Minggu, 30 Agustus 2015

AGREGAT SUPPLY DAN AGREGAT DEMAND


AGREGAT SUPPLY DAN AGREGAT DEMAND

A.     Asal Mula Analisis AD-AS
Tahun 1960an yang dimaksud analisis keseimbangan makroekonomi yaitu analisis yang mengabaikan aplikasi perubahan harga ke atas keseimbangan tingkat kegiatan ekonomi dan yang sangat menekankan segi permintaan dalam analisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi Negara. Peristiwa-peristiwa dalam kegiatan ekonomi berbagai negara dalam tahun 1970an, yang pada umumnya menghadapi masalah inflasi yang serius dalam keadaan pengangguran yang cukup tinggi, menimbulkan kesadaran bahwa analisis yang ada belum dapat memberikan gambaran yang tepat mengenai peristiwa-peristiwa yang mungkin berlaku dalam perekonomian.

Kelemahan ini telah mendorong kepada perkembangan model penentuan keseimbangan kegiatan ekonomi negara yang ketiga, yang menunjukkan bagaimana perubahan harga-harga akan mempengaruhi pertumbuhan, fluktuasi kegiatan ekonomi, dan kesempatan kerja. Analisis ini memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dan lebih lengkap oleh karena bukan saja dapat memberi gambaran tentang implikasi perubahan harga ke atas tingkat pengeluaran dalam suatu perekonomian, tetapi juga menunjukkan implikasi perubahan harga ke atas penawaran agregat yaitu jumlah barang dan jasa yang akan diproduksikan dan ditawarkan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga. Berdasarkan kepada sifat analisisnya ini yaitu yang memperhatikan segi permintaan dan segi penawaran, analisis keseimbangan makroekonomi ini lebih dikenal sebagai model permintaan – penawaran agregat (aggregate demand-supply model) atau analisis AD-AS.
Pemikiran makroekonomi modern tidak dapat sepenuhnya menerima pandangan-pandangan yang dikemukakan oleh golongan Klasik maupun Keynes. Mereka menganggap keyakinan Klasik bahwa kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi adalah terlalu rigid. Sebaliknya keyakinan Keynes bahwa pengangguran yang serius selalu berlaku dalam perekonomian, juga tidak sepenuhnya tepat. Analisis Klasik Baru dan Keynesian Baru bertujuan untuk memperbaiki ketidaksempurnaan tersebut dengan cara memperbaiki cara pendekatan dalam menentukan keseimbangan kegiatan ekonomi dengan menggunakan analisis AD-AS.
B.    Permintaan Agregat : Tingkat Harga Dan Perbelanjaan Riil
Perbelanjaan agregat ( aggregate expenditure atau AE ) adalah konsep yang banyak digunakan dalam analisis model pertama, yaitu analisis yang memisalkan bahwa harga dan suku bunga tetap. Dalam analisis tersebut perbelanjaan agregat memberikan gambaran tentang tingkat perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian pada berbagai tingkat pendapatan nasional. Permintaan agregat atau aggregate demand (AD) menggambarkan hubungan yang sedikit berbeda. Permintaan agregat menunjukkan suatu hubungan diantara tingkat harga dengan nilai riil perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian.    Permintaan Agregat ( Aggregate Demand, AD) adalah hubungan antara jumlah output diminta dan tingkat harga agregat. Ini menyatakan jumlah barang dan jasa yang orang ingin dibeli pada tiap tingkat harga tertentu.
Persamaan kuantitas uang riil yaitu : M/P = (M/P)d = kY, dimana k adalah parameter penentu berapa banyak uang orang ingin pegang untuk tiap dolar pendapatan. Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran keseimbangan uang M/P sama dengan permintaan. Kurva permintaan agregat menunjukkan hubungan negatif antara tingkat harga (P) dan jumlah barang dengan jasa yang diminta (Y) yang digambarkan untuk nilai jumlah uang yg beredar (M) tertentu. Kurva ini miring kebawah : semakin tinggi tingkat harga, semakin rendah keseimbangan riil M/P , dan karenanya semakin rendah jumlah barang dan jasa yg diminta.
Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah dalam perekonomian. Sifat kurva AD menurun ini disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat didalam suatu perekonomian adalah :
a.   Pendapatan disposible (Yd) atau pengeluaran konsumsi
b.  Tingkat bunga (r)
c.   Investasi (I)
d.  JUB (real money supply atau Ms/P)
e.   Pengeluaran pemerintah (G)
f.    Pajak (T)
g.   Pendapatan luar negri (Yf)
h.  Harga luar negri ( Pf)
i.     Nilai tukar riil ( Exchange rate atau ER)
Kenaikan didalam pendapatan disposible (Yd), pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran investasi (I), penawaran uang riil (Ms/P), pengeluaran pemerintah (G), pendapatan luar negri (Yf), tingkat harga luar negri (Pf) dan penurunan tingkat bunga (r), pajak (T) dan nilai tukar kurs mata uang (ER) akan membawa kenaikan didalam permintaan agregat, atau menggeser kurva permintaan agregat kekanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan dalam Yd, C, I, Ms/P, G, Yf, Pf dan kenaikan didalam I, T, E, R tersebut akan menurunkan AD atau menggeser kurva AD ke kiri atas.
Secara sistematis :
Y =C + I + G + NX (Perekonomian Tertutup)
Y = C + I + G + (X-M) (Perekonomian Terbuka)
Dimana :


C = Konsumsi
I   = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor


Hubungan yang ditunjukkan :
1.  Hubungan tingkat harga dan konsumsi
(P) ↓    (C) ↑    → (AD) ↑
Pada saat harga turun pasti masyarakat akan menaikkan konsumsi sehingga permintaan akan barang/jasa akan naik dan menyebabkan AD naik.
2.  Hubungan tingkat harga dan investasi
(P) ↓    (r) ↓     → (AD) ↑ dan (I) ↑
3.  Hubungan tingkat harga dan expor neto
(P) ↓    (r) ↓     (M) ↓   → (X-M) ↑ dan (AD) ↑
Pergeseran Kurva Ad ke Luar
Seiring tingkat harga menurun, Kita bergerak ke bawah sepanjang kurva AD. Tiap perubahan pada M atau V akan menggeser kurva AD. Ingat permintaan output riil bervariasi berbanding terbalik dengan tingkat harga.
Peningkatan jumlah uang beredar M meningkatkan nilai output nominal PY. Untuk tiap tingkat hargat P tertentu output Y menjadi lebih tinggi. Jadi peningkatan JUB menggeser kurva AD ke luar dari AD’ menjadi AD.



Pergeseran Kurva Ad ke Dalam
Penurunan JUB, mengurangi nilai output nominal PY. Untuk tiap tingkat harga tertentu output Y menjadi lebih rendah. Jadi penurunan JUB menggeser kurva AD kedalam dari AD menjadi AD’.
 Proses Produksi dan Pendapatan Masyarakat
Produsen membuat rencana untuk produksi dengan melihat situasi/kondisi pasar barang, kemudian dilakukan proses produksi yang kemudian menghasilkan barang dan jasa (Q) , juga produsen memberikan upah atau balas jasa kepada karyawan yang menjadi penghasilan (Y). Dan dari penghasilan (Y) tersebut digunakan untuk konsumsi (C) juga untuk saving (S). Dari barang dan jasa (Q) yang dihasilkan didistribusikan kedalam pasar barang.


Tidak ada komentar: