Minggu, 30 Agustus 2015

CONTOH PEMELAJARAN KONTRUKTIVISME

MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN BISNIS SEBAGAI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

Kontruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan memaknai pengetahuan dari pengalamannya sendiri. Istiah lainnya pengetahuan seseorang yang diajarkan di sekolah sangat tergantung dari pengalaman yang didapat seseorang dari lingkungannya. Jadi pengetahuan seseorang dibangun dari pengalaman yang didapat seseorang tersebut.

Studi Kelayakan Bisnis adalah mata kuliah dasar yang wajib diambil oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi. Materi yang diajarkan adalah mengenai kelayakan sebuah usaha dari mulai aspek keuangan, pemasaran, manajemen dan organisasi, teknik produksi, perpajakan, dan sosial ekonomi. Mata kuliah ini menjelaskan apakah sebuah usaha sudah baik, harus dihentikan lalu diganti, atau diperbaiki berdasarkan aspek-aspek yang dinilai tersebut.
Studi Kelayakan Bisnis merupakan pembelajaran kontruktivisme karena sistem pembelajaran di sini mahasiswa diberi tugas untuk mencari pengalaman-pengalaman tentang kelayakan sebuah usaha dengan observasi secara langsung ke tempat-tempat usaha atau perusahaan berdasarkan jenis usaha tertentu. Jadi mahasiswa mencari data sendiri mengenai kelayakan sebuah usaha untuk kemudian disimpulkan dan dipaparkan dalam perkuliahan.
Pertemuan kuliah pertama adalah berupa perkenalan dari dosen dan pemberian tugas observasi kepada mahasiswa. Dilanjutkan pertemuan kedua berupa penjelasan instrumen observasi dari dosen. Lalu pertemuan ketiga sampai keenam mahasiswa tidak masuk ke kelas untuk observasi. Lanjut pertemuan ketujuh sampai selesai adalah laporan dari mahasiswa dan observasi. Hal yang diobservasi adalah berupa informasi mengenai kelayakan sebuah usaha. Hal ini sudah jelas bahwa materi mengenai studi kelayakan bisnis tidak disampaikan oleh dosen secara langsung namun berasal dari pengalaman mahasiswa selama observasi atau dapat dikatakan sebagai pembelajaran kontruktivisme.
Pengetahuan seorang mahasiswa tentang kelayakan bisnis sangat tergantung dari kejelian pengamatannya mengenai kelayakan bisnis atau keseriusannya saat observasi. Bahkan informasi detail pun harus diketahui oleh mahasiswa.
Pembelajaran konstruktivisme adalah peerta didik secara individu menemukan dan mentransfer informasi yang kompleks apabila memandang peserta didik secara terus menerus memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merivisi aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai lagi. Hal ini juga diterapkan dalam mata kuliah SKB karena mahasiswa tidak hanya mengamati aspek-aspek sebuah usaha lalu menerimanya begitu saja namun mahasiswa juga mencari kesimpulan mengenai perbaikan-perbaikan aspek yang tidak sesuai dan kurang baik. Jadi mahasiswa melakukan proses asimilasi dan akomodasi.
Mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis benar-benar mengharuskan mahasiswa untuk aktif memperoleh pengetahuan-pengetahuan tentang kelayakan bisnis. Metode observasinya pun sesuai kreativitas mahasiswa dan lebih bersifat demokratis tidak mengekang mahasiswa. Pembelajaran pun sangat terpusat kepada mahasiswa. Semakin kurang serius mahasiswa melaksanakan observasi maka semakin minim pengetahuannya mengenai kelayakan bisnis karena hampir 90% pengetahuan kelayakan bisnis diperoleh mahasiswa dari observasi. Dosen hanya mengarahkan dan memberikan perbaikan. Mahasiswa benar-benar mandiri dalam memperoleh informasi dan benar-benar dimintai pertanggungjawabannya ketika laporan dan presentasi.
Usaha yang diobservasi tergantung dari minat usaha dari masing-masing mahasiswa yang berbeda. Untuk itu pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh sangat tergantung dari usaha yang diobservasi setiap mahasiswa.
Dalam memperoleh informasi ketika observasi mengharuskan setiap mahasiswa untuk melakukan interaksi sosial dengan orang yang lebih berpengetahuan. Jadi mahasiswa melakukan tanya jawab dengan para wirausahawan yang tentunya lebih berpengelaman dalam berwirausaha.  Dari sinilah mahasiswa membentuk pengetahuan dan kebenaran sehingga mahasiswa menciptakan, menemukan, dan memperoleh proses belajar.
Dalam mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis peran dosen adalah sebagai fasilisator bukan sebagai pendidik karena peran dosen di sini membantu mahasiswa memperoleh pemahaman tentang isi pelajaran.  Dosen hanya mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa ketika laporan hasil observasi seperti sidang bukan sebagai penceramah. Dosen hanya membimbing ketika mahasiswa observasi dan mencipakan lingkungan yang mendorong mahasiswa membuat kesimpulan sendiri mengenai kelayakan sebuah usaha.
Studi Kelayakan Bisnis sebagai mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa untuk rerlibat aktif menemukan prinsip, konsep, dan fakta untuk dirinya sendiri. Mahasiswa mencari pengetahuan tentang kelayakan sebuah usaha dari interaksi dari orang lain dan lingkungan dimana dia hidup. Selain itu mahasiswa pada saat pelaporan atau presentasi akan menyajikan dan berlatih mengenai kelayakan bisnis dengan teman satu rombel dan akan terbentuk pembuatan pengetahuan secara kolektif. Dalam mata kuliah ini juga adanya peranan asesor yaitu dialog dosen dan mahasiswa untuk memperoleh kinerja atas hasil observasi untuk memperbaiki kinerjanya.
Mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis menekankan pembelajaran dari atas ke bawah (top-down instruction), yaitu mahasiswa mulai memecahkan masalah berupa solusi dari kekuarangan aspek-aspek usaha yang dinilai dari suatu usaha yang diobservasi kemudian menemukan (dengan bantuan dosen) keterampilan dasar yang dimiliki. Mata kuliah ini juga menginginkan pendekatan rekonstrukrivistik karena pembelajaran menggunakan kerjasama yaitu observasi yang dilakukan dengan model kelompok dan kerjasama kolektif pengetahuan yang diperoleh dari observasi pada saat presentasi.

Studi Kelayakan Bisnis juga merupakan belajar terbimbing atau scaffolding. Scaffolding merupakan strategi pembelajaran yang berkaitan dengan dukungan kepada peserta didik dengan cara membatasi kompleksitas konteks dan secara perlahan mengurangi batas-batas tersebut karena peserta didik telah memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri dalam mengatasi kompleksitas konteks tersebut (Young, 1993). Mata kuliah ini adanya bimbingan dari dosen mengenai aspek-aspek yang dinilai yaitu aspek keuangan, pemasaran, teknik produksi, perpajakan, manajemen dan organisasi, dan sosial dan ekonomi.


Tidak ada komentar: