, akan tetapi pemenuhan kebutuhan akan barang terhadap masyarakat negara tersebut.
Contoh dari perdagangan internasional misalnya Jepang, sebagai negara yang ekonominya kuat dan maju, masih mengimpor gas alam cair (liquid natural gas) dari Indonesia. Sedang Indonesia mengimpor barang-barang modal dari Amerika untuk keperluan pembangunan industri.
Neraca pembayaran atau yang sering disebut balance of payment (BOP) merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) termasuk apa yang ada di dalam transaksi perdagangan internasional suatu negara. Sedangkan menurut IMF (1993), Neraca pembayaran adalah  suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain untuk suatu periode waktu tertentu.
Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi; neraca transaksi berjalan; neraca lalu lintas modal dan finansial; dan item-item finansial. Akan tetapi, yang termasuk dalam neraca pembayaran internasional hanyalah transaksi ekonomi internasional saja, sedangkan transaksi bantuan militer tidak termasuk di dalamnya.
Kebijaksanaan neraca pembayaran merupakan bagian integral dari kebijaksanaan pembangunan dan mempunyai peranan penting dalam pemantapan stabilitas di bidang ekonomi. Di samping itu, juga diusahakan tercapainya perubahan fundamental dalam struktur produksi dan perdagangan luar negeri sehingga dapat mening­katkan ketahanan ekonomi Indonesia terhadap tantangan-tan­tangan di dalam negeri dan keguncangan-keguncangan ekonomi dunia, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara.
Di bidang perdagangan, kebijaksanaan neraca pembayaran ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri dalam nege­ri, menunjang pengembangan ekspor nonmigas, memelihara ke­stabilan harga dan penyediaan barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri serta menunjang iklim usaha yang makin menarik bagi penanaman modal. Kebijaksanaan di bidang pinjaman luar negeri melengkapi kebutuhan pembiayaan pembangunan di dalam negeri dan diarahkan untuk menjaga kestabilan perkem­bangan neraca pembayaran secara keseluruhan. Kebijaksanaan kurs devisa diarahkan untuk mendorong ekspor nonmigas dan mendukung kebijaksanaan moneter dalam negeri.
2.2.  Faktor-Faktor Pendorong Adanya Perdagangan Internasional
Setiap negara di penjuru dunia sudah tentu melakuakan ekspor-impor barang ke dan dari negara lain sebagai bagian dari transaksi perdagangan internasional dalam negara tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendorong adanya perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
a.            Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi yang dimiliki suatu negara. Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkannya di dalam negeri.
b.            Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya produksi rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin besar.
c.             Perbedaan Selera
Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda.
2.3.  Komponen-Komponen Neraca Pembayaran
Necara pembayaran terdiri dari beberapa komponen, yaitu neraca barang (neraca perdagangan) dan neraca jasa. Keduanya disebut neraca transaksi berjalan (current account) dan neraca modal.
a.            Neraca barang (Neraca Perdagangan)
Neraca barang disebut juga neraca transaksi berjalan (current account). Ekspor barang merupakan transaksi kredit karena transaksi itu menimbulkan hak untuk menerima pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran uang atau dana masuk ke dalam negeri). Impor barang merupakan transaksi debet karena menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada negara lain (menyebabkan aliran dana atau uang ke luar negeri).
b.            Neraca Jasa
Neraca jasa meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa meliputi penjualan jasa angkutan, turisme/pariwisata, asuransi, pendapatan investasi dan modal di luar negeri. Ekspor jasa termasuk transaksi kredit. Impor jasa meliputi pembelian jasa dari penduduk negara lain, termasuk pembayaran bunga, dividen atau keuntungan modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.
2.4.  Transaksi dalam Neraca Pembayaran
Transaksi ekonomi dalam neraca pembayaran terbagi menjai dua, yakni transaksi debit dan transaksi kredit. Berikut pemaparannya:
a.            Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif, yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa, atau dengan kata lain transaksi tersebut mengakibatkan timbul dan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain. Transaksi debit yang tercatat dalam neraca pembayaran di antaranya: impor barang dan jasa, pembayaran atau hasil investasi, berkurangnya hutang, dan bertambahnya aset-aset keuangan.
b.            Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif, yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara, atau dengan kata lain transaksi tersebut mengakibatkan timbul dan bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran internasional tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain. Transaksi kredit yang tercatat dalam neraca pembayaran di antaranya: ekspor barang dan jasa, penerimaan dari hasil investasi, bertambahnya hutang negara atau swasta, dan berkurangnya aset-aset keuangan.
Selain itu, transaksi ekonomi dalam neraca pembayaran juga dibedakan menjadi: transaksi berjalan (current account) dan  transaksi modal (capital account). Transaksi berjalan adalah transaksi yang meliputi barang-barang dan jasa, dimana dalam transaksi ini terjadi transaksi antar negara yang perubahan nilainya setiap saat atau setiap hari. Transaksi Modal (capital account) yaitu transaksi yang menyangkut investasi modal dan emas.
Adapun istilah yang sering dipakai dalam transaksi di neraca pembayaran, yakni surplus dan defisit neraca pembayaran. Neraca perdagangan dikatakan surplus bila nilai ekspor barang lebih besar dari pada impornya. Kebijakan neraca pembayaran ditujukan untuk lebih meningkatkan penerimaan devisa (uang) dari ekspor guna memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Kebijakan tersebut ditujukan pula untuk menghemat devisa melalui substitusi impor dan memanfaatkan sumber-sumber dana dari luar negeri, baik berupa pinjaman maupun penanaman modal asing, serta menunjang perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan. Begitu sebaliknya, suatu negara dikatakan defisit apabila nilai impor lebih banyak dibandingkan nilai ekspornya.
Indonesia dikatakan sebagai negara yang sering mengalami defisit neraca pembayaranan. Kenyataan yang ada, jumlah impor barang lebih banyak dibandingkan dengan ekspornya. Dengan kata lain, ekspor netto memiliki nilai negatif. Faktor terbesar adanya defisit di Indonesia disebabkan masyarakat Indonesia yang konsumtif. Fakta membuktikan bahwa meningkatnya PDB di Indonesia yang didorong oleh sektor konsumsi (C) sekitar 60% jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Selain itu, masyarakata Indonesia yang cenderung menyukai poduk luar negeri dari pada produk dalam negeri.
2.5.  Tahapan dalam Neraca Pembayaran
Setiap negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca pembayarannya, dari negara debitur muda hingga negara kreditur madya.
a.            Negara debitur muda dimana pada tahapan ini suatu negara lebih banyak mengimpor daripada mengekspor selisih di antara keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri sehingga memungkinkan negara tersebut menumpuk modal.
b.            Negara debitur madya dimana pada tahapan ini neraca perdagangan suatu negara telah surplus, tetapi pertumbuhan dividen dan bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman luar negeri menjadikan saldo neraca modalnya kurang seimbang.
c.             Negara kreditur muda dimana pada tahapan ini suatu negara mengembangkan ekspornya secara luar biasa, bahkan negara meminjamkan uang kepada negara-negara lain.
d.            Negara kreditur madya dimana pada tahapan ini pendapatan modal dan investasi luar negeri memberikan surplus cukup besar terhadap pos tak tampak yang kemudian diseimbangkan dengan defisit neraca perdagangan.
2.6.  Masalah dalam Analisis Neraca Pembayaran
a.            Seringkali mengabaikan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain. Contoh: investasi di luar negeri dianggap menambah defisit neraca pembayaran, karena menyebabkan terjadinya aliran modal keluar. Akan tetapi jika ditinjau lebih lanjut, investasi ini nantinya akan menunjang kegiatan ekspor bahan mentah atau lainnya. Demikian juga pemberian bantuan dari negara lain akan menambah defisit neraca pembayaran, padahal kebanyakan bantuan (terutama dari negara maju) berupa bantuan dalam bentuk  uang yang dibelanjakan di dalam negeri ataupun bantuan terikat yang artinya bantuan tersebut digunakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan oleh negara pemberi bantuan.
b.            Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya defisit dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar. Defisit ataupun surplus di dalam transaksi yang sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama defisit atau surplus tersebut diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam jumlah yang sama.
3.7.  Manfaat Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran
Adapun manfaat perdagangan internasional antara lain:
a.            Efisiensi penggunaan sumberdaya
b.            Perluasan konsumsi dan produksi
c.             Peningkatan produktifitas
d.            Sumber penerimaan negara
Sementara itu, manfaat neraca pembayaran antara lain:
a.            Membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk dalam negari dan penduduk luar negeri.
b.            Mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara.
c.             Mengetahui mitra usaha suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional
d.            Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
e.             Indikator yang akan dipertimbangkan oleh negara donor untuk memberikan bantuan keuangan.
f.               Indikator fundamental ekonomi selain tingkat inflasi, pertumbuhan GNP dan sebagainya.
g.            Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam; mengambil langkah-langkah dibidang ekonomi; mengambil kebijakan dibidang moneter dan fiskal; mengetahui pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional; mengambil kebijakan dibidang politik internasional.

3.8.  Studi Kasus: Kondisi Neraca Pembayaran pada Triwulan Pertama Tahun 2014
Pada triwulan pertama tahun 2014, kinerja transaksi Indonesia semakin membaik.. Defisit transaksi berjalan turun dari US$ 4,3 miliar pada triwulan IV tahun 2013 menjadi US$ 4,2 miliar pada triwulan I tahun 2014. Sumber dari perbaikan ini adalah perbaikan penurunan impor barang dan berkurangnya defisit neraca jasa dan neraca pendapatan. Meskipun impor nonmigas mengalami penurunan, surplus neraca perdagangan nonmigas triwulan I tahun 2014 tercatat lebih rendah daripada surplus neraca perdangan nonmigas triwulan IV tahun 2013. Hal ini dipengaruhi penurunan kinerja ekspor nonmigas triwulan I tahun 2014 yang tercermin dari pertumbuhan negatif ekspor ke Negara mitra utama seperti Cina, Jepang, India, Malaysia, Korea Selatan, dan Thailand, penurunan harga komoditas global, serta pengaruh pelarangan ekspor komoditas mineral mentah.
    Penurunan ekspor ke Cina terutama karena turunnya ekspor batubara dan karet alam olahan, dengan total pangsa 38,8% dari keseluruhan ekspor ke Negara tersebut. Penurunan ekspor ke Jepang dipengaruhi turunnya ekspor batubara dan logam tidak mulia yang merupakan 30,2% total pangsa dari keseluruhan ekspor ke negara tersebut. Berkurangnya ekspor minyak nabati yang merupakan 32,2% pangsa pasar di India menjadi penyebab utama penurunan ekspor ke Negara tersebut. Ekspor ke Malaysia ditekan oleh berkurangnya ekspor batubara dan barang dari logam tidak mulia. Penurunan ekspor ke Korea Selatan disebabkan turunnya ekspor barutabara dan barang dari logam tidak mulia yang merupakan 42,2% total pangsa dari total ekspor ke Negara tersebut. Sedangkan ekspor ke Thailand yang juga ikut menurun dipengaruhi turunnya ekspor mesin dan mekanik dengan pangsa 10,7% dari total ekspor ke Negara tersebut.
    Meskipun demikian, defisit neraca perdagangan migas juga meningkat, hal ini disebabkan seiring turunnya produksi minyak dan pola konsumsi BBM yang lebih rendah di awal tahun. Sementara itu berkurangnya pengeluaran jasa transportasi, terutama dipengaruhi oleh berkurangnya pembayaran jasa freight seiring dengan berkurangnya impor dan pengeluaran jasa travel yang mengikuti turunnya jumlah penduduk Indonesia keluar negeri setelah akhir musim haji dan liburan menyebabkan neraca jasa mengalami penurunan defisit. Dalam satu periode yang sama neraca pendapatan mengalami penyusutan defisit sebagai akibat dari berkurangnya pembayaran bunga utang luar negeri sesuai jadwalnya.
    Membaiknya kondisi fundamental ekonomi juga mendorong minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga transaksi modal dan finansial mengalami surplus sebesar US$ 7,8 miliar. Surplus transaksi modal dan finansial ini juga bersumber dari aliran masuk investasi langsung asing yang masih kuat dan tercatat pada tingkat yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya.
Adapun dampak lain akibat membaiknya neraca pembayaran di Indonesia pada triwulan I tahun 2014 antara lain:
a.            Adanya kecukupan cadangan devisa dalam memenuhi kewajiban luar negeri dalam jangka pendek. Ditunjukan oleh membaiknya perbandingan posisi utang luar negeri berjangka pendek yang lebih rendah dibandingkan triwulan IV tahun 2013.
b.            Adanya prinsip yang mengatakan bahwa penurunan defisit merupakan indikasi awal kemungkinan terjadinya apresiasi nilai mata uang, penurunan defisit ini juga berdampak pada tren penguatan nilai mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat.
c.             Jika memang apresiasi nilai mata uang rupiah itu terjadi, maka akan menghemat anggaran pendapatan belanja pemerintah, menurunkan inflasi yang berasal dari luar negeri atau imported inflation, serta keuntungan para importir dalam negeri karena murahnya harga dari luar negeri.
Namun, ada kalanya penguatan nilai mata uang inilah yang nantinya akan mempengaruhi kegiatan ekspor dan impor. Impor akan mengalami kenaikan karena harga barang-barang impor menjadi lebih murah, namun sebaliknya ekspor akan menurun karena harga barang-barang lokal yang diekspor keluar negeri akan menjadi lebih mahal. Apalagi bila mendapat persaingan dari negara lain yang harga barangnya lebih murah. Bila ekspor terus menurun dan impor terus naik, maka pendapatan nasional akan menurun dan neraca pembayaran akan mengalami defisit.
Hal tersebut perlu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia, agar perbaikan kinerja neraca pembayaran saat ini tidak menjadi petaka di kemudian hari. Bila penguatan nilai mata uang membuat para importir terlena sehingga melakukan impor yang berlebihan padahal tidak diimbangi dengan ekspor, hal ini akan berakibat menurunnya pendapatan nasional dan defisit neraca pembayaran akan semakin parah.












BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara di pasar dunia. Sedangkan, neraca pembayaran adalah suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu. Jadi, perdagangan internasional merupakan bagian yang tercatat di dalam neraca pembayaran.
Neraca pembayaran digunakan oleh pemerintah untuk melihat kondisi perekonomian di Indonesia terutama eksistensi-nya dalam sistem perekonomian internasional serta dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk hal-hal terkait praktek hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang moneter, fisikal, perdagangan dan pembayaran internasional, terutama dalam kegiatan ekspor-impor.
3.2.  Kritik dan Saran
Upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki catatan dalam neraca pembayaran adalah terkait dengan ekspor-impor, yakni dengan membatasi impor dan memperbaiki produk lokal yang diekspor agar tetap dapat bersaing di perdagangan internasional maupun harganya menjadi lebih mahal.  Selain itu, masyarakat perlu memperbaiki mindset-nya tentang mutu produk luar negeri yang lebih unggul dibandingkan dengan produk dalam negeri agar impor terkurangi demi tercapainya keseimbangan neraca pembayaran mengingat masalah neraca pembayaran di Indonesia sering tidak seimbang akibat defisit dari nilai impor yang terlalu tinggi.





DAFTAR PUSTAKA

Basri, Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan bagi Kebangkitan Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga
Farida.2010. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Indonesia. http://tulisanpkfarida.blogspot.com/2010/10/neraca-pembayaran-perdagangan-indonesia.html. Diakses pada 29 April 2015 pukul 15.06 WIB.


Tidak ada komentar: