Minggu, 06 September 2015

Makalah Manajemen Sekolah Supervisi Akademika dalam Manajemen Berbasis Sekolah

Makalah Manajemen Sekolah Supervisi Akademika dalam Manajemen Berbasis Sekolah    

Berikut admin tampilkan tentang contoh makalah manajemen sekolah supervisi akademika dalam manajemen berbasis sekolah. Semoga bermanfaat terimakasih.


MAKALAH MANAJEMEN SEKOLAH
SUPERVISI AKADEMIKA DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH




Disusun untuk Memenuhi Tugas Membuat Makalah Supervisi Akademika dalam Manajemen Berbasis Sekolah







Oleh :
Nor Fitriani (4201413015)
Dian
Defi Sri Harwati (7101413194)


















UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN


1.    Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah.
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan kualified. Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat.
Masyarakat mempercayai, mengakui dan menyerahkan kepada guru untuk mendidik tunas-tunas muda dan membantu  mengembangkan potensinya secara professional. Kepercayaan, keyakinan, dan penerimaan ini merupakan substansi dari pengakuan masyarakat terhadap profesi guru. Implikasi dari pengakuan tersebut mensyaratkan guru harus memiliki kualitas yang memadai. Tidak hanya pada tataran normatif saja namun mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi personal, professional, maupun kemasyarakatan dalam selubung aktualisasi kebijakan pendidikan.
Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang professional.
2.    Tujuan Masalah
1.    Mengetahui pengertian hakikat supervisi dalam manajemen sekolah.
2.    Mengetahui apa dan siapa sasaran dan tujuan supervisi dalam manajemen sekolah.
3.    Mengetahui apa saja fungsi supervisi dalam manajemen sekolah.
4.    Mengetahui teknik supervisi dalam manajemen sekolah
5.    Mengetahui apa saja prinsip yang digunakan dalam dalam manajemen sekolah
6.    Mengetahui siapa saja tenaga supervisi dalam manajemen sekolah.

3.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana hakikat supervisi dalam manajemen sekolah ?
2.    Bagaimana sasaran dan tujuan supervisi dalam manajemen sekolah ?
3.    Apa sajakah fungsi supervisi dalam manajemen sekolah ?
4.    Bagaimana teknik supervisi dalam manajemen sekolah ?
5.    Apa sajakah prinsip-prinsip yang digunakan dalam manajemen sekolah ?
6.    Siapa sajakah tenaga supervisi yang berperan dalam manajemen sekolah ?







BAB III
PEMBAHASAN
1.    Hakikat Supervisi
Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
§  Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan – orang yang berposisi diatas, pimpinan – terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata – mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki
§  Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar danbelajar dan belajar pada khususnya.
§  Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan
Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan mendalam tentang supervisi, diketengahkan sejumlah definisi dari para ahli sebagai berikut :
a.    P. Adam dan Frank G. Dickey supervisi adalah program yang terencana untuk memperbaki pengajaran. Tujuan utama supervisi adalah untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Program ini hanya akan berhasil jika supervisor memiliki keterampilan dan cara kerja yang tepat untuk bekerja sama dengan orang lain ( guru dan tenaga kependidikan lainnya ).
b.    Dalam Carteer Good’s Dictionary of Education, dikemukakan definisi supervisi sebagai segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan-jabatan guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan pedidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.
c.    Boardman menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern.
d.   Pidarta ( 1988 ) dengan mengutip pendapat Jones mengungkapkan bahwa supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektifitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas – tugas utama pendidikan. Dalam hal ini supervisi dipandang sebagai sub system dari system administrasi sekolah. Sebagai sub system, supervisi tidak terlepas dari system administrasi dalam arti luas yang meliputi pengelolaan sarana, prasarana, dana, tenaga, lingkungan dan lain – lain. Namun, titik berat supervisi seharusnya adalah perbaikan dan pengembangan kinerja profesional guru. Melalui perbaikan dan pengembangan kinerja mereka, diharapkan usaha pembimbingan, pengajaran, dan pelatihan peserta didik juga dapat berkembang serta secara langsung dapat meningkatkan efektivitas proses belajar-mengajar. Inilah supervisi akademik, supervisi pengajaran.
Dapat dipahami bahwa sasaran supervisi bukan saja pada aspek proses pembelajaran melainkan juga faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran seperti buku, alat peraga, alat pelajaran, lingkungan fisik, suasana pembelajaran dan sebagainya. Ketercukupan sarana belajar, tercptanya lingkungan belajar yang kondusif besar sekali pengaruhnya terhadap proses pembelajaran yang bermutu.
e. Sutisna ( 1985 ), mendeskripsikan supervisi sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar yangn baik. Menurutnya, supervisi adalah suatu kegiatan pembelajaran untuk membantu para guru agar dalam menjalankan pekerjaan menjadi lebih baik. Peran supervisor adalah mendukung, membantu, bukan menyuruh, bukan mencela dan bukan memarahi.
f.  Wiles, mengungkapkan bahwa supervisi yang baik hendaknya mengembangkan kepemimpinan di dalam kelompok, membangun program latihan dalam jabatan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan guru dalam menilai hasil pekerjaan.
g.  Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Supervisi masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.  Inspeksi: inspectie (belanda) yang artinya memeriksa  dalam arti melihat untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :
1.    Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
2.    Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan
3.    Judging : mengandili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak
4.    Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5.    Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
h. Sahertian ( 1990 ), mengemukaan bahwa supervisi merupakan usaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi dan membimbing secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga dapat menstimuli dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara continue sehingga dapat lebih cepat berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa supervisi bukanlah kegiatan sesaat seperti inspeksi, tetapi merupakan kegiatan yang continue dan berkesinambungan sehingga guru – guru selalu berkembang dalam mengerjakan tugas dan mampu memecahkan berbagai masalah pendidikan dan pengajaran secara efektif dan efisien.
Definisi tersebut di atas secara implicit menyodorkan konsep baru, wawasan baru, pendekatan baru tentang supervisi yang menekankan pada peranan supervisi sebagai bantuan, pelayanan serta fasilitasi ( pemberi kemudahan ) kepada guru dan personil pendidikan lain untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas pendidikan umumnya, khususnya kualitas proses belajar mengajar di sekolah. 
Pada hakikatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu pembinaan yang kontinyu, pengembangan profesional personil, perbaikan situasi belajar mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik. Dengan kata lain, dalam pendidikan supevisi ada proses pelayanan untuk membantu atau membibing guru-guru guna perbaikan atau peningkatan kemampuan profesional guru. Perbaikan dan peningkatan tersebut selanjutnya ditransfer yang ke dalam perilaku mengajar sehingga tercipta situasi belajar mengajar lebih menyenangkan , lebih mendorong kreatifitas anak, lebih mendorong anak bereksplorasi, bereksperimen, melakukan aktivitas yang positif, yang pada giliranya meningkatkan mutu output.
2.    Tujuan dan Sasaran Supervisi
A.      Tujuan Supervisi
Secara operasional supervise pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan kepada guru guna peningkatan kemampuan mereka dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik yaitu, mampu menumbuhkembangkan potensi para siswa, potensi intelektual, emosional, social, keagamaan, maupun jasmaniahnya.
Mulyasa (2002) merumuskan tujuan supervise sebagai bantuan dan kemudahan yang diberikan pada guru untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudka tujuan belajar. Dengan supervise diharapkan kegiatan belajar mengajar jadi lebih baik.
Tujuan supervisi menurut Sahertian ( 1981 ) adalah
a.    Membantu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan.
b.    Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.
c.    Membantu guru dalam menggunakan sumber pengalaman belajar murid.
d.   Membantu guru dalam menggunakan metode dan alat pelajaran modern.
e.    Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan murid.
f.     Membantu guru dalam menilai kemajuan murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
g.    Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
h.    Membantu guru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
i.      Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap, masyarakat dan cara-cara menggunakan sumbermasyarakat dan seterusnya.
j.      Membantu guru agar waktu dan tenaga guru tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.
Tujuan supervisi menurut Ametembun ( 1981 ) adalah
a.    Membina kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut.
b.    Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif.
c.    Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas dan kesulitan belajar mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan.
d.   Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensip, serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.
e.    Memperbesar semangat guru – guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam profesinya.
f.     Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program pendidikan di sekolah kepada masyarakat.
g.    Melindungi orang yang disupervisi terhadap tuntutan yang tidak wajar dan kritik yang sehat dari masyarakat.
h.    Membantu kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
i.      Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan ( kolegialitas ) di antar guru.
Supervisi pendidikan dilakukan atas dasar kerjasama, partisipasi dan kolaborasi; tidak berdasarkan atas paksaan dan kepatuhan apalagi ancaman. Supervisi lebih mengutamakan peningkatan proses pembelajaran. Dengan demikian supervisi dengan sasaran tercukupinya perangkat administrasi pembelajaran tidaklah cukup. Supervisi berarti juga bagaimana memberikan kemudahan dan membantu guru untuk mengembangkan potensinya secara optimal, dalam memberdayakan sumber dan alat pembelajaran. Supervisi hendaknya melahirkan kepimimpinan yang mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi program sekolah; memperkaya lingkungan para guru, memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan meningkatkan kinerja, mengidentifikasi serta memecahkan masalah; melibatkan guru dalam merumuskan tujuan/dan sebagainya.
Untuk merealisasikan konsep tersebut Gwyn merumuskan 10 tugas utama supervisor :
a.    Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik.
b.    Membantu mengembangkan dan memperbaiki, baik secara individual maupun secara berama – sama.
c.    Membantu seluruh staf sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan proses belajar mengajar cara mengajar yang efektif.
d.   Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif.
e.    Membantu guru secara individual.
f.     Membantu guru agar dapat menilai peserta didik lebih baik.
g.    Menstimuli guru agar dapat menilai diri dan pekerjaannya.
h.    Membantu guru agar merasa bergairah dalam pekerjaannya dengan penuh rasa aman.
i.      Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah.
j.      Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas – luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya.

B.  Sasaran Supervisi
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah  peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 & 1995).
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi : 
1.    Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu
2.    Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
3.    Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaandan lain-lain.
3.    Fungsi Supervisi
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth Jane, maupun Ayer (dalam Encyclopediaof educational research: Chester Harris 1958:1442), mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan.Fungsi utama supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik (Burton & Bruckner 1955:3). Sedangkan Briggs mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru . Ada analisis yang lebih luas seperti yang dibahas oleh Swearingen dalam buku nya Supervision of instruction – Foundation and Dimension (1961). Ia mengemukakan 8 fungsi supervisi :
1.      Mengkoordinir semua usaha sekolah
Koordinasi yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah untuk mengikuti perkembangan sekolah yang makin bertambah luas dan usaha-usaha sekolah yang makin menyebar, diantaranya: Usaha tiap guru, Usaha-usaha sekolah, Usaha-usaha pertumbuhan jabatan.
2.      Melengkapi kepemimpinan kepala sekolah
Yakni, melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.
3.      Memperluas pengalaman guru-guru
Yakni, memberi pengalaman-pengalaman baru kepada anggota-anggota staff dan guru, sehingga selalu anggota staff makin hari makin bertambah pengalaman dalam hal mengajarnya.
4.      Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
Yakni, kemampuan menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.
5.      Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki bahan-bahan pengajaran. Buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat menyeluruh dan kontinyu.
6.      Menganalisa situasi belajar dan mengajar
Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai tujuan pendidikan.
7.      Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staf
Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam belajar.
8.      Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasidalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
Fungsi supervisi disini adalah membantu setiap individu, maupun kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri.
4.        Teknik supervisi
Pada hakikatnya, terdapat banyak teknik dalam menyelenggarakan program supervisi pendidikan. Dari sejumlah teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, ditinjau dari banyaknya guru dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar, yakni teknik individual dan teknik kelompok.
A.  Teknik individual
Teknik individu ialah supervisi yang dilakukan secara perorangan, teknik ini digunakan apabila masalah yang dihadapi bersifat pribadi apalagi khusus. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.    Kunjungan kelas
Kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah, penilik, atau pengawas) untuk melihat atau mengamati pelaksanaan proses pembelajaran sehingga diperoleh data untuk tindak lanjut dalam pembinaan selanjutunya.
Tujuan :
·      Mengobservasi bagaimana guru mengajar.
·      Menolong para guru untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi.
Fungsi:
·         Mengoptimalkan cara belajar mengajar yang dilaksanakan para guru.
·         Membantu mereka untuk menumbuhkan profesi kerja secara optimal.
2.    Observasi kelas
Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan ketika supervisor yang secara aktif mengikuti jalannya kunjungn kelas ketika proses sedang berlangsung.
·      Tujuan:
a.    Memperoleh data yang subjektif mengenai aspek situasi dalam proses pembelajaran yang diamati.
b.    Mempelajari praktek-praktek pembelajaran setiap pendidik dan mengevaluasinya.
c.    Menemukan kelebihan dan sifat yang menonjol pada setiap pendidik.
d.   Menemukan kebutuhan para pendidik falam menunaikan tugasnya.
e.    Memperoleh bahan-bahan dan informasi guna penyusunan program supervise.
f.     Mempererat dan memupuk integritas sekolah.
·      Aspek-aspek yang diobservasi:
a.     Usaha dan aktifitas guru-siswa dalam proses pembelajaran.
b.    Cara penggunaan media pembelajaran.
c.     Reaksi mental para peserta didik dalam proses pembelajaran.
d.    Keadaan media yang digunakan.
e.    Lingkungan social, fisik sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas dan factor-faktor penunjang lainnya.
·      Alat-alat Observasi:
Check-List, yakni alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-keterangan yang lebih obyektif terhadap situasi pembelajaran dalam kelas.
3.    Pertemuan individual
Yaitu percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang guru mengenai usaha-usaha untuk memecahkan problematika yang dihadapi oleh seorang pendidik. Yang bertujuan untuk:
a.    Memupuk dan mengembangkanpembelajaran yang lebih baik.
b.    Memperbaiki kelemahan dan kesalahan yang sering dialami.
Jenis-jenis Pertemuan Pribadi:
a.    Classroom Conference, percakapan di kelas ketika para peserta didik tidak berada di dalam kelas.
b.    Office Conference, percakapan yang dilakukan di ruang kepala sekolah atau ruang guru.
c.    Casual Conference, percakapan yang dlaksanakan secara kebetulan.
4.    Saling mengunjungi kelas
Saling mengunjungi antar rekan guru yang satu dengan guru yang lain yang sedang mengajar.
a.    Keuntungan-keuntungan:
·      Memberikan kesempatan pada guru untuk mengamati rekan lain yang sedang mengajar.
·      Membantu guru untuk mendapatkan pengalaman yang sangat berguna mengenai teknik dan metode pembelajaran dalam kelas.
·      Memberikan motivasi terhadap aktivitas mengajar.
·      Menciptakan suasana kewajaran dalam berdiskusi mengenai masalah yang dihadapi.
b.    Jenis-jenis kunjungan antar kelas:
·      Kunjungan intern, kunjungan yang berlangsung di sekolah yang sama.
·      Kunjungan ekstern, kunjungan yang berlangsung antar sekolah lain.
5.    Menilai diri sendiri
Salah satu tindakan atau tugas yang paling sukar dilakukan oleh para pemimpin terutama bagi seorang guru adalah melaksanakan penilaian terhadap dirinya sendiri dengan melihat kemampuannya sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur kemampuan pengajarannya, kita bisa melihat dari kemampuan para peserta didiknya dan juga penilaian terhadap diri sendiri merupakan teknik yang dapat membantu guru dalam memaksimalkan pengajarannya.
B.  Teknik kelompok
Teknik kelompok adalah teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam suatu kelompok. Beberapa orang yang diduga memiliki masalah dikelompokkan secara bersama kemudian diberi pelayanan supervise sesuai dengan permaslahan yang mereka hadapi. Banyak bentuk-bentuk dalam teknik yang bersifat kelompok ini, namun di antaranya yang lebih umum adalah sebagai berikut:
1.    Pertemuan Orientasi Sekolah bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New Teacher)
Yakni pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Beberapa hal yang disajikan adalah:
a.    Sistem kerja sekolah yang dimaksud
b.    Proses dan mekanisme administrasi organisasi sekolah
2.    Rapat Guru
Rapat ini diadakan untuk membahas masalah-masalah yang terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Yang bertujuan untuk:
a.    Menyatukan pandangan-pandangan dan pendapat guru tentang konsep umum maupun metode metodeuntuk mencapai tujuan pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama.
b.    Mendorong guru untuk melaksanakan tugasnya dan mendorong kemajuan mereka.
3.    Lokakarya (Workshop)
Adalah suatu usaha untuk mengembangkan kesanggupan berpikir dan bekerja bersama-sama menangani masalah teoritis maupun praktis untuk meningkatkan kualitas serta profesionaliasme seorang pendidik. Ciri-ciri workshop meliputi:
a.    Masalah yang dibahas bersifat “lefe centered” dan muncul dari peserta.
b.    Cara pemecahan masalahnya dengan “musyawarah dan penyelidikan”.
c.    Menggunakan  resource person dan resource materialsyang memberi bantuanyang besar dalam emncapai hasil yang maksimal.
4.    Diskusi Panel
Adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan di hadapan sejumlah partisipan atau pendengar untuk  memecahkan suatu problema dan para panelis terdiri dari orang-orang yang dianggap ahli dalam lapangan yang didiskusikan. Tujuannya adalah sebagai berikut:
a.    Untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar memperoleh lebih banyak pengetahuan mengenai maslah yang dihadapi dari berbagai sudut pandang.
b.    Untuk menstimulir para partisipan agar mengarahkan perhatian terhadap masalah yang dibahas melalui dimanika kelompok sebagai hasil interaksi dari para panelis.
5.    Symposium
Adalah suatu pertemuan untuk meninjau aspek-aspek suatu pokok masalah untuk mengumpulkan beberapa sudut pandang mengenai suatu masalah. Tujuaanya adalah untuk mengumpulkan dan membandingkan beberapa sudut pandang yang berbeda-beda tentang suatu problema.
6.    Penataran-penataran
Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.
5.    Prinsip-Prinsip Supervisi
Agar supervisi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien perlu diperhatikan prinsip-prinsip atau asas-asas berikut ini :
a.    Praktis artinya dapat dikerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
b.    Fungsional artinya supervgisi dapat berfungsi sebagai suber informasi bagi pengembangan manajemen pendidikan dan prise peningakatan belajar mengajar.
c.    Relevansi artinya pelaksanaan supervise seharusnya sesuai dan menunjang pelaksanaan yang berlaku.
d.   Ilmiah artinya supervise perlu dilaksanakan secara :
1.    Sistematis, terprogram dan berkesinambungan
2.    Obyektif, bebas dari prasangka
3.    Menggunakan prosedur dan instrument yang valid dan reliable
4.    Berdasar pada pendekatan system
e.    Demokrasi ialah penganbilan keputusan melalui musyawarah melalui mufakat.
f.     Koopertif artinya menghyaruskan adanya semangat kerjasama antar supervisor dengan si-tersupervisi atau guru.
g.    Konstruktif dan kreatif. Supervise yang didasarkan atas prinsip tersebut akan mendorong kepada bawahan yang dibimbing intuk memperbaki kelemahan-kelemahan atau kekurangannya secara kreatif dan berusaha meningkatkan prestasi kerjanya.
6.    Tenaga Supervisi
Yang menjadi tenaga supervisi adalah:
a.    Kepala sekolah terhadap guru-guru
b.    Pemilik TK / SD, SLB terhadap kepala/guru TK, SD dan SLB dan Kebudayaan.
c.    Kepala seksi TK, SD, SLB (tingkat Kabupaten atau kodya) terhadap pemilik TK, SD, SLB atau kepala sekolah dan kebudayaan
d.   Kepala bidang pendidikan dasar atau guru terhadap kepala seksi TK,SD,SLB atau penilik berdasarkan struktur mekenisme yang berlaku.
e.    Kepala bidang pendidikan menengah umum terhadap kepala sekolah
Demonstransi mengajar dilakukan oleh guru yang dinilai memiliki keunggulan dalam proses pembelajarn baik karena pengalaman atau baru saja mengikuti pelatihan,  seminar, loka karya, dan sejenisnya. Dalam demonstransi mengajar ini guru akan melakukan pengamatan cermat terhadap proses pembelajaran yang didemonstrasnsikan, selanjutnya diadakan analisis oleh para guru terhadap yang diamati dalam demonstransi untuk memperbaiki proses pembelajaran oleh masing-masing guru.
BAB III
SIMPULAN
Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar danbelajar dan belajar pada khususnya. Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikanSecara operasional supervise pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan kepada guru guna peningkatan kemampuan mereka dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik yaitu, mampu menumbuhkembangkan potensi para siswa, potensi intelektual, emosional, social, keagamaan, maupun jasmaniahnya. Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran.
Pada hakikatnya, terdapat banyak teknik dalam menyelenggarakan program supervisi pendidikan. Dari sejumlah teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, ditinjau dari banyaknya guru dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar, yakni teknik individual dan teknik kelompok. Kepala sekolah terhadap guru-guru. Pemilik TK / SD, SLB terhadap kepala/guru TK, SD dan SLB dan Kebudayaan. Kepala seksi TK, SD, SLB (tingkat Kabupaten atau kodya) terhadap pemilik TK, SD, SLB atau kepala sekolah dan kebudayaan. Kepala bidang pendidikan dasar atau guru terhadap kepala seksi TK,SD,SLB atau penilik berdasarkan struktur mekenisme yang berlaku. Kepala bidang pendidikan menengah umum terhadap kepala sekolah.
DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar: