Minggu, 13 September 2015

Esai Pendidikan : Pro Kontra Kuota Bidikmisi

Esai Pendidikan : Pro Kontra Kuota Bidikmisi
          Istilah bidikmisi, mungkin telinga Anda sudah tidak asing lagi mendengar istilah ini. Apalagi ada anak, saudara, atau teman Anda yang mendapatkan beasiswa ini. Bidikmisi adalah beasiswa pendidikan dari dikti yang ditunjukan untuk anak miskin tetapi berprestasi. Sistemnya setiap mahasiswa akan digratiskan dari biaya semester sekaligus uang saku bulanan yang sering disebut living cost. Besar living cost akan berbeda tergantung kebijakan dari PTN atau PTS masing-masing.

          Syarat penerima bidikmisi salah satunya adalah penghasilan dari orang tua yang kurang tiga juta. Untuk itu salah satu berkas yang harus dikumpulkan saat mendaftar bidikmisi yaitu  surat keterangan penghasilan orang tua yang didapat dari pejabat daerah setempat. Ada pula berkas lain seperti surat pajak ataupun surat listrik.
          Maksud pemerintah memberikan beasiswa ini salah satunya yaitu memberikan kesempatan bagi mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi. Peserta bidikmisi dapat semakin leluasa menggapai asa yang mereka impikan. Peserta bidikmisi dapat lebih cerdas sehingga akan lebih luang memperoleh alternatif menggapai cita dan asa mereka. Namun selain manfaat yang diperoleh secara sempit, ada pula manfaat yang dapat dipetik dari sudut pandang luas. Dampak secara luas, beasiswa ini juga sebagai wujud investasi jangka panjang, khususnya human investment.
          Selama ini pemerintah lebih terfokus untuk memberikan bantuan kepada rakyat berupa subsidi BBM ataupun bantuan miskin berupa pasokan beras ataupun Bantuan Langsung Tunai. Pemberian bantuan dari pemerintah di bidang pendidikan mempunyai manfaat yang lebih besar mengingat kebutuhan Indonesia akan Sumber Daya Manusia berkualitas. Beasiswa dianggap menjadi jawaban akan kebutuhan ini. Beasiswa dianggap sebagai fasilitas bagi generasi muda untuk memperoleh pendidikan sehingga menjadikan mereka lebih berkualitas untuk menempuh kemajuan Indonesia.
          Pembangunan Indonesia dilakukan oleh manusia-manusia Indonesia yang akan lebih efisien jika dilakukan manusia berkualitas tinggi. Seiring perkembangan zaman dibutuhkan pembangungan yang cepat dan memiliki mutu yang tinggi sehingga semakin dibutuhkan pelaku-pelaku yang berjumlah banyak. Untuk itu dengan beasiswa pendidikan semacam ini diharapkan mampu menciptakan generasi-generasi berkualitas yang mampu membawa perubahan baik bagi Indonesia.
          Memang sudah selayaknya pendidikan yang baik bagi setiap bangsa sesuai tujuan nasional Indonesia untuk mencerdaskan bangsa. Banyak kontribusi nyata yang diwujudkan melalui beasiswa semacam ini. Bahkan jika ditelusuri, banyak prestasi-prestasi yang diraih universitas-universitas yang dibuat mahasiswa bidikmisi. Di samping tuntutan, motivasi dan kesadaran individu juga menjadi faktor penyebab prestasi-prestasi yang kian marak yang mereka ciptakan.
          Ada kenyataan bahwa uang yang berasal dari rakyat, seharusnya kembalinya pun ke rakyat dan memberikan manfaat pula ke rakyat. Seperti subsidi BBM atau pun bantuan sosial lainnya, beasiswa bidikmisi juga wujud pemerintah mengembalikan uang rakyat. Namun subsidi BBM dan bantuan sosial dirasa kurang efisien mengingat hanya rakyat tertentu saja yang merasakannya. Lain dengan beasiswa semacam bidikmisi ini. Meskipun secara kasat mata beasiswa ini juga hanya dirasakan rakyat-rakyat tertentu saja, namun dengan beasiswa ini diharapkan mampu menciptakan manusia-manusia unggul yang akan memberikan manfaat bersama bagi Indonesia di masa mendatang.
          Namun apakah semua mahasiswa bidikmisi memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa bidikmisi? Tentu saja tidak. Ada yang lupa bahkan tak sadar akan tanggung jawab yang dipikulnya sesuai kontrak bidikmisi saat perjanjian dilakukan. Bahkan ada suatu kondisi yang mengatakan bahwa semakin besar kuota bidikmisi maka semakin besar mereka yang lupa akan tanggung jawab.
          Tingginya kuantitas mahasiswa bidikmisi pun juga menurunkan kualitas pengelolaan bidikmisi di setiap PTN atau PTS. Salah satunya adalah salahnya sasaran bagi mereka yang seharusnya tidak mendapat bidikmisi justru mampu menikmatinya. Ini juga disebabkan karena kurangnya kualitas survei calon peserta bidikmisi yang dilakukan pengelola bidikmisi. Salah satu dampak salahnya sasaran bidikmisi yaitu meningkatnya gaya konsumtif yang dilakukan peserta bidikmisi yang lupa tanggung jawab. Uang yang seharusnya digunakan untuk biaya peningkatan mutu kehidupan khususnya taraf pendidikan justru digunakan untuk memenuhi gaya konsumtif yang kurang bermanfaat. Dan akhirnya ini akan merugikan negara mengingat uang yang digunakan berasal dari uang rakyat pula. Ini sudah bisa disebut sebagai korupsi kecil-kecilan.
          Beasiswa yang ditujukan untuk mahasiswa dari keluarga kurang mampu jurtru mereka gunakan untuk gaya hedonis dan seakan menjadi arena “gaya-gayaan”. Bahkan banyak kalangan mahasiswa yang tahu bahwa ada salah satu teman kulaih mereka yang mendapatkan beasiswa bidikmisi sedangkan sebenarnya mereka berasal dari keluarga orang kaya. Hanya karena alih-alih teman dan saling mengenal sikap tegas mereka hilang dan enggan melaporkan penylewengan beasiswa bidikmisi ini.
          Padahal di satu pihak ada teman mereka dengan kehidupan yang sederhana dan dari keluarga kalangan menengah ke bawah namun menjadi semakin berpenghasilan minim karena tidak mendapat beasiswa bidikmisi. Hal ini disebabkan karena mereka tidak lolos seleksi bidikmisi dan akhirnya harus membayar uang pendidikan serta uang kehidupan mereka yang akhirnya akan memotong penghasilan minim mereka. Lalu apa bedannya dengan bantuan pemerintah yang lain, seperti subsidi BBM dan bantuan sosial? Jika akhirnya harus melalui ketidakefisienan. Dan bagaimana kriteria sejati dalam seleksi bidikmisi jika masih ada yang salah survei semacam ini?

          Jika terjadi demikian Anda termasuk Pro atau Kontra? Lalu bagaimana solusinya?

          Memang beasiswa pendidikan, khususnya beasiswa bidikmisi merupakan program pemerintah yang bagus dalam rangka pembangungan sumber daya manusia berkualitas dan berguna bagi kemajuan Indonesia khususnya di masa yang akan datang. Namun semua itu diperlukan pengelolaan yang baik, baik dari di PTN maupun PTS. Hal ini menjadi kunci pada saat seleksi maupun pelaksanaan. Diperlukan sifat jeli pada saat survei dilaksanakan. Apakah dia layak atau tidak mendapatkan beasiswa bidikmisi. Juga dalam pengelolaan, diperlukan training penumbuhan karakter dan skill lain, serta motivasi secara berkala. Pemberian secara teratur living cost juga sangat diperlukan untuk menambah semangat mahasiswa bidikmisi. Juga diperlukan survei berkala pada saat monitoring dan evaluasi untuk mengetahui perkembangan lanjut dari mahasiswa bidikmisi.
          Peran seorang guru juga sangat diperlukan untuk mendahulukan mana siswa yang lebih butuh mendapatkan beasiswa dan mana yang tidak. Warga atau tetangga calon peserta bidikmisi juga harus terbuka dalam memberikan gambaran sejujurnya berkenaan mahasiswa tersebut.

          Namun yang perlu diketahui adalah semua itu menjadi kunci dari mahasiswa yang memperoleh beasiswa bidikmisi itu sendiri. Dibutuhkan sifat sadar dan bertanggung jawab akan kewajiban menjadi mahasiswa bidikmisi. Semua itu tak terlepas dari rasa semangat dan motivasi yang ada.

Tidak ada komentar: