Esai Pendidikan
: Pro Kontra Kuota Bidikmisi
Istilah
bidikmisi, mungkin telinga Anda sudah tidak asing lagi mendengar istilah ini.
Apalagi ada anak, saudara, atau teman Anda yang mendapatkan beasiswa ini.
Bidikmisi adalah beasiswa pendidikan dari dikti yang ditunjukan untuk anak
miskin tetapi berprestasi. Sistemnya setiap mahasiswa akan digratiskan dari
biaya semester sekaligus uang saku bulanan yang sering disebut living cost. Besar living cost akan berbeda tergantung kebijakan dari PTN atau PTS
masing-masing.
Syarat
penerima bidikmisi salah satunya adalah penghasilan dari orang tua yang kurang
tiga juta. Untuk itu salah satu berkas yang harus dikumpulkan saat mendaftar
bidikmisi yaitu surat keterangan
penghasilan orang tua yang didapat dari pejabat daerah setempat. Ada pula
berkas lain seperti surat pajak ataupun surat listrik.
Maksud
pemerintah memberikan beasiswa ini salah satunya yaitu memberikan kesempatan
bagi mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk mengenyam pendidikan
tinggi. Peserta bidikmisi dapat semakin leluasa menggapai asa yang mereka
impikan. Peserta bidikmisi dapat lebih cerdas sehingga akan lebih luang
memperoleh alternatif menggapai cita dan asa mereka. Namun selain manfaat yang
diperoleh secara sempit, ada pula manfaat yang dapat dipetik dari sudut pandang
luas. Dampak secara luas, beasiswa ini juga sebagai wujud investasi jangka
panjang, khususnya human investment.
Selama ini pemerintah lebih terfokus untuk memberikan bantuan
kepada rakyat berupa subsidi BBM ataupun bantuan miskin berupa pasokan beras
ataupun Bantuan Langsung Tunai. Pemberian bantuan dari pemerintah di bidang
pendidikan mempunyai manfaat yang lebih besar mengingat kebutuhan Indonesia
akan Sumber Daya Manusia berkualitas. Beasiswa dianggap menjadi jawaban akan
kebutuhan ini. Beasiswa dianggap sebagai fasilitas bagi generasi muda untuk
memperoleh pendidikan sehingga menjadikan mereka lebih berkualitas untuk
menempuh kemajuan Indonesia.
Pembangunan
Indonesia dilakukan oleh manusia-manusia Indonesia yang akan lebih efisien jika
dilakukan manusia berkualitas tinggi. Seiring perkembangan zaman dibutuhkan
pembangungan yang cepat dan memiliki mutu yang tinggi sehingga semakin
dibutuhkan pelaku-pelaku yang berjumlah banyak. Untuk itu dengan beasiswa
pendidikan semacam ini diharapkan mampu menciptakan generasi-generasi
berkualitas yang mampu membawa perubahan baik bagi Indonesia.
Memang
sudah selayaknya pendidikan yang baik bagi setiap bangsa sesuai tujuan nasional
Indonesia untuk mencerdaskan bangsa. Banyak kontribusi nyata yang diwujudkan
melalui beasiswa semacam ini. Bahkan jika ditelusuri, banyak prestasi-prestasi
yang diraih universitas-universitas yang dibuat mahasiswa bidikmisi. Di samping
tuntutan, motivasi dan kesadaran individu juga menjadi faktor penyebab
prestasi-prestasi yang kian marak yang mereka ciptakan.
Ada
kenyataan bahwa uang yang berasal dari rakyat, seharusnya kembalinya pun ke
rakyat dan memberikan manfaat pula ke rakyat. Seperti subsidi BBM atau pun
bantuan sosial lainnya, beasiswa bidikmisi juga wujud pemerintah mengembalikan
uang rakyat. Namun subsidi BBM dan bantuan sosial dirasa kurang efisien
mengingat hanya rakyat tertentu saja yang merasakannya. Lain dengan beasiswa
semacam bidikmisi ini. Meskipun secara kasat mata beasiswa ini juga hanya
dirasakan rakyat-rakyat tertentu saja, namun dengan beasiswa ini diharapkan
mampu menciptakan manusia-manusia unggul yang akan memberikan manfaat bersama
bagi Indonesia di masa mendatang.
Namun
apakah semua mahasiswa bidikmisi memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya
sebagai mahasiswa bidikmisi? Tentu saja tidak. Ada yang lupa bahkan tak sadar
akan tanggung jawab yang dipikulnya sesuai kontrak bidikmisi saat perjanjian
dilakukan. Bahkan ada suatu kondisi yang mengatakan bahwa semakin besar kuota
bidikmisi maka semakin besar mereka yang lupa akan tanggung jawab.
Tingginya
kuantitas mahasiswa bidikmisi pun juga menurunkan kualitas pengelolaan
bidikmisi di setiap PTN atau PTS. Salah satunya adalah salahnya sasaran bagi
mereka yang seharusnya tidak mendapat bidikmisi justru mampu menikmatinya. Ini
juga disebabkan karena kurangnya kualitas survei calon peserta bidikmisi yang
dilakukan pengelola bidikmisi. Salah satu dampak salahnya sasaran bidikmisi
yaitu meningkatnya gaya konsumtif yang dilakukan peserta bidikmisi yang lupa
tanggung jawab. Uang yang seharusnya digunakan untuk biaya peningkatan mutu
kehidupan khususnya taraf pendidikan justru digunakan untuk memenuhi gaya
konsumtif yang kurang bermanfaat. Dan akhirnya ini akan merugikan negara
mengingat uang yang digunakan berasal dari uang rakyat pula. Ini sudah bisa
disebut sebagai korupsi kecil-kecilan.
Beasiswa
yang ditujukan untuk mahasiswa dari keluarga kurang mampu jurtru mereka gunakan
untuk gaya hedonis dan seakan menjadi arena “gaya-gayaan”. Bahkan banyak
kalangan mahasiswa yang tahu bahwa ada salah satu teman kulaih mereka yang
mendapatkan beasiswa bidikmisi sedangkan sebenarnya mereka berasal dari
keluarga orang kaya. Hanya karena alih-alih teman dan saling mengenal sikap
tegas mereka hilang dan enggan melaporkan penylewengan beasiswa bidikmisi ini.
Padahal
di satu pihak ada teman mereka dengan kehidupan yang sederhana dan dari
keluarga kalangan menengah ke bawah namun menjadi semakin berpenghasilan minim
karena tidak mendapat beasiswa bidikmisi. Hal ini disebabkan karena mereka
tidak lolos seleksi bidikmisi dan akhirnya harus membayar uang pendidikan serta
uang kehidupan mereka yang akhirnya akan memotong penghasilan minim mereka.
Lalu apa bedannya dengan bantuan pemerintah yang lain, seperti subsidi BBM dan
bantuan sosial? Jika akhirnya harus melalui ketidakefisienan. Dan bagaimana
kriteria sejati dalam seleksi bidikmisi jika masih ada yang salah survei
semacam ini?
Jika terjadi demikian Anda termasuk Pro atau
Kontra? Lalu bagaimana solusinya?
Memang
beasiswa pendidikan, khususnya beasiswa bidikmisi merupakan program pemerintah
yang bagus dalam rangka pembangungan sumber daya manusia berkualitas dan
berguna bagi kemajuan Indonesia khususnya di masa yang akan datang. Namun semua
itu diperlukan pengelolaan yang baik, baik dari di PTN maupun PTS. Hal ini
menjadi kunci pada saat seleksi maupun pelaksanaan. Diperlukan sifat jeli pada
saat survei dilaksanakan. Apakah dia layak atau tidak mendapatkan beasiswa
bidikmisi. Juga dalam pengelolaan, diperlukan training penumbuhan karakter dan
skill lain, serta motivasi secara berkala. Pemberian secara teratur living cost juga sangat diperlukan untuk
menambah semangat mahasiswa bidikmisi. Juga diperlukan survei berkala pada saat
monitoring dan evaluasi untuk mengetahui perkembangan lanjut dari mahasiswa
bidikmisi.
Peran
seorang guru juga sangat diperlukan untuk mendahulukan mana siswa yang lebih
butuh mendapatkan beasiswa dan mana yang tidak. Warga atau tetangga calon
peserta bidikmisi juga harus terbuka dalam memberikan gambaran sejujurnya
berkenaan mahasiswa tersebut.
Namun
yang perlu diketahui adalah semua itu menjadi kunci dari mahasiswa yang
memperoleh beasiswa bidikmisi itu sendiri. Dibutuhkan sifat sadar dan
bertanggung jawab akan kewajiban menjadi mahasiswa bidikmisi. Semua itu tak
terlepas dari rasa semangat dan motivasi yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar