Minggu, 30 Agustus 2015

Kedalaman Sektor Keuangan

Kedalaman Sektor Keuangan
Keberadaan sektor keuangan dalam perekonomian suatu negara memiliki peran penting dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena sektor keuangan dapat menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil via akumulasi kapital dan inovasi teknologi. Mereka menyediakan para peminjam berbagai instrumen keuangan dengan kualitas tinggi dan risiko rendah. Hal ini akan menambah investasi dan akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dalam pembangunan sektor keuangan, suatu negara dihadapkan pada kondisi sektor keuangan yang mengalami pendalaman (financial deepening) dan sektor keuangan yang mengalami pendangkalan (shallow finance). (Fry,1995:20).

Pendalaman sektor keuangan (financial deepening) merupakan sebuah termin yang digunakan untuk menunjukkan terjadinya peningkatan peranan dan kegiatan dari jasa-jasa keuangan terhadap ekonomi. Keberadaan sektor ini selain dapat dilihat dari perkembangan dalam lemaga keuangan baik bank dan non bank, juga dapat dilihat dari perkembangan dalam jumlah uang beredar (money supply).
Secara lebih spesifik Dornbusch dan Reynoso (1989:204) menyatakan perkembangan sektor keuangan ini dapat dilihat dari kemampuannya dalam menyediakan tabungan yang cukup bagi keperluan investasi pembangunan maupuan dalam mengatasi masalah-masalah seperti pembiayaan inflasi dan pengaruh defisit anggaran terhadap pertumbuhan ekonomi.
Ada beberapa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Financial Deepening (Kedalaman Sektor Keuangan), yaitu:
1.     Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Financial Deepening
Suatu apresiasi mata uang domestik terhadap mata uang asing dapat menyebabakan semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa. Bila terjadi keadaan over demand, maka hal tersebut dapat mengakibatkan inflasi yang tinggi. Secara umum apresiasi nilai tukar mata uang akan berdampak positif terhadap financial deepening.
2.     Pengaruh Pendapatan Nasional Terhadap Financial Deepening
Pendapatan yang tinggi menandakan bahwa output yang dihasilkan oleh perekonomian menjadi meningkat. Secara umum semakin tinggi pendapatan masyarakat, maka akan semkain meningkatkan financial deepening.
3.     Pengaruh Tingkat Bunga Terhadap Financial Deepening
Pada tahun 1980-an Menurut pandangan McKinnon dan Shaw bahwa represi keuangan yang salah satunya adalah ditandai oleh adanya pembatasan dalam tingkat bunga (suku bunga riil rendah) dalam perekonomian, justru dapat menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk menyimpan dananya di bank dan pada akhirnya suplai dana investasi akan berkurang.
Indikasi Kedalaman Sektor Keuangan
Pendapat yang dikemukakan oleh Lynch (1996:3-33) menunjukkan bahwa terdapat 5 indikator untuk mengetahui perkembangan sektor keuangan suatu negara, yakni;
1.  Ukuran Kuantitatif (Quantity Measures)
Indikator kuantitatif bersifat moneter dan kredit, seperti rasio uang dalam arti sempit terhadap PDB, rasio uang dalam arti luas terhadap PDB dan rasio kredit sektor swasta terhadap PDB. Indikator kuantitatif ini untuk mengukur pembangunan dan kedalaman sektor keuangan.
2.  Ukuran Struktural (Structural Measures)
Indikator struktural menganalisa struktur sistem keuangan dan menentukan pentingnya elemen-elemen yang berbeda-beda pada sistem keuangan. Rasio-rasio yang digunakan sebagai indikator adalah : rasio uang dalam arti luas terhadap PDB, rasio pengeluaran pasar sekuritas terhadap uang dalam arti luas.
3.  Harga sektor keuangan (Financial Prices)
Indikator ini dilihat dari tingkat bungan kredit dan pinjaman sektor riil.
4.  Skala Produk (Product Range)
Indikator ini dilihat dari berbagai jenis-jenis instrumen keuangan yang terdapat di pasar keuangan, seperti ; produk keuangan dan bisnis (commercial paper,corporate bond, listed equity), produk investasi, produk pengelolaan risiko dan nilai tukar luar negeri.
5.    Biaya Transaksi (Transaction Cost)

Indikator ini dilihat dari spread suku bunga.

Tidak ada komentar: