Jumat, 02 Oktober 2015

10 Cara Menghadapi Kepanikan


Gue akuin kalau gue itu orangnya emang panikan. Apalagi kalau pas melakukan sesuatunya yang harus selesai segera. Saat panik gue akan berpikir pendek, tidak bisa bedain mana yang benar dan mana buruk, ceroboh, keringet dingin, dan gemeteran. Hasilnya pekerjaan yang gue kerjain kurang berjalan maksimal.

Sering banget kebiasaan gue ini muncul secara tiba-tiba. Akhirnya pekerjaan gue kurang berjalan maksimal dan setelahnya akan menimbulkan penyesalan tiada akhir. Terutama pas gue ujian dan jawabannya butuh banget kalimat panjang dan lebar. Gue emang orangnya perfeksionis. Nomor pertama gue jawab secara hati-hati dan membutuhkan waktu lama agar bener-bener mantep dan gue merasa puas. Bahkan untuk melanjutkan ke nomor selanjutnya selalu gue teliti lagi dari soal-soal nomor terdahulu. Akibatnya gue jadi nggak ada waktu buat ngerjain ke soal-soal akhir. Konsekuensinya jawaban di soal-soal akhir  gue jawab ala kadarnya, secara spontanitas, pikiran tak tenang, panik, atau gue awur gitu aja yang penting keisi. Jadinya nilai yang keluar nggak maksimal. Makanya bukannya gue sombong, banyak temen gue yang minta diajarin sebelum ujian. Tetapi mereka sering heran begitu lihat nilai ujian gue yang nggak lebih bagus dari mereka. Ya itu karena kebiasaan gue yang panikan itu. Ini terjadi nggak hanya pada saat ujian saja. Tetapi ada kejadian-kejadian lain, seperti kasus HP gue yang dimaling orang gara-gara gue lupa ngunci pintu kamar tidur gue waktu tergesa-gesa berangkat ke kampus. Atau waktu laptop gue ketinggalan di tempat fotokopi gara-gara gue udah terlambat masuk kampus. Dan banyak kejadian lainnya pokoknya singkat cerita gue orangnya super-duper ceroboh.

Kali ini gue bisa share seperti ini gara-gara kejadian memalukan tadi malam. Ceritanya gue lagi wifian di kampus. Gue ketemu sama orang yang mirip banget sama orang di masa lalu. Nggak tahu kenapa penyakit gue yang suka panikan tiba-tiba kambuh. Padahal orang yang gue temui tadi malam super-duper ramah dan asyik. Makanya dia terus-terusan ngajak ngobrol gue meskipun gue hanya bisa jawab iya dan tidak saking geroginya. Ada pula kejadian yang lebih memalukan. Tepatnya, di saat dia nanya jurusan kuliah gue apa. Masak gue mendadak lupa gitu sama jurusan kuliah gue. Apa nggak bikin shock itu. Orangnya hanya bisa ketawa. Sumpah malu banget gue. Apalagi waktu gue salah ngambil charger dia terus gue masukin ke tas gue gitu aja karena gue saking paniknya dan pengin segera kabur dari tempat itu. Udah gitu waktu gue kembaliin charger dia, gue pakai mendadak sedikit terpeleset lagi.
Sumpah gue sampai pusing banget buat ngusir kebiasaan gue yang suka panik ini. kebiasaan gue yang suka grusa-grusu mesti gue musnahin dari hidup gue. Kalau nggak, maka akan semakin parah dan segala pekerjaan gue jadi berantakan nggak ada yang benar. Gue jadi nggak bisa berpikir dengan memaksimalkan kemampuan otak gue. Gue jadi mendadak “sak-sake” atau dengan kata lain kurang all out. Padahal gue tahu selama ini pekerjaan akan berakhir dengan bagus apabila dikerjakan dengan hati, proses yang baik dan benar, kepala dingin, serta hati yang tenang. Gue akuin kalau gue orangnya super duper persiapan. Segalanya akan gue persiapin matang-matang. Soalnya gue orangnya panikan. Makanya kalau ada pekerjaan tanpa persiapan, mendadak gue jadi kurang konsentrasi.
Okay deh mulai sekarang gue akan bersikap tenang. Beberapa udah gue temuin cara mengusir kepanikan dari beberapa sumber yang pernah gue baca sebelum ini. Dan cara untuk menghilangkan sifat panikan yang akan gue lakuin adalah:
1.       Menghirup nafas panjang
Menurut salah satu artikel yang pernah gue baca, menghirup nafas panjang bisa memberikan sugesti positif. Selain itu hati juga akan lebih tenang. Dengan begitu rasa panik akan sedikit berkurang.
2.       Menunggu hingga detak jantung kembali teratur
Setelah menghirup nafas panjang, tunggu hingga detak jantung kembali teratur. Karena jika belum teratur itu artinya hati masih panik. Saat detak jantung masih berdetak begitu kencang dan kita paksa untuk tetap melanjutkan pekerjaan hasilnya percuma dan kurang maksimal.
3.       Yakinkan diri untuk bisa
Tanamkan sugeti positif bahwa kita bisa. Sugesti bisa berpengaruh terhadap mental dan perilaku seseorang. Dengan yakin kita bisa hati pun akan sedikit tenang.
4.       Berdoa
Dengan berjuang yang sungguh luar biasa, percayalah keputusan ada di tangan Tuhan. Jadi meskipun kita bersusah payah untuk berusaha hingga menimbulkan kepanikan kalau Tuhan menentukan lain hasilnya juga akan lain. Cobalah untuk bersikap tenang dan yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik.
5.       Persiapan yang matang
Persiapan sebelum melakukan pekerjaan memang penting. Apalagi buat yang merasa gampang panik. Mudah panik disebabkan ketidakmampuan bekerja yang dipaksa dalam kurun waktu terbatas. Dengan persiapan yang lebih matang setidaknya telah diberikan jeda waktu untuk melakukan pekerjaan lebih panjang.
6.       Perhitungan waktu yang matang
Agar lebih efektif dan efisien, porsi waktu yang tepat untuk melakukan pekerjaan memang perlu. Atur mana pekerjaan yang membutukan waktu yang banyak dan mana yang tidak.
7.       Berlatih melakukan pekerjaan atas dasar waktu (time management)
Terlalu santai juga tidak dibenarkan. Terlalu praktis dalam bekerja sehingga hanya cukup membutuhkan waktu yang singkat juga tidak dibenarkan. Cobalah berlatih untuk melakukan pekerjaan selesai tepat pada waktunya. Pertama yang harus dilakukan adalah tentukan porsi waktu yang tepat, kemudian kerjakan dengan berusaha agar waktu yang tersedia segalanya tepat penuh sasaran. Fokus utama tetap pada hasil yang bagus bukan pada waktu sisa yang banyak. Jika perkejaan dapat selesai dengan baik dan waktu yang sisa lumayan banyak berarti telah berhasil dalam mengatur emosi dan ketenangan.
8.       Berpacu pada proses bukan pada hasil
Segalanya sudah jelas bahwa pekerjaan akan berhasil apabila terdapat proses yang baik. Orang-orang yang cenderung fokus pada hasil hanya akan menimbulkan cara berpikir instan dan kepanikan.
9.       Kualitas lebih penting dari pada kuantitas
Ingat pada dasarnya kualitas emang lebih penting daripada kuantitas. Jumlah pekerjaan dapat selesai dengan banyak namun tak berkualitas tinggi hanya akan percuma dan tidak menimbulkan kebanggaan tersendiri. Munculkan dalam pikiran bahwa meskipun pekerjaan hanya sedikit yang terselesaikan tapi berkualitas tinggi itu akan lebih baik. Tetapi yang perlu diingat ini bukan berarti menyuruh bekerja lelet. Tetapi tetap diusahakan agat bekerja tepat dan cepat.
10.  Teliti kembali pekerjaan setelah pekerjaan itu selesai
Jika masih ada sisa waktu cobalah untuk meniliti. Panik untuk berharap melakukan pekerjaan tercepat juga tidak bagus.

Segalanya membutuhkan porsi yang pas agar dapat berjalan efektif dan efisien. Memang yang diharapkan tetap bekerja cepat dan tepat. Untuk itu membutuhkan kemampuan time management yang bagus dan perhitungan waktu yang pas. Selain time management, fokus yang lainnya adalah masalah mengatur emosi dan tetap konsentrasi. Segalanya bukan kepanikan yang diperlukan. Pekerjaan akan berhasil bagus apabila dikerjakan dengan hati tenang dan pikiran cemerlang. Good job ya.

Okay terimakasih banyak gue sampaikan karena kalian telah menyisihkan waktu sedikit buat baca postingan gue kali ini meskipun sedikit curhat. Tak ada gading yang tak retak pasti banyak kesalahan dari postingan ini. Untuk itu gue minta maaf serta kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kebaikan gue dan postingan ini dan selanjutnya. Kalau ada unek-unek atau cara mengusir kepanikan yang lain bisa dishare di komentar ya biar yang lain juga lebih tahu. Bye..bye. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: